2 minggu kemudian
Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu, Elang telah menyelesaikan ujian sekolahnya. Tinggal menunggu hari kelulusan.
Malam ini Elang berencana untuk mengajak Fira jalan. Setelah hampir 1 minggu ia tidak diperbolehkan jalan dengan Fira dikarenakan alasan harus belajar. Seriously? Elang hanya bisa pasrah dengan keinginan sang kekasih. Daripada nanti Fira sampai marah kepadanya.
Elang tengah merapihkan penampilannya di depan cermin. Elang nampak begitu semangat.
Cklek
Suara pintu membuat Elang terkesiap. Tanpa menoleh Elang tau siapa yang masuk, lewat bayangan cermin.
"Lang, Mamah mau bicara!" Elang membalikan tubuhnya menghadap Sela.
"Mamah mau bicara apa?"
"Apa keputusan kamu?"
"Keputusan apa sih Mah." Jawab Elang malas.
"Kamu jangan pura-pura gak inget apa keinginan Mamah." Peringat Sela.
"Mungkin Mamah yang lupa. Kalau aku udah bilang gak mau." Jawab Elang.
"Pengaruh apasih yang diberikan gadis itu sama kamu? Sampai-sampai kamu jadi anak pembangkang gini." Sela meninggikan nada suaranya.
"Percuma, mau Elang jelasin bagaimana pun Mamah gak bakalan bisa ngerti." Elang memilih melanjutkan kegiatannya di depan cermin.
"Kamu yang harus ngerti. Sekarang Mamah kasih kamu pilihan!" Elang mendengus kesal.
"Terserah Mamah, aku gak peduli." Jawab Elang acuh.
"Pilih ikutin keinginan Mamah atau terpaksa Mamah bakal lakuin hal yang gak pernah kamu sangka." Elang membanting sisir yang sedang ia gunakan. Dan menatap Sela dengan marah.
"Maksud Mamah apa?"
"Mamah gak bakal bertele-tele. Kamu pasti tau maksud Mamah. Mamah bakal lakuin apapun agar keinginan Mamah terpenuhi. Meski dengan itu Mamah harus berbuat jahat kepada orang lain." Elang menggeleng lemah.
"Mamah gak mungkin lakuin itu. Mamah gak mungkin mau berbuat jahat kepada Fira."
"Kenapa gak mungkin? Mamah bisa lakuin apapun. Kamu tau, dengan uang semua bisa dilakukan. Dan kamu ingat keluarga kita siapa."
"Mamah egois."
"Mamah gak egois Lang. Mamah cuman mau yang terbaik untuk kamu." Sarkas Sela.
"Tapi ini salah Mah. Fira gak tau apa-apa. Aku bakal jaga Fira dari Mamah." Sela tertawa kecil mendengar jawaban putranya.
"Kamu gak selamanya bisa lindungin Fira, pasti akan ada celah untuk Mamah bisa mewujudkan keinginan Mamah." Elang memegang kepalanya karena frustasi.
"Kenapa Mamah sebegitu bencinya sama Fira? Kenapa?"
"Mamah cuman gak mau dia sama kamu. Mamah punya impian besar terhadap kamu Lang."
"Lalu masalahnya dengan Fira, apa?"
"Mamah udah jelasin ini sama kamu. Apa itu kurang jelas. Sekarang terserah kamu, mau pilih Fira atau keinginan Mamah. Kamu pasti tau konsekuensinya. Mamah udah tau semua info tentang kehidupan Fira. Mudah sekali jika Mamah ingin menghancurkan mereka." Elang memejamkan matanya sekejap.
"Kasih Elang waktu." Lirihnya.
"Baik. Mamah kasih waktu sampai hari kelulusan kamu. Pastikan kamu memilih hal yang benar." Sela keluar dari kamar Elang. Setelah kepergian Sela, Elang terjatuh lemas. Elang terlihat sangat rapuh, bahkan menitikkan air matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zhafira (End)
Teen FictionZhafira Qalesya, gadis cantik yang berpenampilan layaknya seorang kutu buku di hadapkan dengan Elang Damara Dirgantara, cowok most wanted di sekolahnya. Yang begitu banyak di puja oleh kaum hawa. Hingga akhirnya percikan cinta mulai mereka rasakan...