Part 30

950 50 39
                                    

"Coba sini, lihat mataku. Apa ada kebohongan yang singgah di sana?"
~Regantara

Sabtu sore, agenda Arsa hari ini adalah tidak ada. Jadi pemuda bau kencur itu hanya duduk ongkang-ongkang kaki di sofa rumahnya, mulai dari sofa ruang tv, ruang tamu, taman belakang, dan berakhir di sini sekarang, sofa kamarnya.

Leni a.k.a mamanya sedang pergi kerja di luar, entah kapan akan pulang, Arsa sendiri sudah lelah menanti, Ia sudah tidak sabar menanyakan perihal Papanya yang ternyata adalah Papa kandung Rena, dan jangan lupakan kenyataan pahit yang menyatakan bahwa Ia adalah ANAK ANGKAT alias ANAK PUNGUT.

Sialan. Sabar.

Arsa jengah, Ia bosan. Arsa memutuskan untuk beranjak dari zona nyamannya dan pergi keluar mencari udara segar, berburu senja.

Mengantongi ponsel dan dompet, Arsa meraih jaketnya yang tergantung di belakang pintu kamar, lalu beranjak menuju nakas mengambil kunci mobilnya.

Iya mobil. Cuaca sore ini cukup mendung, dan Ia sedang malas hujan-hujanan. Melangkah keluar rumah, Arsa mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang.

Memakan kurang lebih lima belas menit perjalanan, Arsa sampai di sebuah kedai kopi yang terletak di pinggir jalan raya. Tidak terlalu besar, tapi cukup nyaman disinggahi untuk sekedar melepas penat dan bosan.

"Creamy latte satu, sama pancake strawberry satu juga, saya duduk di sana." Arsa menyebutkan pesanannya dan menunjuk kursi yang terletak di sudut kedai dengan dagunya.

"Baik, terima kasih, silahkan tunggu sebentar."

Suasana kedai yang tidak terlalu ramai membuat Arsa merasa sedikit lega. Ia butuh ketenangan. Langkahnya yang hendak menuju kursi terhenti saat netranya menangkap seseorang yang Ia kenal. Setelah memastikan bahwa orang tersebut benar-benar Ia kenali, Arsa bergegas menghampirinya.

"Altar," panggil Arsa cukup pelan.

Altar menoleh. Matanya melebar, Ia tidak menyangka akan bertemu dengan Arsa di sini. Ia sedang butuh kedamaian, tapi sepertinya keberuntungan tidak berpihak padanya saat ini.

"Eh ada Arsayang, sendirian aja nih? Ketara banget jomblo ngenesnya," goda Altar yang ditanggapi dengusan malas dari Arsa.

"Lo juga sendirian."

Altar mengelak. "Gue gak sendirian ya! Orang yang ngobrol sama gue barusan udah pulang, lo aja yang datengnya lama."

"Hm, lo ngapain di sini?" tanya Arsa sambil duduk di kursi yang berhadapan dengan Altar.

"Nanem cabe."

"Yang bener goblok!" Arsa memukul kepala Altar cukup keras. Membuat si empunya mengaduh kesakitan.

"Ya ngopi lah! Ngapain lagi! Lo kira gue mau sirkus di sini?!" nyolot Altar karena me time-nya terganggu.

Elah royal banget si Altar. Pake mitaim mitaim segala.

Arsa mendengus malas. Ia membiarkan Altar yang terlihat sedang merenungkan sesuatu. Tatapan kosong Altar mengarah pada cangkir kopinya yang sudah diteguk setengah. Pikirannya berkecamuk. Ia pusing.

Regan ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang