part - 16

829 46 1
                                    

Fira terlihat kebingungan melihat tumpukan baju di dalam lemarinya. Fira sampai mengeluarkan satu persatu baju yang dianggapnya bagus. Tapi tak lama ia kembali memilih dan meletakan baju yang ia keluarkan di atas tempat tidur. Fira berkacak pinggang sambil berpikir,

"Aku harus pakai baju apa? Aku jadi bingung harus bagaimana?" pikir Fira.

"Fira tenanglah. Kenapa kamu harus panik? Kak Elang kan cuman ngajakin keluar. Kenapa harus sampe bingung gini? Dia bukan ngajak kamu kencan, oke. Tenanglah Fira." batinnya

Akhirnya Fira memutuskan untuk memakai setelah biasa yang ia pakai. Hanya celana jeans dan kemeja yang panjang tangannya seperempat dan berwarna biru. Warna kesukaan Fira.

Setelah bersiap Fira mulai berdandan. Fira hanya memakai bedak biasa serta sedikit memoleskan lipbalm pink di bibirnya. Fira tidak seperti gadis pada umumnya yang menghabiskan uang banyak hanya untuk kecantikannya. Fira lebih suka dandanan yang natural saja. Karena sebenarnya Fira sudah cantik walau tak memakai apapun. Setelah melihat penampilannya, Fira kembali memakai kacamatanya. Padahal tidak memakai kacamata saja Fira sudah terlihat sangat cantik. Tapi ya bagaimana lagi, itu sudah menjadi keinginannya. Dan anehnya lagi kenapa orang-orang benci melihat penampilan Fira yang lebih mengarah kepada cupu. Padahal jika di lihat-lihat tidak ada yang salah. Lihatlah sekarang, bukankah Fira terlihat cantik walau rambutnya ia kepang. Fira hanya menepang rambutnya satu bagian penuh seperti biasa.

Tanpa Fira sadari Kirana sudah berdiri di ambang pintu melihatnya. Karena tak di kunci Kirana mendekati Fira tanpa ia sadari.

"Kamu mau kemana?" tanya Kirana persis di belakang Fira. Fira sedikit terkejut melihat pantulan Ibunya di depan cermin.

"Ibu, ngagetin aja." Fira berbalik memandangi sang Ibu.

"Mau kemana?"

"Temen aku ngajakin keluar bu, gak papa kan?" tanya Fira dengan nada hati-hati yang membuat Kirana menaikan satu alisnya.

"Sama siapa?" Fira hanya diam saja untuk beberapa saat.

"Mirza?" tebak Kirana.

"Bu..," ucapan Fira terhenti begitu terdengar suara ketukan pintu.

"Ibu aja yang buka, kamu lanjutin aja siap-siap!" titah Kirana meninggalkan Fira.

- - - - -

"Kamu udah siap?" tanya Elang melihat Fira berdiri di depannya. Elang langsung beranjak dari duduknya setelah Fira menganggukan kepala.

"Baiklah tante, kami berangkat kalau begitu." pamit Elang kepada Kirana yang sedari tadi menemaninya mengobrol selagi menunggu Fira. Dan juga si kecil Anna yang duduk di pangkuan Kirana. Kirana menurunkan Anna dari pangkuannya dan ikut berdiri.

"Ya sudah, kalau begitu nak..." Kirana terlihat berpikir,

"Elang tante." ujar Elang mendahului.

"Ya nak Elang, hati-hati di jalan jangan lupa jagain juga Firanya yah!" goda Kirana dan melihat putrinya yang hanya tertunduk malu.

"Tentu tante, saya akan menjaganya. Kalau begitu kami permisi, dah Anna." Elang melambaikan tangannya kepada Anna yang masih duduk di sofa.

"Dah Kak Elang yang ganteng." sapa Anna antusias.

- - - - -

"Kenapa kita ke sini kak?" tanya Fira saat Elang memberhentikan motor sportnya di depan restoran yang sangat besar. Yang sekarang ada dalam pikiran Fira hanya satu, pasti di sini mahal. Fira melihat ragu kepada Elang.

"Kak kita balik aja yah, jangan ke sini." Elang mengerti kegundahan yang Fira rasakan. Yang membuat Elang langsung menahan tangannya dan ia genggam begitu erat.

Zhafira (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang