Part - 42

920 45 2
                                    

Jam sudah menunjukan waktu seluruh pekerja kantor untuk pulang. Begitu pun saat ini Fira tengah membereskan meja kerja dan mengemas tasnya untuk pulang. Fira melirik Elang yang ternyata melihatnya sedari tadi, membuat Fira menjadi kikuk, tapi Fira mencoba menenangkan dirinya.

"Saya pulang duluan Pak." Ujar Fira di depan meja Elang.

"Aku antar yah." Tawar Elang tapi Fira segera menggeleng.

"Saya bisa sendiri."

"Tapi...,"

"Kalau begitu, saya permisi." Potong Fira sebelum mendengarkan ucapan Elang lebih lanjut.

Fira berjalan keluar kantor, dan membuka ponselnya untuk pesan ojek online. Fira merasakan ada yang memegang bahunya di belakang jadi ia menoleh.

"Hana.." ujar Fira melihat teman barunya.

"Lagi nungguin siapa Ra?"

"Oh ini, aku mau pesen ojol eh keburu ada kamu." Ujar Fira.

"Daripada naik ojol mending bareng gue aja."

"Kamu gak sama Raya?" Tanya Fira.

"Enggak, Raya juga bawa motor sendiri. Udah lo sama gue aja." Tawar Hana ramah.

"Enggak usah Han, takut ngerepotin." Hana menggeleng mendengar alasan Fira.

"Aku kan udah bilang kita ini teman, jadi jangan sungkan. Keburu sore." Fira terlihat berpikir.

"Udah ayo jangan mikir-mikir lagi." Hana menarik tangan Fira agar mengikutinya. Sedangkan Fira malah tersenyum dengan tingkah Hana.

Akhirnya Hana sampai di depan rumah Fira.

"Ini rumah lo Ra?" Tanya Hana.

"Iya, kamu mau mampir?"

"Lain kali aja deh Ra gue main ke sini, btw lo tinggal sendiri?" Tanya Hana kembali.

"Aku tinggal berdua sama adik aku."

"Oh, nanti gue main deh pengen ketemu adik lo." Ujar Hana sambil cengengesan.

"Oke."

"Ya udah gue pulang dulu Ra." Pamit Hana.

"Iya, makasih Han, kamu hati-hati di jalannya yah." Hana hanya tersenyum dan mengacungkan jempolnya.

Fira memasuki rumahnya dengan pelan ia membuka knop pintu.

"Assalamualaikum." Ujar Fira.

"Wa'alaikumsalam kak." Tak lama Ana keluar menghampiri Fira.

"Kamu belum makan yah Dek? Bentar nanti kakak masak setelah kakak mandi yah." Ujar Fira takut adiknya kelaparan. Sebenarnya Fira selalu menyimpan sisa makan pagi untuk Ana makan setelah pulang sekolah.

"Udah kok kak, tadi siang aku makan." Ujar Ana.

"Tapi itu beda dek, sekarang udah sore. Tunggu yah, kakak mandi dulu." Fira mengelus kepala Ana lalu menuju kamarnya untuk mandi.

"Gimana dek, enak?" Tanya Fira melihat Ana yang sedang makan. Ana makan dengan lahap meskipun Fira hanya bisa membuatkan makanan sederhana untuknya.

"Makanan kakak selalu enak." Ujar Ana dengan semangat.

"Ya udah, makan sampe kenyang yah." Fira tersenyum hangat melihat adiknya, Ana. Tidak ada kebahagian lain yang Fira inginkan selain melihat kebahagiaan Ana.

- - - - - - -

Tanpa terasa saat ini Fira sudah hampir 1 minggu bekerja di perusahan Elang. Seperti saat ini, pekerjaan Fira masih banyak, padahal sebentar lagi jam menunjukan waktunya pulang.

"Aku harus cepet nih, supaya cepet selesai." Ujar Fira dan mulai fokus kembali.

"Kamu belum pulang?" Fira mendongakkan kepalanya dan melihat Elang.

"Sebentar lagi Pak, ini saya hampir selesai." Ujar Fira yang masih berkutat dengan laptopnya.

"Tapi ini udah hampir jam 6, kamu bisa menyelesaikannya besok."

"Jam 6?" Ujar Fira syok. Mungkin karena ia terlalu sibuk sampai lupa akan waktu.

"Kenapa Bapak belum pulang?" Tanya Fira.

"Bagaimana mungkin aku meninggalkan kamu sendiri. Sedangkan yang lain udah pulang." Jelas Elang. Fira terdiam untuk beberapa saat setelah mendengar ucapan Elang. Tanpa di duga Elang mendekati Fira.

"Bapak mau apa?" Tanya Fira was-was dengan menggeser duduknya. Elang dengan santainya meletakan tangannya di sandaran kursi Fira. Wajah Elang perlahan maju, membuat Fira menahan napasnya sebentar.

"Kenapa? Kamu takut berdekatan denganku?" Elang menggoda Fira dengan menaik-turunkan alisnya.

"Bisa Bapak minggir." Pinta Fira, tapi Elang tak mendengarkan. Malah sibuk menatap lekat wajah Fira. Elang menyentuh pipi Fira dengan tangannya. Fira tidak bisa menghindarinya, karena gerakan Elang yang tiba-tiba. Mereka saling menatap satu sama lain. Hingga beberapa menit Fira sadar dan mengerjapkan matanya. Fira menepis kasar tangan Elang.

"Saya harus pulang Pak." Dengan gemetar Fira mengambil tasnya dan tanpa banyak bicara Fira meninggalkan Elang begitu saja.

Di luar kantor, Fira mencoba mengatur napasnya. Entah kenapa berada di dekat Elang membuat jantungnya berdetak sangat kencang. Fira memejamkan matanya untuk menghapus perasaan dalam hatinya. Tiba-tiba saja Fira merasa rintik-rintik hujan turun. Fira melihat ke atas, ternyata hujan. Fira segera mengambil ponsel dalam tasnya. Fira menekan-nekan tombol untuk menyalakannya.

"Aduh, hp aku mati lagi." Dengan berat hati Fira memasukan kembali ponselnya. Hujan juga semakin deras. Sebuah mobil berhenti di depan Fira. Dengan pandangan yang penuh air Fira mencoba melihat. Ternyata Elang keluar dari mobil.

"Ayo naik!" Tapi Fira malah menggelengkan kepalanya.

"Hujannya deras Fira, cepet naik!" Tapi Fira hanya diam mematung. Elang terlihat kesal dengan kebisuan Fira.

"Baiklah kalau kamu mau di sini sendiri." Elang kembali masuk ke dalam mobil dan meninggalkannya. Fira hanya dapat melihat mobil Elang yang mulai menjauhinya. Fira menundukan kepalanya dan memegang tangannya memeluk dirinya sendiri. Suara petir terdengar keras membuat Fira ketakutan. Fira melihat mobil Elang kembali mundur. Fira tidak habis pikir bukannya Elang akan meninggalkannya.

"Dasar keras kepala." Tanpa ba bi bu lagi Elang menggendong Fira dan menyuruhnya masuk ke dalam mobil.

"Diam!" Ucap Elang saat melihat gerak-gerik Fira. Fira terkejut dan memilih diam.

"Kenapa kamu begini Ra, aku gak mau kamu kenapa-napa. Aku mohon jangan jauhin aku kayak gini. Kamu menyiksa aku Ra." Lirih Elang pelan.

"Lalu bagaimana dengan aku? Kamu lebih menyiksa aku, kamu pergi gitu aja ninggalin aku. Dan dengan enaknya sekarang kamu bilang aku menyiksa kamu?" Ujar Fira dengan tatapan tidak percaya, Fira mencoba menahan amarahnya saat ini. Elang menatap Fira, Elang memilih untuk diam. Elang segera membuka jasnya dan memakaikan kepada Fira. Fira tidak protes dengan tindakan Elang. Bahkan di perjalanan pun mereka lalui dengan keheningan. Mobil berhenti di depan rumah Fira, Fira tidak heran jika Elang mengetahui rumahnya. Fira membuka pintu mobil dan berlalu tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

"Aku tau kamu masih marah sama aku Ra, aku bakal jelasin semuanya setelah kemarahan kamu reda. Secepatnya aku akan menyelesaikan kesalahpahaman kita. Aku ingin kamu kembali, menjadi Fira yang aku cintai."

*****

Hallo semuanya🖐️

Apa kabar? Gimana nih sama part kali ini? Komen yah biar aku tau gimana pendapat kalian dengan ceritanya.

Jangan lupa votenya juga, insyaallah aku usahain secepatnya up lagi, tungguin yah😉

Bandung, 24 Oktober 2020

22.48

Ys.

Zhafira (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang