part - 12

922 56 0
                                    

Sebelum berangkat sekolah, Fira menyempatkan diri untuk melihat keadaan Adik kecilnya.

Cklek

Fira dengan hati-hati membuka pintu, agar tidak membuat Anna terbangun. Fira duduk di pinggiran kasur. Fira mengulurkan tangannya untuk memeriksa keadaaan Anna.

"Alhamdulillah, panasnya udah mulai turun." batin Fira seraya bernapas lega.

Saat Fira tengah menatap Anna, tak lama Anna mulai menggerakan kelopak matanya.

"kakak." lirih Anna.

"Dek jangan dulu bangun, kamu istirahat aja lagi." cegah Fira saat melihat Anna mencoba bangun.

"Tapi Kak, Anna kan harus sekolah." ujar Anna.

"Kamu jangan dulu sekolah Dek, hari ini kamu ijin dulu. Nanti Kakak kasih tau temen kamu supaya bilang sama Bu guru." jelas Fira.

"Gitu yah Kak."

"Iya Sayang, kamu harus sembuh dulu, baru boleh sekolah." Anna hanya mengangguk kecil mendengar ucapan Fira.

"Kamu lapar gak Dek? Mau Kakak bawain makan gak ke sini?" tawar Fira.

"Gak usah Kak. Nanti Anna ambil sendiri aja."

"Ya udah, kalau gitu Kakak berangkat sekolah dulu Dek." Fira mencium puncak kepala Anna sebelum menghilang dari balik pintu.

- - - - - -

Begitu tiba di dalam kelas Fira melihat Kia tengah duduk manis sembari memainkan ponsel.

"Kia" ucap Fira menyentuh bahu temannya.

"Ayam eh ayam." Fira terkikik geli melihat Kia yang kaget karenanya.

"Fira kamu kok ngagetin, kapan kamu nyampe? Kok aku gak tau." cerocos Kia.

"Yaa siapa suruh sibuk main hp."

"Hehe" Kia hanya menyengir kuda.

"Oh iya Ki, aku mau ngomong nih sama kamu." ujar Fira sembari duduk di bangku sebelah Kia.

"Ngomong apaan Ra? Jangan bikin penasaran deh."

"Penasaran apa sih Ki, orang aku gak bakal ngomong macem-macem."

"Ya terus mau ngomong apa?"

"Emm kamu punya uang 50 ribu gak?" tanya Fira dengan nada penuh hati-hati.

"Ada sih Ra. Emang buat apa?" Kia yang penasaran pun membalikan tubuhnya menghadap Fira.

"Itu aku boleh pinjem gak, nanti aku bayar kok kalau ada uang."

"Jawab dulu Ra, uangnya buat apa?" Fira melihat ke sana kemari, untung saja orang-orang yang tadi ada di kelas malah pergi keluar.

"Buat Kak Elang Ki."

"Maksud kamu?" Kia kebingungan mendengar ucapan Fira.

"Sebenarnya aku punya utang sama Kak Elang Ki, jadi kemarin tuh Adek akukan sakit. Pas aku mau beli obat ketemu Kak Elang di jalan. Jadi ya gitu dia anterin aku sampe Apotek dan malah dia yang bayarin." jelas Fira.

"Kamu cuman butuh 50 ribu Ra?"

"Iya Ki. Harga obatnya sih 150 ribu, tapi aku cuman ada 100 ribu. Jadi aku mau pinjem sama kamu."

"Aku ada kok. Kamu tenang aja Ra."

"Makasih ya Ki, nanti aku bayar kok kalau ada uang. Aku aja hari ini gak jualan soalnya uangnya gak ada."

"Santai aja kali Ra, kayak sama siapa aja." Kia pun menyodorkan uang 50 ribu kepada Fira.

- - - - - -

Sepulang sekolah Fira mengedarkan pandangannya ke sana kemari mencari seseorang. Fira tersentak melihat orang yang di carinya ternyata sedang melangkah menuju gerbang sekolah. Fira berlari menyusulnya.

"Kak tunggu" teriak Fira mengejar orang itu. Yang tak lain Elang juga ada Mirza di sebelahnya. Mirza yang menyadari ada yang memanggil segera menengok ke belakang.

"Fira" ujar Mirza yang membuat Elang ikut memberhentikan langkahnya. Napas Fira ngos-ngosan begitu berdiri di dekat kedua Kakak kelasnya itu.

"Kamu ngapain lari-lari Ra?" tanya Mirza.

"A..ku..ma..u bicara sama Kak Elang." ujar Fira dengan napas tersegal. Elang yang mendengarnya hanya menaikan satu alisnya.

"Lo mau ngapain?" tanya Elang.

"Bentar Kak." Fira mengambil sesuatu di dalam saku seragamnya.

"Ini Kak." Fira menyodorkan uang kepada Elang.

"Apa?"

"Ini aku mau balikin uang Kakak yang aku pinjem kemarin." jelas Fira.

"Kemarin?" kini Mirza yang kebingungan mencerna ucapan Fira.

"Gak perlu." ucap Elang dingin.

"Kak jangan gitu, aku gak mau punya utang sama orang lain. Kemarin Kakak udah baik kasih aku pinjem uang buat beli obat. Aku mau ganti Kak." jelas Fira yang membuat Mirza kini memahami maksud dari Fira.

"Gue bilang gak perlu." tegas Elang. Sedangkan Fira mencari cara agar Elang mau mengambil uang itu. Akhirnya Fira pun dengan tiba-tiba memberikan uang itu kepada Mirza, dengan memaksa tangan Mirza agar terbuka dan menyimpan uangnya.

"Kak Mirza ini aku titip aja sama Kakak. Karena Kak Elang gak mau nerima. Aku minta tolong sama Kakak yah, kakak aja yang kasih." setelah mengucapkan itu Fira berlalu begitu saja.

"Fira..Ra.." teriak Mirza, namun Fira tak mendengarnya.

"Lang?" tanya Mirza melihat Elang.

"Apaan?"

"Nih uang lo."

"Buat lo aja."

"Ya udah deh. Lumayan dah." Elang hanya diam tak menanggapi.

"Eh tunggu Lang." cegah Mirza saat Elang akan berlalu.

"Apasih Za."

"Jadi lo kemarin ketemu Fira?" tanyanya.

"Menurut lo."

"Kok gue ngerasa lo beda yah Lang."

"Beda gimana?"

"Gue ngerasa lo itu kayak ada sesuatu sama Fira. Lo kayak orang yang mau lindungin dia. Lo gak suka sama dia kan?" tanya Mirza penuh selidik.

"Gue...," Mirza menunggu jawaban Elang. "Gue kira lo tau jawabannya Za." lanjut Elang.

"Gue bingung Lang. Gue juga berpikir gak mungkin lo suka sama dia, secara dia bukan tipe lo. Tapi yang gue liat bikin gue bingung Lang."

"Gue gak suka sama dia Za."

"Baguslah kalau lo gak suka." Mirza menghembuskan napas lega.

"Bagus? Maksud lo?"

"Eh gak kok. Nanti lo juga tau" Mirza malah tersenyum penuh arti. Bukannya menjawab pertanyaan Elang.

"Dia kenapa?" batin Elang melihat Mirza.

"Lang ayo cepet, lo gak mau balik?" teriak Mirza membuat lamunan Elang buyar.

"Iya bentar." teriak Elang dan mengejar Mirza yang berjalan jauh di depannya.

*******

Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote+komennya supaya aku bisa cepet update lagi😊

Bandung, 21 Mei 2020

21.20

Ys.

Zhafira (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang