Part 18

1.1K 74 75
                                    


"Lo tau gue mau lo. Gue tau lo mau gue. Kenapa harus pacaran?"
~Regantara Malhetra









"Lo minta gue tabok?!" bentak Altar sambil melotot pada Regan yang terlihat biasa-biasa saja.

Mereka sedang duduk berdampingan di sebuah sofa ruang tengah rumah Regan. Jangan lupakan keberadaan Arsa, pemuda itu sedang sibuk bermain kubik yang sedari tadi belum bisa Ia selesaikan.

"Lo beneran minta gue tabok!" Tangan Altar terangkat kemudian menabok kepala Regan cukup keras, sontak hal itu langsung membuat Regan mengalihkan tatapannya dari ponsel yang Ia genggam.

"Lo ngajak ribut?!" Regan bertanya sambil menatap Altar tajam.

Perdebatan mereka lagi-lagi hanya ditanggapi dengusan malas oleh Arsa. Pemuda itu tetap fokus pada kubiknya yang lebih indah dari perdebatan.

"LO YANG NGAJAK RIBUT! KENAPA LO CUMA NGUNGKAPIN PERASAAN LO DOANG KE RENA?! KENAPA LO GAK SEKALIAN TEMBAK DIA? G*BLOK!" Altar kembali menabok kepala Regan cukup kuat. Sontak Regan langsung membalas pukulan di kepala Altar.

"Salah gue di mananya?" tanya Regan dengan kalem.

"WASSALAM! PUNYA TEMEN PUNGUT KAYA GINI BANGET GUSTI! YA SALAH! KALO RENA DIAMBIL ORANG BARU KEJANG-KEJANG LO!"

Arsa membanting kubiknya ke atas meja, menimbulkan suara gaduh yang merebut perhatian Regan dan Altar. Pemuda itu menoleh tajam ke arah Regan sambil menormalkan deru napasnya yang tiba-tiba memburu.

Altar mengerjap memperhatikan tingkah aneh Arsa. "Kenapa, Sa? Lo ada masalah idup apa? Sini cerita sama Akang Gendang."

Tolong! Niatnya kan Altar yang akan bertengkar dengan Regan. Tapi kenapa malah Arsa yang terpancing emosi? Altar mencium bau-bau bibit permusuhan di antara keduanya. Ini tidak bisa dibiarkan! Biang keladinya adalah Renata Maghelsa!

"Lo ngomong suka ke Rena?" tanya Arsa pada Regan dengan geram.

Altar meneguk salivanya kasar saat merasakan atmosfer di sekitarnya seketika berubah menegangkan. Tolong kutuk Altar menjadi tembok sebentar saja!

"Iya." Regan menjawab santai tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel.

Altar menyela pembicaraan mereka berdua. "Eh kita maen congklak yuk?! Atau maen petak umpet? Main balap karung juga boleh!"

"ALTAR DIEM!" bentak Arsa karena Altar menyela pembicaraan mereka dengan seenak udel.

Altar kicep, pemuda itu menunduk sambil mencebikkan bibirnya.

"Lo belum nembak dia?"

"Gue gak minat buat pacaran." Regan menjawab acuh.

"Gue pastiin, gue bakal jadiin dia pacar gue secepatnya," ucap Arsa sambil bangkit dari duduknya, pemuda itu berniat meninggalkan rumah Regan karena takut keduluan menembak Rena.

Belum sempat melangkah, kerah belakang Arsa sudah lebih dulu ditarik oleh Regan. Regan langsung membalik tubuh Arsa dengan cepat untuk menghadapnya, kemudian melayangkan pukulan tepat di pipi kanan Arsa cukup kuat. Kemudian mendorong tubuh Arsa dengan emosi yang meledak-ledak.

Regan ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang