Part 24

940 53 36
                                    

"Regan itu kayak kecoak. Kalau diem nakutin. Kalau gerak lebih nakutin. Bikin jantung Rena mau hilang."
~Renata yang otaknya keserempet tugas









"Hai, udah lama gak ketemu. Lo tambah cantik aja," ucap seseorang yang sudah tersenyum miring di hadapan Rena. Pemuda itu bahkan tak ragu untuk mendekat ke arah gadis di hadapannya itu.

Rena yang merasa tidak asing dengan suara tersebut, sontak mendongak cepat untuk memastikan siapa yang baru saja mengajaknya bicara. Gadis itu melebarkan matanya, bahkan sekarang Ia langsung bangkit dari posisi duduknya, Rena mengerjap takut dengan napas yang tertahan. Tidak mungkin! Bagaimana bisa setan itu bisa berdiri gagah di depannya?!

Bagaimana bisa Zeon berdiri di hadapannya sekarang?!

"Rena, lo kenapa sih? Kelihatannya gelisah banget gitu dari tadi. Ada masalah apa?" tanya Gita sambil menepuk bahu Rena pelan. Ia merasa Rena sedang tidak baik-baik saja saat ini. Karena sedari tadi gadis itu terus-terusan melamun dan mengabaikan ucapannya.

Rena menoleh cepat. "Eng--enggak kok, Gita. Rena c--cuma, Rena itu, ish! Rena kebelet!"

Tanpa menunggu jawaban Gita, Rena bergegas melangkah meninggalkan area lapangan. Tapi belum sempat Ia melangkah, tangannya sudah lebih dulu dicekal oleh pemuda yang berdiri di hadapannya. Sontak Rena menatap tajam Zeon sambil berusaha melepaskan cekalan tangan pemuda itu dengan kuat.

"Lepasin!" teriak Rena dengan nada takut yang tidak bisa Ia sembunyikan.

"Mau lari lagi dari gue?" tanya Zeon dengan tatapan datarnya. Ia tidak akan melepaskan gadis itu lagi.

Gita yang tidak paham situasi, hanya bisa memandang Rena dengan perasaan khawatir.

Baru saja kaki Rena akan menendang tulang kering Zeon, tiba-tiba sebuah pukulan cinta mendarat di pipi pemuda itu sampai membuat cekalannya di tangan Rena terlepas.

Terlihat Regan yang menghampiri mereka dengan tatapan tajamnya.

"Itu buat lo, yang udah berani pegang kepunyaan gue," kata Regan sambil menarik pelan tangan Rena ke belakang tubuhnya, gadis itu berdiri tepat di belakang tubuh pemudanya seolah berlindung dari iblis yang tengah menatap lapar ke arahnya saat ini.

"Bajing*n," desis Zeon dengan tatapan penuh kebenciannya. Tangannya terkepal kuat. Pemuda itu bahkan sudah berniat membalas pukulan Regan, tapi suara dari siswa di belakangnya membuat Zeon terpaksa menggagalkan niatnya.

"Pertandingan udah mau mulai, ayo cepet, Zeon," seru siswa Pancasakti yang sama-sama mengenakan jersey kebanggaan dari SMA lawan Trisakti tersebut.

Zeon menoleh ke arah Regan, manik keduanya beradu tajam. Saling memancarkan aura permusuhan dan mengibarkan bendera perang.

Zeon mengalihkan tatapannya ke arah Rena, senyum miringnya terpatri. Ia segera berbalik kemudian menuju ke lapangan menyusul yang lainnya.

Regan memegang kedua bahu Rena, tatapannya menyorot penuh keyakinan. "Tetap bareng Gita dan jangan kemana-mana. Gue bakal lihatin lo dari jauh. Okey?" ujar Regan lembut. Sorotnya bahkan sangat teduh.

Rena mengangguk patuh. Regan yang gemas dengan tingkah kecil Rena pun tidak bisa menyembunyikan senyum tipisnya.

"Semangat, Regan! Rena yakin, Regan pasti menang. Hati-hati, ya!" seru Rena dengan senyum manisnya.

Regan mengangguk yakin. Tangan kanannya terulur untuk mengusap puncak kepala Rena. Sekarang, semangatnya bertambah hanya karena ucapan manis dari gadis lugu yang berdiri di depannya. Ia akan mengalahkan Zeon dan dayang-dayangnya. Ia akan menjaga gadisnya sebaik mungkin. Renata tidak boleh terluka. Tidak lagi.

Regan ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang