part - 21

730 38 2
                                    

Langkah Fira terhenti saat melihat sebuah motor sport berhenti di depan gerbang sekolah. Tapi bukan itu yang Fira pikirkan, tapi orang yang mengendarainya lah.

"Kak Mirza nungguin siapa?" tanya Fira kepada pemilik motor mewah itu.

"Kamu."

"Aku." tunjuk Fira pada dirinya. Mirza mengangguk pasti.

"Duh kakak gak usah repot-repot kak. Kakak udah sering anter aku pulang." jelas Fira.

"Gak boleh yah?"

"Bu..bukan gitu kak, aku gak enak aja."

"Gak papa kok Ra, malah aku seneng." jawab Mirza pasti, membuat Fira kebingungan.

"Gimana yah kak?"

"Gak usah gak enak gitu Ra. Ayo, aku udah nungguin daritadi loh."

"Beneran?" Mirza mengangguk mantap.

"Ya udah deh." Mirza tersenyum penuh kemenangan.

"Pegangan dong Ra." ujar Mirza saat tak merasa tangan Fira di kedua sisi tubuhnya. Fira pun menyampirkan kedua tangannya, dan mencekal jaket Mirza.

"Pegangan yang erat juga boleh kok." Fira langsung memukul kecil bahu Mirza.

"Sakit Ra." keluh Mirza.

"Siapa suruh kakak modus." Mirza tertawa ringan menanggapinya.

- - - - - -

"Tunggu sebentar Ra." cegah Mirza saat Fira akan masuk ke dalam rumah.

"Ada apa kak?"

"Besok malam, kita malmingan yuk." ajak Mirza.

"Malmingan?" tanya Fira mengulangi ajakan Mirza.

"Iyah."

"Malmingan buat apa kak? Kayak orang pacaran aja, kita kan gak pacaran?"

"Ya gak papa. Emang malmingan buat yang pacaran aja, yang lagi proses kan bisa."

"Maksud kakak?" Mirza menyadari ucapannya, dan menjadi sedikit salah tingkah.

"Maksud aku, kita jalan-jalan biasa aja. Kamu mau gak?" Fira berpikir sejenak.

"Boleh kak."

"Jadi kamu mau?"

"Iya." Mirza merasa senang Fira mau menerima ajakannya. Hingga membuat Mirza langsung tersenyum cerah.

"Kalau gitu aku pamit Ra. Sampai ketemu besok malam."

"Besok pagi kita juga ketemu loh kak. Kan kita satu sekolah."

"Iya sih. Tapi kan beda Ra, kalau besok malam spesial." jawab Mirza.

"Terserah kakak aja."

- - - - - -

Hari yang dinantikan Mirza akhirnya pun tiba. Dari beberapa menit yang lalu Mirza sudah menunggu Fira di luar rumah. Bukannya Mirza tidak ingin minta ijin ibunya Fira. Tapi Fira lah yang memintanya untuk menunggu saat Mirza mengirim pesan.

"Maaf kak, nunggu lama yah." Mirza mendongakan kepalanya, dan bertatapan langsung dengan mata coklat madu milik Fira. Mirza meneliti penampilan Fira, yanf hanya mengenakan celana jeans hitam beserta hoodie biru. Menambah kesan lucu bagi Fira.

"Kakak kenapa senyum-senyum?" tanya Fira melihat Mirza.

"Kamu lucu." Fira mengernyitkan dahinya bingung.

"Lucu darimana sih kak. Biasa aja."

"Kamu lucu sama imut. Aku suka." meskipun Fira masih mengenakan kacamata. Tak membuat Mirza berhenti menatapnya.

Zhafira (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang