Fira terlihat mondar-mandir di dalam kelas sembari membawa sebuah plastik besar di tangannya. Semua siswa tengah keluar untuk menikmati jam istirahat. Sedangkan Kia hanya memandang lelah Fira.
"Ra kamu gak cape apa mondar-mandir terus." gerutu Kia.
"Masalahnya Kia ini gimana cara aku kasih jaketnya kak Elang." jawab Fira.
"Tinggal kamu kasih aja ke kelasnya, beres kan. Kalau gak mau sini aku yang kasih." Kia mencoba meraih plastik yang berisi jaket Elang.
"Gak Ki, aku aja deh, kan aku yang minjem."
"Ya udah ayo aku anter ke kelas kak Elang."
"Tapi kamu kan belum istirahat. Aku sendiri aja deh. Takutnya kamu gak keburu beli makanan." pikir Fira.
"Gak papa Ra, ayo aku anter."
"Jangan deh Ki. Aku sendiri aja, kamu ke kantin sana, aku tau kamu pasti lapar." ujar Fira penuh perhatian.
"Iya sih aku lapar. Tapi gak papa deh, daripada kamu sendiri."
"Aku masih bisa sendiri Ki. Kamu ke kantin aja duluan, kalau masih sempet aku juga bakal nyusul." Kia mempertimbangkan usul sahabatnya.
"Ya udah kalau itu mau kamu. Aku ke kantin duluan."
"Iya Ki."
***
Fira sudah berada tepat di depan kelas Elang. Tiba-tiba saja Fira merasa nyalinya menciut, untuk menemui Elang. Fira membalikan tubuhnya untuk pergi meninggalkan kelas Elang tapi sedetik kemudian ia berpikir kembali. Dengan penuh keberanian Fira memutar tubuhnya kembali menuju pintu depan.
Dug.
Fira merasa menubruk sesuatu di depannya, Fira menoleh,
"Kak Elang." ternyata Elang yang berdiri di depannya.
"Ngapain lo di sini?" tanya Elang melihat keadaan Fira.
"Anu kak.. Aku..,"
"Yang jelas dong. Lo mau apa?"
"Ini kak, aku mau balikin ini." dengan gemetar Fira menyodorkan plastik yang berisi jaket Elang.
"Oh ini." Elang menerimanya.
"Oh iya sekali lagi makasih buat bantuan kakak yang kemarin. Aku duluan ke kelas kak." dengan cepat Fira berjalan meninggalkan Elang.
Dari kejauhan seseorang melihat apa yang di lakukan Fira. Dengan penuh amarah ia berlari untuk mengejar Fira.
"Eh cupu, berhenti lo." Fira berhenti begitu mendengar ada yang memanggil namanya.
"Ada apa kak?" tanyanya kepada orang itu yang tak lain adalah Felycia.
"Sini lo, ikut gue." Felycia menyeret Fira dengan paksa ke ujung lorong kelas yang sepi. Banyak siswa lain yang melihat mereka, tapi tak ada satu pun yang berani memberhentikan kelakuan Felycia. Dengan kasar Felycia menghempaskan tangan Fira, sehingga Fira terjatuh di lorong kelas. Dengan tertatih Fira bangkit, meskipun sakit begitu ia rasakan.
"Maksud lo apa, hah?" bentak Felycia.
"Ada apa yah kak? Aku gak ngerti?"
"Masih nanya lagi, lo ngapain nyamperin Elang."
"Aku cuman..,"
"Cuman apa? Lo jadi cewek kegatelan banget. Dasar cupu. Lo nyadar diri dong, apa lo bisa di bilang cantik sampe kepedean deketin Elang. Gak tau diri banget lo ngegoda cowok gue." dengan kuat Felycia mencekal tangan Fira. Sehingga Fira mengaduh kesakitan.
"Lepas kak!" pinta Fira.
"Gak bakalan. Cewek kayak lo itu harus di kasih pelajaran. Biar nyadar diri." Felycia telah siap melayangkan tangannya untuk menampar Fira, yang sontak membuat Fira menutup matanya.
1 detik
2 detik
3 detik
Fira tidak merasakan apa-apa yang terjadi kepadanya. Karena penasaran Fira membuka mata.
"Kak Elang..," Fira tertegun melihat Elang menahan tangan Felycia yang hendak menamparnya.
"Lepasin tangan aku. Si cupu harus dikasih pelajaran Lang." Felycia mencoba melepaskan cekalan kuat Elang. Dengan susah payah akhirnya Elang melepaskan tangan Felycia.
"Lo apa-apaan sih Fel. Ngapain lo mau nampar dia?" tanya Elang dengan menatap Fira yang hanya menunduk menahan air mata.
"Karena dia udah lancang ngegodain kamu."
"Godain apa sih. Ngaco lo. Sekarang gue minta lo pergi dari sini."
"Kamu kenapa belain dia sih Lang. Harusnya kamu dukung aku, karena dia sengaja mau deketin kamu." Felycia mencoba meraih tangan Elang yang langsung ditepis sang empu.
"Terus apa masalahnya sama lo. Apa lo punya hak sama diri gue? Enggak kan. Jadi berhenti lo bersikap kayak gini, seakan lo pacar gue." jawab Elang tegas.
"Elang kamu... Tega banget bicara gitu sama aku. Apa kamu gak sadar aku kayak gini karena cinta sama kamu." Felycia mendekat ke arah Elang.
"Tapi sayangnya gue enggak. Jadi gue minta lo pergi dari sini!"
Felycia menunjuk wajah Fira sebelum meninggalkan mereka.
"Awas yah lo."
Sepeninggalnya Felycia. Fira meneteskan air matanya, tak lama ia segera menghapusnya karena sadar masih ada Elang di dekatnya.
"Udah lo jangan nangis, sekarang lo ke kelas aja sana." suruh Elang melihat keadaan Fira. Fira mengangguk.
"Tunggu sebentar." Fira berhenti melangkah dan menatap Elang yang mendekatinya. Tanpa di duga Elang mengeluarkan sesuatu dari saku celana.
"Ini hapus air mata lo." Elang memberikan sapu tangan kepada Fira.
"Makasih kak" Fira menerima sapu tangan itu.
"Lo harus ingat ini. Jangan pernah lo keluarin air mata lo percuma, hanya untuk orang yang membenci lo. Lo harus kuat buat bisa mengahadapi kelakuan mereka." ujar Elang yang membuat Fira membeku. Fira baru mendengar Elang berbicara sepanjang itu kepadanya. Bolehkan Fira merasa bahagia karena ia berpikir Elang dapat mengerti keadaannya. Tapi sebelum Fira menjawab Elang sudah pergi meninggalkan banyak pertanyaan yang berkecambuk di kepalanya.
*****
Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote+komennya.
Supaya aku bisa cepet update lagi.Bandung, 07 maret 2020
03.01
Ys.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zhafira (End)
Teen FictionZhafira Qalesya, gadis cantik yang berpenampilan layaknya seorang kutu buku di hadapkan dengan Elang Damara Dirgantara, cowok most wanted di sekolahnya. Yang begitu banyak di puja oleh kaum hawa. Hingga akhirnya percikan cinta mulai mereka rasakan...