part - 33

602 31 0
                                    

Pulang sekolah bukannya membawa Fira pulang, Elang malah membawanya ke sebuah cafe. Jadi lah sekarang mereka sedang menunggu pesanan.

"Kenapa ke sini kak?" Tanya Fira.

"Pengen aja." Fira mendengus kesal.

Hingga pesanan mereka tiba. Fira hanya memesan jus saja, begitu pun Elang.

"Kemarin Mamah aku ke rumah kamu kan?"

Uhuk uhuk

Fira tersedak minumannya.

"Kamu gak papa?" Tanya Elang khawatir.

"Gak papa. Kakak tau darimana?"

"Kamu gak perlu tau. Aku minta kamu jangan terpengaruh sama Mamah aku."

"Tapi kak, dia ibu kakak. Bagaimana pun dia yang melahirkan kakak. Tante Sela emang gak suka sama aku. Aku udah tau dari awal." Terang Fira. Elang membawa tangan kanan Fira tuk di genggam.

"Ini tantangan buat kita sayang. Kita harus buktikan sama Mamah kalau kita memang saling mencintai."

"Aku takut kak. Aku takut apa yang kita inginkan gak bakal bisa tercapai. Aku juga takut kalau kakak bakal kecewa suatu hari nanti." Mereka saling menatap.

"Kecewa buat apa?"

"Karena kakak memilih aku dan melawan Mamah kakak sendiri." Elang menggeleng pelan.

"Aku gak ada niatan buat melawan Mamah. Tapi mau bagaimana lagi, ini cara yang bakal buat Mamah sadar."

"Entahlah kak. Aku bingung." Fira menghela napas dan mengeluarkannya dengan berat.

"Kamu gak sendiri, ada aku." Fira tersenyum, memang benar karena Elang lah Fira dapat menghadapi ini semua.

"Aku bersyukur karena kakak selalu bersama aku. Aku harap kakak gak bakal tinggalin aku." Elang mengecup punggung tangan Fira.

"Aku gak bakal kemana-mana sayang. Aku di sini buat kamu."

- - - - - - -

"Kamu kapan ujian Lang?" Tanya Nanta. Saat ini keluarga mereka tengah makan malam bersama.

"Minggu depan Pah." Jawab Elang setelah meneguk air putih.

"Bagus dong, bentar lagi lulus."

"Iya Pah."

"Mamah mau kamu kuliah di luar negeri Lang." Nanta dan Elang terkejut mendengar ucapan Sela. Bahkan Nanta sampai tersedak.

"Aku gak mau Mah." Protes Elang.

"Papah juga gak setuju. Ngapain kuliah jauh kalau di sini juga ada." Bela Nanta.

"Mamah mau kamu mendapat yang terbaik dengan mengirim kuliah di sana. Mamah udah cari kampus yang bagus buat kamu." Elang mengenggam kuat sendok menahan amarah. Nanta yang melihatnya tau kalau putranya tidak setuju dengan keinginan Sela.

"Gak bisa gitu dong Mah. Harusnya Mamah tanya dulu Elang. Ini hidup Elang Mah. Terserah dia mau kuliah dimana. Harusnya kita sebagai orangtua harus mendukung. Bukannya menekan keinginan anak." Jelas Nanta.

"Pokoknya keinginan Mamah cuman mau Elang kuliah di sana. Dan Mamah harap kamu gak ngebantah Mamah!" Ucap Sela menatap Elang.

"Mamah nyuruh aku kuliah di sana karena emang pendidikannya, atau Mamah cuman mau pisahin aku sama Fira?" Tuduh Elang. Sela terkejut dengan tuduhan Elang, sampai rasanya ia sulit untuk berucap.

"Jawab aku Mah?" Pinta Elang yang tak kunjung mendapat jawaban.

"Ini buat kebaikan kamu sayang." Ucap Sela selembut mungkin. Elang membanting sendok begitu keras. Hingga kedua orangtuanya terperanjat kaget.

Zhafira (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang