Part - 47

805 33 2
                                    

Elang memilih untuk sarapan pagi di dalam kamar setelah memesannya, begitu habis mereka bersiap menuju tempat meeting akan dilaksanakan. Sesampainya di perusahaan Brawijaya Group ternyata sudah ada beberapa orang di ruangan meeting. Mereka pun memulainya.

Selama beberapa jam meeting baru selesai, semuanya berjalan dengan lancar. Langsung saja mereka kembali menuju hotel setelah melaksanakan tujuan mereka berada di tempat ini.

"Apa kita akan pulang sekarang pak?" Tanya Fira begitu pintu kamar tertutup.

"Kata siapa? Memangnya aku bilang aku pulang sekarang? Tidak kan?" Jawab Elang santai dan duduk di sofa, menyenderkan tubuhnya.

"Urusan bapak di sini kan udah selesai." Fira berdiri di hadapan Elang.

"Udah deh kamu ikutin perintah aku aja. Daripada ngomel terus mending kamu ganti baju sana." Perintah Elang.

"Loh kenapa pak?" Ujar Fira protes.

"Kamu banyak tanya tau gak, udah sana ganti, aku mau ajak kamu ke luar." Jawab Elang semakin membuat Fira bingung.

"Saya gak mau." Ucap Fira enteng. Elang langsung menegakan tubuhnya.

"Kamu mau aku tinggal sendiri?" Tanya Elang berniat menakuti Fira agar mengikuti keinginannya.

"Tinggal aja. Saya gak masalah di sini sendiri." Kini Elang mulai kesal mendengar jawaban Fira.

"Pokoknya gak ada bantahan! Mau atau tidak mau kamu harus ikut! Saya bos kamu Fira!" Ancam Elang. Fira menatap Elang tajam menunjukan kemarahannya yang tertahan. Dengan kasar Fira meninggalkan Elang untuk berganti pakaian.

"Dasar bos rese, egois, sombong, maunya menang sendiri!" Gerutu Fira sebelum memasuki kamar mandi.

"Aku bisa mendengarnya Fira." Ujar Elang melihat kepergian Fira.

"Bodo amat!" Fira sedikit membanting pintu kamar mandi. Elang malah tertawa kecil melihat tingkah Fira sekretarisnya itu.

"Bagus, tunggu sebentar aku akan berganti pakaian dulu. Jangan lupa bawa baju ganti juga." Ujar Elang setelah Fira keluar dari kamar mandi.

"Sebenernya ini mau kemana sih pak, harus bawa baju ganti juga." Fira tidak bisa untuk tidak protes dengan sikap Elang yang seenaknya. Tapi Elang malah menghiraukannya begitu saja. Fira mencoba menghela napas mengontrol emosinya.

Selama di perjalanan mereka tidak saling berbicara, hanya ada suarana musik yang Elang setel untuk menghilangkan kebosanan mereka. Elang memarkirkan mobilnya begitu sampai.

"Pak ngapain kita ke sini?"

"Apalagi kalau bukan menikmati pantai. Ini bali Fira, tidak seru kalau kita melewati pantai." Elang melepas sabuk pengaman begitu pun Fira.

"Ayo!" Ajak Elang.

"Sa..,"

"Ayo Fira.." Elang langsung menggandeng tangan Fira untuk mengikutinya.

"Lihat! Indah bukan?" Kini di depan mereka terpampang pemandangan pantai yang begitu indah. Deru ombak yang menyapa, angin yang berhembus, membuat Fira tanpa sadar mulai mengembangkan senyumnya. Fira melihat sekitarnya, banyak orang yang berkunjung. Mulai dari warga lokal sampai turis mancanegara.

"Lepas sepatu kamu!" Perintah Elang yang juga mulai melepaskan sepatunya.

"Tapi pak, nanti kalau ilang gimana."

"Fira itu bukan masalah besar buat aku. Lagian aku bisa beli dengan tokonya buat kamu." Fira mencebik kesal dengan kadar kesombongan Elang. Mereka melepaskan sepatu yang menjadi alas kaki mereka. Sekarang mereka merasakan sensasi pasir putih yang mereka injak. Pantai bali memang sangat indah. Fira merasa sangat bahagia sampai ia tersadar karena siapa perasaan bahagia itu muncul. Fira menatap Elang yang juga menatapnya.

Zhafira (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang