part - 20

944 44 1
                                    

Sesuai dengan ucapannya, hari inj Fira akan pulang bersama Elang, si kakak kelasnya. Fira menunggu di depan gerbang, Fira tidak merasa cemas jikalau ada orang yang melihatnya, toh semua siswa telah pulang. Hingga suara deruman motor membuat kedua mata Fira tertuju padanya.

"Naik!" suruh Elang disertai kode matanya. Fira mengangguk, tapi saat akan naik Fira sedikit merasa kesusahan. Fira bingung bagaimana mengatakannya kepada Elang. Alhasil Fira hanya terdiam sembari melirik Elang takut-takut.

"Pegang pundak gue!" Elang seakan tau masalah Fira, dengan mengambil napas Fira pun naik disertai pegangan kuat pada pundak Elang. Kedua tangan Fira saling bertautan karena merasa canggung.

"Pegangan!" titahnya lagi. Karena tau Elang tidak bisa dibantah, akhirnya Fira memegang kedua sisi jaketnya.

"Di sini!" ujar Elang sambil membawa kedua tangan Fira agar memeluknya.

- - - - -

"Kakak mau mampir dulu?" tanya Fira saat sampai di depan rumahnya.

"Hm."

"Apa artinya itu?" pikir Fira.

Elang lalu membuka helmnya, membuat pertanyaan Fira terjawab.

"Assalamualaikum." ucap Fira saat membuka pintu. Tak lama Anna berlari menemuinya.

"Dek jangan lari-lari gitu, nanti bisa jatuh!" peringat Fira.

"Maaf kak" ujar Anna. Lalu Anna melihat Elang yang berdiri di belakangnya.

"Eh ada kak Elang, kakak apa kabar?" tanya Anna menghampiri Elang.

"Baik, kamu?" tanya Elang balik.

"Anna baik kak, Anna seneng kakak main lagi ke sini." celoteh Anna yang disambut senyuman oleh Elang.

"Eh kak, ayo duduk dulu" Fira hampir saja lupa mempersilahkan Elang untuk duduk. Fira tersenyum tipis saat Elang malah asik melihat sekeliling rumahnya.

"Apa?" tanya Elang seakan tersadar.

"Duduk dulu kak." Elang mendudukan tubuhnya di sofa sederhana yang Fira miliki.

"Maaf yah kak, kalau kurang nyaman. Emang begini kondisi rumah aku." Fira tersenyum kecil.

"Gak papa."

"Ini kak." Anna menyodorkan segelas air putih kepada Elang. Fira tidak menyadari kalau tadi adiknya pergi untuk mengambil minuman.

"Makasih cantik." Elang tersenyum lepas kepada adiknya. Fira sampai berpikir, apakah itu Elang kakak kelasnya? Yang selalu bersikap dingin?, entah kenapa Fira merasa akhir-akhir ini selalu melihat Elang tersenyum secara langsung, membuat hatinya berdetak kencang.

"Adek udah makan?" tanya Fira, untuk mengalihkan pikirannya dari Elang.

"Belum kak, tapi Anna laper kak."

"Adek mau makan apa?"

"Anna mau omelet kak."

"Ya udah kakak buatin, kak Elang gak papa nunggu?" Fira pikir Elang akan menjawab ingin pulang, tapi malah mengangguk kecil. Bukannya Fira tidak suka, tapi Fira merasa canggung bila di dekat Elang.

"Bentar dek, kakak ganti baju dulu."

"Oke kak." Fira meninggalkan Elang bersama Anna. Yang terakhir Fira dengar Elang meminta Anna agar duduk di dekatnya. Mungkin Elang merasa bosan, dan ingin bermain bersama adiknya.

- - - - - -

Tangan lihai Fira memotong sayuran dengan cepat. Tanpa Fira sadari kegiatannya itu tak luput dari pandangan Elang. Barulah saat tak sengaja ia melihat ke samping, Elang menatapnya dengan intens. Membuat Fira berhenti memotong. Untung saja tangan Fira tidak terluka.

Zhafira (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang