"Namanya juga baperan. Jadi susah jaga pendirian."
~Renata Maghelsa
"Bagus, seharian keluar rumah, mana gak pulang lagi, tidur di mana kamu kemarin? Kolong jembatan?"
Suara lelaki paruh baya tersebut berhasil menghentikan langkah Regan yang hendak berjalan ke kamarnya. Pemuda itu tidak mau repot-repot menoleh ke belakang dan tetap menampilkan raut datar di wajahnya.
"Regantara. Papa baru tahu kalau kamu ternyata budeg," ucap Ryan dengan santai. Langkahnya mendekat pada putra tunggalnya itu.
Regan mendengus pelan. "Aku lagi gak mood bercanda, Pa."
Ryan tersenyum tipis. "Ya sudah tinggal dijawab saja apa susahnya? Kamu pergi kemana saja kemarin?"
Regan menoleh singkat. "Rumah sakit."
Ryan membelalak kaget. "Kamu sakit? Sakit apa, Gan? Kok gak bilang sama Papa?!" Lelaki paruh baya itu langsung meneliti bagian tubuh Regan dan memeriksa tubuh tegap anaknya.
Regan yang tubuhnya dibolak-balik langsung mendengus malas. "Bukan aku," sahutnya malas.
Ryan menaikkan sebelah alisnya. Tanda bertanya kelanjutannya. Tapi Regan malah diam dengan tatapan tak bersahabat.
Lelaki paruh baya itu menghela napas panjangnya. "Ngomong dong, Regan! Siapa yang sakit? Papa nungguin, lho ini."
"Papanya Rena meninggal."
Tiga kata. Berhasil membuat tubuh Ryan membeku sesaat kemudian langsung menggeret paksa lengan anaknya.
"Pa!" Regan memberontak saat lengannya terus digeret dengan tak manusiawi. Ini anakmu lho, Pa!
"Diam kamu!" sungut Ryan sambil menggiring Regan dan memaksanya untuk duduk di sofa.
Setelah mendudukkan Regan pada sofa. Ia menyusul duduk di sampingnya dengan tubuh yang ditegapkan. Rasa penasarannya tidak bisa ditahan lagi.
"Innalillahi wa inna ilaihi roji'un, Papa turut berduka cita ya," ucapnya lembut yang cukup terlambat. Harusnya dari tadi kan, ya? Tapi terserah Papa Ryan sajalah. Hayati lelah.
Regan mengangguk satu kali.
"Jelaskan dong, Regan. Kenapa Papanya Rena bisa meninggal?" tanya Ryan dengan jengah. Anaknya ini sangat tidak peka. Turunan sifat dari siapa sih?
Regan berdehem sebentar, lalu Ia menatap Papanya lekat. "Aku haus," ucapnya kemudian berlalu pergi ke dapur begitu saja.
Ryan berdesis jengkel melihat kelakuan anaknya yang jauh dari kata sopan. "Buatkan kopi hitam untuk Papa sekalian ya, Gan! Papa juga haus!" teriaknya dengan posisi ternyaman di sofa.
Ia bosan. Lelaki paruh baya itu memilih untuk menyalakan televisi. Remote yang dekat dengannya langsung Ia sambar dan memilih channel yang diinginkan. Tapi, berita dari salah satu stasiun tv membuat Ia membeku sejenak.
"Telah terjadi kecelakaan tunggal di perbatasan jurang daerah puncak Bogor. Kejadian ini memakan satu korban jiwa berinisial M, yaitu pengemudi yang berusia kisaran setengah abad. Korban meninggal setelah dilarikan ke rumah sakit terdekat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Regan ( Completed )
Fanfiction~ Vektor cover by Akbar ~ Regan itu badboy tapi goodboy. Bagaimana jadinya jika seorang pemuda dingin dan cuek, bertemu dengan seorang gadis yang memiliki bakat ceroboh dan berpikiran lugu? Regantara yang selalu mengusik Rena, atau Renata yang selal...