Beberapa bulan kemudian
Fira berlarian menuju rumah sakit terdekat di rumahnya. Dengan tergesa Fira menghampiri tempat resepsionis.
"Mbak pasien yang baru mengalami kecelakaan ada di ruangan mana?" Tanya Fira mencoba mengatur napasnya.
"Oh ada di ruang UGD Mbak." Fira segera berlari menuju tempat yang di maksud. Saat ini Fira begitu mencemaskan keadaan Ibunya. Setelah mendapat kabar bahwa Ibunya mengalami kecelakaan saat pulang bekerja Fira segera bergegas. Kirana di duga korban tabrak lari sebuah mobil.
Fira menunggu dokter yang sedang memeriksa Ibunya.
Cklek.
"Dok gimana keadaan Ibu saya?" Tanya Fira menanti jawaban. Dokter itu menatap Fira sendu dan tidak menjawab pertanyaannya.
"Dok gimana Ibu saya?" Fira mengulanginya dengan meninggikan nada suaranya.
"Maaf Mbak keadaan pasien sangat kritis. Di karenakan benturan yang sangat keras sehingga pasien kehilangan banyak darah." Fira terdiam. Dunianya seakan berhenti mendengar pernyataan dokter.
"Anda berbohong. Ibu saya baik-baik aja kan." Dokter hanya bisa menggeleng lemah dan berlalu meninggalkan Fira. Dengan cepat Fira masuk dan melihat keadaan Ibunya yang kritis. Kirana terbaring lemah yang membuat Fira semakin merasa tercabik. Fira berjalan menghampiri Kirana.
"Bu ini Fira. Ibu harus bangun bu. Fira mau Ibu sembuh." Fira memegang erat tangan Ibunya dan menciumnya berkali-kali.
"Fira mohon bu..jangan seperti ini, Fira gak sanggup bu.." Fira menangis dan menyembunyikan wajahnya di kedua tangan Kirana. Fira merasakan tangan Kirana bergerak kecil dalam genggamannya.
"Ibu sadar..Fira panggil dokter dulu bu." Gerakan Fira di hentikan oleh Kirana.
"Gak perlu nak." Ucap Kirana lemah.
"Fira harus..,"
"Dengerin Ibu," potong Kirana. "Ibu mau kamu jagain Ana menggantikan Ibu." Lirih Kirana.
"Ibu bicara apa? Kita akan jagain Ana sama-sama bu. Fira mohon jangan bicara kayak gini. Jangan membuat Fira takut bu." Tangis Fira pecah. Kirana dengan tangan lemahnya menghapus air mata yang mengalir membasahi kedua pipi putrinya.
"Jangan nangis sayang. Fira yang Ibu kenal sangat pemberani. Fira maukan berjanji pada ibu. Fira harus jadi anak yang kuat supaya bisa jagain adik kamu. Ibu ingin kamu selalu bahagia sayang walau tanpa Ibu di samping kamu." Fira memeluk Kirana dengan erat seraya menggeleng pelan.
"Fira harus janji sama Ibu." Ujar Kirana.
"Fira janji bu."
"Makasih sayang."
"Fira sayang Ibu." Ujar Fira semakin memeluk Kirana.
"Ibu juga sa..ya.ng..fi..ra.."
Tit..tit..
Bersamaan dengan itu alat monitor berbunyi. Mata Kirana terpejam dan kedua tangan yang memeluk Fira terkulai lemas di kedua sisi tubuhnya.
"Ibu..bangun bu..jangan membuat Fira semakin takut bu." Fira mengguncangkan tubuh Kirana yang diam membeku. Tapi nihil tidak ada pergerakan sama sekali dari Kirana.
"Bu jangan tinggalin Fira..Fira sayang Ibu..ibu..." Fira menangis histeris.
"Dokter..." Teriak Fira
"Bu..Fira mohon bu..." Karena dokter tak kunjung datang Fira berlari keluar mencarinya.
"Sebentar, biar saya periksa." Fira menanti jawaban dokter yang sedang memeriksa.
"Maaf Mbak, Ibu anda telah tiada."
Hati Fira hancur berkeping-keping mendengarnya. Dunia Fira rasanya runtuh dalam sekejap. Untunglah Fira masih bisa menahan keseimbangan tubuhnya untuk tidak terjatuh.
"Gak mungkin, anda pasti salah. Ibu saya masih hidup.." Fira kembali memegang tangan Kirana.
"Harap bersabar Mbak." Dokter keluar meninggalkan Fira.
"Kenapa bu..kenapa Ibu ninggalin Fira..Ibu ninggalin Fira sendirian di sini..Fira harus bilang apa sama Ana bu.."
- - - - - -
Semua berlalu dengan begitu cepat, proses pemakaman Kirana berjalan dengan lancar. Kia dan Mirza datang untuk berbela sungkawa dan memberi Fira semangat. Fira bersyukur karena masih ada orang yang peduli padanya. Setelah semuanya selesai Fira bergegas masuk ke dalam kamarnya. Fira terduduk lemas di lantai dengan air mata yang bercucuran. Rasanya terlalu cepat Kirana pergi meninggalkannya. Padahal baru kemarin mereka tertawa bersama-sama. Sekarang tawa itu akan sangat Fira rindukan.
"Kita punya harapan bersama bu. Tapi Ibu malah pergi menyusul ayah dan meninggalkan Fira sendiri," Fira memegang dadanya yang terasa begitu sakit.
"Kenapa engkau mengambil orang-orang yang aku sayangi. Pertama Ayah, Kak Elang, lalu Ibu. Apa aku tidak berhak bahagia.." Fira semakin menangis. Fira menekuk kakinya dan menyembunyikan wajahnya.
"Kakak.." Fira mendongakkan wajahnya mendengar panggilan itu. Ana menghampirinya dengan tatapan polosnya itu. Tapi terlihat bekas air mata yang kering di pelupuk matanya.
"Ibu kemana kak? Ibu pergi?" Pernyataan polosnya itu membuat Fira semakin merasa sakit. Ia tidak kuat menahannya. Fira memeluk Ana.
"Kak.." lirih Ana ikut menangis.
"Ibu pergi ke tempat Ayah kan? Ibu gak bakal kembali lagi seperti Ayah?" Fira menangkup wajah Ana.
"Ibu udah tenang sayang. Di sini masih ada kakak yang bakal jagain kamu..kamu sayang sama kakak kan?" Ana mengangguk dan Fira kembali memeluknya.
"Aku harus kuat seperti janji yang aku buat untuk Ibu..Demi Ana adikku.." Fira mencium kening Ana berkali-kali.
"Kamu sumber kekuatan Kakak..Kakak harus kuat demi kamu..Maafin kakak karena terlalu emosi..kakak akan selalu jagain kamu Ana. Karena sekarang kamu yang utama untuk kakak. Beri hamba kekuatan dan ketabahan Ya allah untuk menerima cobaan yang engkau berikan pada hamba. Karena aku tahu engkau tidak akan memberi cobaan di luar batas kemampuan hamba."
******
Hai🖐️
Apa kabar pembaca cerita Nerd Girl?
Masih menanti kelanjutan cerita ini gak?
Maaf yah aku jadi jarang up sekarang. Karena selain kesibukan dengan tugas sekolah sekarang aku juga susah buat dapet ide.
Oh iya bagaimana pendapat kalian dengan part kali ini?
Jujur aku ikut sedih pas ngetik part ini. Jadi bisa rasain gimana jadi Fira. Sedih banget:(
Komen yah supaya aku tau tanggapan kalian dengan cerita ini. Jangan lupa votenya juga, supaya aku semangat buat up lagi secepatnya 😉
Sekian cuap-cuapnya, terus pantengin yah🤗
Bandung, 11 Agustus 2020
21.30
Ys.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zhafira (End)
Novela JuvenilZhafira Qalesya, gadis cantik yang berpenampilan layaknya seorang kutu buku di hadapkan dengan Elang Damara Dirgantara, cowok most wanted di sekolahnya. Yang begitu banyak di puja oleh kaum hawa. Hingga akhirnya percikan cinta mulai mereka rasakan...