Part 44

923 43 16
                                    

"Perjalanan sudah sejauh ini. Tapi, mengapa kita masih tetap berada di sini?"
~Renata


"Kita tidak berjalan di tempat. Kita hanya menunggu waktu yang tepat."
~Regantara






EKSKLUSIF😂
KAPAN LAGI RENA SAMA REGAN BALES2AN QUOTES, GAK VOTE KOMENT KEBANGETAN YE LU PADA!

SALING MENGINGATKAN DAPET PAHALA LHO! KOMENT YA KALO ADA TYPO✌





"Udahan cosplay jadi tikusnya?" tanya Regan sembari menyeringai.

Rena meneguk salivanya kasar. Kedua telapak tangannya yang terkepal di bawah sana sudah berkeringat dingin. Ia benar-benar malu.

"Setakut itu lo terpesona sama ketampanan gue?" tanyanya lagi dengan wajah songong.

Pemuda itu menyugar rambutnya ke belakang menggunakan jari-jari tangannya. Memasang tampang sok ganteng di hadapan Rena saat ini. Tatapannya seolah mengejek tingkah abnormal Renata barusan yang mengumpat di bawah meja.

Rena menggertakkan giginya menahan emosi. Kenapa Regan menjadi sangat menyebalkan sekarang di matanya?!

Bugh! Bugh!

Pukulan keras bertubi-tubi Rena layangkan pada kepala Regan. Membuat si empunya mengaduh kesakitan dan berusaha melindungi kepalanya dari serangan Rena dengan kedua tangan.

"Aduh! Lo apaan sih! Sakit goblok!" teriak Regan kelabakan saat Rena malah menendang tulang keringnya berkali-kali. Pemuda itu membungkuk berusaha menahan rasa sakitnya.

"REGAN NYEBELIN! HIKS, REGAN NYEBELIIIIN! RENA BENCI SAMA REGAN! BENCI SEBENCI-BENCINYA!" seru Rena sambil masih menggeplak keras kepala Regan untuk yang terakhir kalinya.

"Salah gue apa, Renata?! Akh! Udah!"

Rena menurut menghentikan pukulannya. Napasnya memburu tak karuan. Rambutnya yang digerai bahkan sekarang nampak megar seperti singa. Tatapannya nyalang seolah hendak menelan Regan saat itu juga.

Sementara Regan mengernyitkan dahinya bingung. Rena tak biasanya mengamuk begini, biasanya gadis itu selalu menunjukkan sisi kalemnya. Tapi sekarang, Regan bahkan harus menahan kepalanya yang berdenyut nyeri akibat pukulan hebat Rena.

"Lo kesurupan?" tanya Regan sambil berkedip beberapa kali.

"AAAAAGHHH! REGANJING! MATI SANA MATI!" teriak Rena sambil menjambak rambut Regan kuat. Pemuda itu berteriak kesakitan tak menduga Rena akan menyerangnya kembali.

Rena kembali mengingat sikap Regan yang luar biasa memancing emosi. Datang seenaknya, pergi seenaknya. Memberi perhatian, tapi akhirnya malah meninggalkan Rena sendirian. Kambing!

Gadis itu masih menangis dan berteriak kesetanan. Sementara Gita yang melihat kekonyolan mereka berdua masih maju mundur bingung hendak menolong atau tidak. Banyak siswa-siswi yang mengerubuni mereka, tapi Rena seolah tak peduli.

Mulut Gita terbuka hendak berteriak menyudahi keributan ini, tapi kemudian kembali tertutup, membuka mulut, tertutup lagi, membuka lagi, menutup lagi, begitu terus sampai Altar yang sudah sampai di ambang pintu kantin merasa bosan melihat tingkah Gita, Rena, dan Regan.

Regan ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang