Part - 56

1.1K 33 0
                                    

Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Saat ini tengah berlangsungnya acara resepsi pernikahan Elang dan juga Fira yang diadakan disebuah hotel. Untuk akad nikahnya sendiri sudah dilaksanakan pada pagi tadi. Sekarang mereka tengah menyalimi para tamu yang datang. Fira terlihat sangat cantik dengan kebaya putih pengantinnya, dengan hijab yang semakin menambah aura kecantikannya. Fira memutuskan untuk berhijab beberapa minggu sebelum pernikahan, karena Fira merasa sudah waktunya ia untuk menjadi pribadi yang lebih baik dengan menutup aurat. Fira  juga senang karena Elang pun sangat setuju dengan keputusannya. Bahkan sedari tadi Elang tidak bisa melepaskan tatapannya dari sang istri.

Fira melihat seseorang yang dikenalnya mendekat menghampiri.

"Kia.." lirihnya dengan binar bahagia.

"Fira.." Kia yang tak lain sahabat Fira berhambur memeluk Fira. "Selamat ya sahabatku, semoga menjadi keluarga sakinah mawadah warahmah ya, bahagia selalu Fira.."

"Aamin, makasih Kia.."
"Aku kira kamu gak bakal dateng?" Ujar Fira. Kia segera melepaskan pelukannya.

"Apa aku setega itu, disaat sahabat aku menikah aku gak datang." Fira tersenyum dan menguatkan genggaman mereka. Sedangkan Elang hanya melihat, ia senang karena melihat Fira bahagia bertemu dengan sahabatnya. Fira baru menyadari pasalnya Kia tidak seorang diri, melainkan bersama seorang pria.

"Pasti kamu bingung kan dia siapa." Tebak Kia langsung merangkul tangan pria di sebelahnya.

"Ini Rehan, calon suami aku." Merekapun bersalaman.

"Semoga kamu cepet nyusul ya Ki."

"Do'ain aja ya Ra. Ya udah deh Ra, Sekali lagi selamat Fira dan kak Elang." Ujar Kia sebelum turun dari pelaminan. Tak lama kemudian Mirza datang memberikan ucapan.

"Selamat bro, akhirnya nikah juga." Mirza memeluk Elang. Kemudian beralih kepada Fira.

"Selamat juga buat kamu Ra, mantan gebetan aku.." Mirza tertawa melihat Elang menatap tajam kearahnya.

"Becanda kali, serius amat lo."

"Makasih kak Mirza. Semoga kak Mirza juga cepet nyusul yah." Ujar Fira.

"Duh calon aja belum ada, tapi do'ain aja ya Ra. Atau gak nunggu Anna juga gak papa, gak dapet kakaknya adiknya juga boleh." Mereka pun tertawa.

"Mana mau Anna sama lo, yang ada lo keburu tua kalau nungguin Anna." Ujar Elang meladeni candaan Mirza.

"Tua darimana, gue ini awet muda. Bisalah kalau buat nunggu beberapa taun lagi."

"Terserah lo! Dah sana! Penuh tuh antrian gara-gara lo!" Usir Elang kepada sahabat karibnya.

"Temen kurang aja lo! Main ngusir aja!" Ujar Mirza kemudian meninggalkan mereka yang masih tertawa.

- - - - - -

Acara resepsi selesai pada sore hari, saat ini mereka telah kembali ke rumah kediaman Dirgantara. Sebenarnya Elang ingin mereka menginap di hotel tapi karena keinginan istrinya Elang tidak bisa menolak.

Fira sedang duduk sembari menunggu Elang yang sedang di kamar mandi. Fira sendiri sudah terlebih dahulu membersihkan dirinya. Sekarang Fira merasa gugup luar biasa, bagaimana tidak sekarang adalah malam pengantin mereka. Jantung Fira rasanya berdegup kencang.

"Fira.." mendengar dirinya dipanggil Fira menoleh. Saking gugupnya Fira tidak sadar Elang sudah selesai dan berdiri di depannya. Dengan memakai celana hitam selutut serta kaos putih Elang terlihat begitu tampan. Apalagi dengan sisa air yang menetes dari rambutnya.

"Kamu kenapa Fira?" Tanya Elang, pasalnya sedari tadi Fira memainkan ujung pakaian tidurnya.

"Emm itu..." Elang tersenyum kecil karena mengetahui apa yang ada dalam pikiran Fira. Elang pun berjongkok mensejajarkan posisi tubuh mereka.

"Apa istriku ini sedang gugup?" Fira merasa malu apalagi dengan panggilan istri yang diucapkan Elang.

"Kenapa liat terus ke bawah, suami tampanmu ini di sini." Elang menaikan dagu Fira agar menatapnya.

"Aku tidak kalah tampan kan dengan aktor favoritmu  itu?" Tanya Elang dengan menaikan turunkan alisnya menggoda.

"Mas Elang juga terlihat tampan." Jawab Fira.

"Terimakasih pujiannya istriku, kamu juga sangat sangat cantik." Fira tersenyum kecil, Karena merasa Elang terus-terusan menatapnya intens Fira menutup wajahnya dengan kedua tangan, Elang sampai tertawa. Lalu duduk di samping Fira dan memeluknya.

"Gemesin banget sih kamu, sayang." Elang semakin memeluk Fira erat.

"Sayang.." panggil Elang karena Fira diam saja.

"Hm?"

"Kamu gak papa kan kalau kita sementara tinggal di sini?" Tanya Elang. Bukannya Elang tidak ingin memiliki rumah sendiri, tapi untuk sementara ini ia ingin memenuhi keinginan sang ibu. Bagaimana pun hubungan Elang dan Sela baru membaik, tapi bukan berarti selamanya mereka tidak memiliki rumah tapi nanti kalau sudah saatnya Elang akan membawa Fira untuk tinggal di rumah mereka sendiri.

"Gak papa Mas, tapi Anna gak papa kan tinggal sama kita. Aku gak bisa tinggalin dia sendiri."

"Sayang, Anna juga adik aku. Bahkan Mamah udah anggap kamu dan Anna anak perempuannya kan." Memang benar Sela sudah banyak berubah. Sela yang sekarang jauh lebih baik. Bahkan Fira dan Anna merasa Sela sudah seperti ibu mereka.

"Makasih Mas."

"Sama-sama Sayang."

"Mas?" Panggil Fira.

"Kenapa sayang?" Fira melonggarkan pelukan mereka.

"Rumah kamu yang di Bandung gimana?" Tanya Fira.

"Aku belum cerita ya?" Fira menggeleng, Elang kembali membawa Fira dalam dekapannya sambil bercerita.

"Sebenarnya itu rumah nenek, tapi waktu kecil aku memilih tinggal di Bandung. Karena aku merasa Mamah Papah gak ada waktu buat aku. Jadi aku mau sekolah di sana, tapi saat nenek aku meninggal Papah nyuruh aku kembali ikut ke jakarta, makannya aku nurutin dan meninggalkan kamu saat itu. Tapi pas aku Sma aku memutuskan ingin kembali menemui kamu. Jadi aku tinggal di Bandung sama bi Minah, sedangkan Papah Mamah di Jakarta karena perusahaan Papah di sini. Tapi mereka kadang suka nemuin aku satu bulan sekali atau saat mereka mulai tidak sibuk."

"Oh begitu." Fira mengangguk pertanda mengerti.

"Sayang." Fira mendongak menatap Elang.

"Bolehkah aku.." Fira merona mendengar ajakan Elang, Fira paham akan maksud Elang.

"Tapi kalau kamu capek, gak Masalah kita bisa..,"

"Aku siap Mas." Potong Fira.

"Kamu yakin?" Tanya Elang menatap dalam kedua mata Fira.

"Iya Mas, lagipula ini sudah tugas aku. Sekarang kan aku istri kamu." Elang tersenyum mendengar perkataan Fira. Elang menangkup wajah Fira, menyingkirkan beberapa helai rambut yang menutupi kecantikan Fira. Elang memberikan kecupan di dahi Fira.

"Aku mencintaimu istriku.." Fira menatap manik mata Elang, keduanya tersenyum bahagia. Kini giliran Fira menangkup wajah Elang dengan tangan mungilnya. Fira memberikan kecupan di pipi Elang.

"Aku juga mencintaimu suamiku.."



******

Satu part lagi menuju end..

Pantengin terus yah! Jangan lupa vote+komennya guys..

Bandung, 01 September 2021

00.10

Ys.

Zhafira (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang