part - 7

1.2K 73 0
                                    

Fira baru saja melangkahkan kakinya beberapa langkah setelah semua siswa berhamburan keluar kelas. Fira bergidig ngeri melihat Felycia tengah berdiri di depan kelasnya. Fira menoleh ke belakang ternyata tinggal dirinya seorang. Fira mencoba berjalan seperti biasa saat akan melewati Felycia. Tapi Felycia dengan sigap mencekal kuat pergelangan tangannya.

"Kak lepasin." Fira mencoba memberontak.

"Lo harus dapet balesan karena kejadian tadi. Sekarang lo ikut gue." dengan kasar Felycia menyeret Fira tanpa memperdulikan ringisan Fira karena cekalan tangannya.

benar saja Felycia berhenti di sebuah tempat yang sangat ditakuti Fira. Sebuah gudang.

"Kak lepasin aku, aku mau pulang kak." mohon Fira untuk yang kesekian kalinya.

"Lo kira gue bakal maafin lo. Lo tau cupu gara-gara lo Elang jadi ngebentak gue."

"Maaf kak, aku gak bermaksud begitu, aku..,"

"Diem lo. Sekarang ayo masuk." Felycia mencoba menyeret Fira untuk masuk ke dalam gudang. Fira sendiri berusaha melepaskan diri. Tapi cekalan Felycia begitu kuat. Akhirnya Fira di dorong kasar Felycia masuk dan segera mengunci pintunya.

Fira mengedor-ngedor dengan kuat. Fira sangat ketakutan saat ini. Apalagi keadaan gudang sangat gelap dan juga kotor.

"Tolong buka pintunya kak..hiks..siapapun tolong buka pintunya.." Fira terduduk lemas di depan pintu. Fira melihat kesana-kemari ketakutan pun semakin Fira rasakan.

Fira hanya bisa menangis saat ini.

"Ibu tolong Fira bu, Fira takut di sini sendirian..Ana..Kia..aku takut di sini sendiri..hiks..hiks"

Fira tersentak mendengar derap langkah kaki seseorang menuju tempatnya saat ini. Tak lama di susul sebuah gedoran. Fira sontak berdiri.

"Tolong buka pintunya!" teriak Fira.

"Gue bakal buka, bentar." Fira bernapas lega saat pintu mulai terbuka. Samar-samar dapat Fira lihat seorang pria berdiri kokoh di depannya. Tanpa berpikir Fira berlari dan memeluknya. Fira merasakan pria itu mencoba menenangkannya.

"Lo jangan takut lagi, ada gue di sini." Fira langsung tersadar karena suara pria itu seperti ia kenali.

"Kak Mirza?" ternyata Mirzalah yang menolong Fira.

"Iya ini gue."

"Kakak kenapa bisa ada di sini?"

"Lebih baik kita pergi dulu dari sini. Nanti gue ceritain." Mirza pun merangkul pundak Fira membawanya keluar dari gudang. Tanpa mereka sadari seseorang melihat mereka dengan tatapan yang sulit diartikan. Orang itu terlihat jelas menahan amarah.

Fira mencoba meneguk air yang diberikan Mirza kepadanya. Saat ini mereka tengah berada di kantin.

"Lo udah baikan?" tanya Mirza lembut.

"Udah kak. Makasih yah."

"Lo mau tau kan kenapa gue bisa ada di gudang?" Fira mengangguk dengan cepat dan itu malah membuat Mirza tersenyum.

"Lucu banget sih lo." Mirza mengelus puncak kepala Fira.

"Kak..," cicit Fira karena malu dengan perlakuan Mirza.

"Sebenarnya tadi pas mau pulang gue gak sengaja liat si Feli berdiri di dekat kelas lo. Karena penasaran gue sembunyi buat tau apa yang bakal dia lakuin. Dan ternyata dia nyeret lo dengan paksa. Gue pun ngikutin dia. Gue takut Ra, gue takut lo kenapa-napa. Untung aja dia gak buat hal yang lebih jahat sama lo." jelas Mirza. Fira terkejut mendengar penjelasan Mirza. Fira bingung kenapa kakak kelasnya ini begitu peduli kepadanya.

Zhafira (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang