Bel istirahat berbunyi.
Semua Siswa berhamburan keluar dari kelas. Seperti Fira dan Kia yang tengah berjalan menuju kantin, guna mengisi perutnya.
"Kamu mau pesen apa Ra? Biar sekalian aku pesenin?" tanya Kia setelah mereka duduk dengan nyaman di bangku kantin.
"Bakso sama air mineral aja Ki." jawab Fira.
"Oke." Kia pergi meninggalkan Fira.
Setelah beberapa saat, Kia datang dengan membawa dua mangkuk di kedua tangannya.
"Ini Ra." Kia menyodorkan mangkuk yang berisi bakso pesanan Fira.
"Bentar Ra. Aku ambil airnya dulu." Kia pergi kembali guna membawa air mineralnya.
"Makasih ya Kia. Maaf jadi ngerepotin." ujar Fira setelah Kia duduk di hadapannya.
"Iya Ra. Santai aja kali, kayak sama siapa aja."
Saat mereka tengah menikmati makanan mereka dengan penuh nikmat. Terlihat dari kejauhan sekelompok gadis menghampiri mereka. Dan tanpa di duga salah satu dari mereka menggebrak meja dengan keras. Hingga membuat Fira dan juga Kia tersedak. Mereka menoleh untuk melihat si pelaku yang ternyata geng Felycia.
"Lo apa-apaan sih!" Kia berdiri karena tak terima dengan ulah Felycia yang tidak sopan.
"Lo berani sama Felycia, hah?" ujar seseorang di belakang Felycia yaitu Nesya dan Diana.
"Dasar adik kelas gak berguna. Gak sopan banget lo sama kakak kelas." ujar Felycia sinis.
"Jangan lo pikir karena lo kakak kelas gue harus patuh sama lo. Harusnya lo mikir, jadi kakak kelas lo juga harus punya sopan santun." jawab Kia lantang.
"Lo... Berani banget sama gue." tunjuk Felycia. Keadaan kantin seketika menjadi heboh melihat kegaduhan yang terjadi.
"Terus maksud lo apa menggebrak meja? Lo gak liat ada yang lagi makan."
"Gue cuman mau kasih si cupu pelajaran. Karena kelakuan dia tadi pagi." Felycia menatap tajam Fira yang diam menyaksikan kejadian itu.
"Aku minta maaf. Karena tadi pagi." ujar Fira tiba-tiba.
"Ra kamu jangan minta maaf terus. Kejadian itukan gak disengaja." bela Kia melihat Fira menundukan kepalanya.
"Emang yah dasar cupu, bisanya cuman minta maaf doang. Gue muak tau liat muka jelek lo di sekolah ini." ucap Felycia tanpa hati.
"Lo...,"
"Udah Ki. Emang tadi aku yang salah kok."
"Fira tapi...,"
"Mending kita pergi aja yuk. Gak enak diliatin banyak siswa." ajak Fira karena tak nyaman dengan tatapan orang-orang.
"Kamu duluan aja Ra. Aku mau bayar dulu Bu kantin." Fira mengangguk dan berlalu begitu saja. Fira sekuat tenaga menahan air matanya agar tak jatuh. Fira berjalan tergesa-gesa untuk segera menuju kelasnya. Karena terburu-buru Fira tidak melihat ada seseorang juga yang berjalan berlawanan arah dengannya.
Bruk.
Fira hampir kehilangan keseimbangannya begitu merasa menubruk sesuatu yang sangat keras. Untung saja orang yang di depannya dengan sigap menarik pinggangnya hingga kedua tangan Fira bertopang di kedua bahunya. Fira terlihat mencoba mengatur napasnya. Begitu dirasa tenang, Fira menoleh ingin melihat siapa orang tersebut. Fira membulatkan matanya seketika. Dan dengan perlahan melangkah mundur.
"Kak Elang." lirih Fira melihat orang itu ternyata senior yang begitu dikagumi seisi sekolah. Fira merasa jantungnya berdegup sangat kencang. Fira menunduk tak berani menatap Elang.
"Lo hati-hati dong kalau jalan. Emang lo mau kemana sampe terburu-buru kayak gitu."
"Maaf kak." cicit Fira ketakutan.
"Lo bisa enggak jangan nunduk mulu. Gak sopan banget. Harusnya lo kalau mau minta maaf langsung tatap matanya."
Dengan mengumpulkan keberanian, Fira mencoba mengadahkan wajahnya.
Deg.
Mata sayu Fira bertemu dengan mata tajam milik Elang. Seketika Fira terlena dengan makhluk ciptaan Tuhan yang satu ini. Begitu dekat, sampai Fira merasa ini mimpi bisa melihat Elang dari jarak yang begitu dekat. Seakan tersadar Fira menggeleng pelan.
"Maaf kak, aku gak sengaja." ucap Fira menatap Elang.
"Emang lo mau kemana terburu-buru gitu." Elang meneliti wajah Fira. Elang tidak bodoh untuk bisa melihat mata Fira yang terlihat berkaca-kaca.
"Aku...," Fira mencoba mencari jawaban yang tepat untuk menjawab pertanyaan Elang. Sampai seseorang menghampirinya dan menepuk bahunya.
"Ra kamu masih di sini." Fira bernapas lega melihat keberadaan Kia di sampingnya.
"Eh ada kak Elang." ujar Kia melihat Elang ada di hadapan sahabatnya. Sedangkan Elang hanya menaikan satu alisnya.
"Ayo Ra. Katanya tadi mau ke kelas." ajak Kia karena tau bahwa saat ini Fira tak nyaman berada di dekat Elang. Seolah aura intimidasi Elang membuat sahabatnya ini sukses kebingungan.
"Eh iya Ki."
"Ya udah yuk." Kia menarik tangan Fira menjauhi Elang. Yang hanya membuat Elang menaikan bahunya acuh. Dan berjalan kembali dengan santai menuju tempat tujuannya.
*****
Jangan lupa tinggalkan
Vote+komennya yah.
Supaya aku bisa cepet update lagi.Bandung, 01 Maret 2020
20.30
Ys.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zhafira (End)
Teen FictionZhafira Qalesya, gadis cantik yang berpenampilan layaknya seorang kutu buku di hadapkan dengan Elang Damara Dirgantara, cowok most wanted di sekolahnya. Yang begitu banyak di puja oleh kaum hawa. Hingga akhirnya percikan cinta mulai mereka rasakan...