"Janji manis seolah tak berguna. Semuanya perlu bukti nyata. Jadi please, stop tebar pesona meski hanya lewat seuntai kata."
~Korban phpPLEASE KOMENTAR BUAT BAGIAN YANG TYPO👉👈
Ceklek!
Pintu ruangan terbuka. Menampilkan sesosok manusia mungil bernama Renata Maghelsa, kedua tangannya kosong membuat Arsa dan Bebi yang ada di dalam ruangan mengernyit heran.
"Es tehnya mana?" tanya Arsa sambil mendekat. Ia melongok ke belakang Rena dan menemukan beberapa orang ikut menyusul masuk ke dalam ruangan tersebut.
Matanya membelalak menatap tiga pemuda yang berjalan lunglai di belakang Rena, terlihat Regan membawa satu kresek, Zidan satu kresek, dan Zeon dua kresek. Tentu saja sesuai permintaan Kanjeng Ratu Renata.
"Lo bawa bodyguard banyak amat, Ren!" seru Bebi sambil tertawa keras melihat wajah ketiga pemuda itu masam.
"Mereka yang mau ikut Rena, jadi ya udah dibawa kesini aja sekalian," sahutnya santai sambil duduk di sofa panjang pojok ruangan. Ia memilih untuk bermain ponsel dan mengabari Gita untuk cepat datang ke rumah sakit.
"Dayang-dayang lo keren banget, Rena," celetuk Arsa sambil menahan tawanya.
"Kamfret antum," desis Zeon sambil menggeplak kepala Arsa dari belakang. Sontak Arsa malah meledakkan tawanya keras.
"Kalian kayak mau bikin boyband deh! Gemoy! Pas banget pake jaket item-item begitu!" Bebi terkekeh pelan melihat ketiga pemuda yang malah memutar bola mata malas.
Rena mendongakkan kepalanya dari ponsel yang Ia genggam. Ia menatap Zidan, Regan, dan Zeon secara bergantian. Tawanya meledak keras saat menyadari perkataan Bebi barusan benar.
"Kalian sini deh!" suruh Rena sambil memiringkan ponselnya. Ia memotret mereka secara diam-diam. Tapi kalian tahu bagaimana cara kerja otak seorang Renata.
Cekrek!
Rena meringis saat menyadari suara dari kameranya lupa dimatikan. Jadilah suara cekrekan terdengar keras.
"KAMPRET!"
"LO MOTO KITA?!"
"HAPUS WOI! GILA MUKA GUE!"
Mata ketiga pemuda itu langsung melotot terkejut, jadilah pose orang berjalan dengan mata melotot terpatri di layar ponsel Rena. Gadis itu tersenyum puas dan langsung menyimpan ponselnya di saku roknya.
"APA?! NIH AMBIL SENDIRI HPNYA KALO BERANI!" Gadis itu mengedikkan dagunya ke arah saku roknya yang berada di samping pinggang.
Regan sontak berhenti melangkah dengan raut sedikit takut. Tentu saja Ia masih sayang nyawa, Rena yang lugu sekarang menjadi bar-bar karenanya. Masih terasa jelas rasa nyeri di kepalanya saat tangan Rena menjambaknya kuat tadi di sekolah.
Sementara Zeon dan Zidan juga ikut berhenti dan saling menatap. Mereka masih menghargai privasi seorang perempuan.
"Ya--ya udah simpen aja sana! Buat kenang-kenangan, lagian muka gue juga palingan tetep ganteng meskipun asal jepret," putus Zidan kemudian berjalan ke arah Arsa dan memperkenalkan dirinya. Tingkahnya tak luput dari perhatian Regan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regan ( Completed )
Fanfic~ Vektor cover by Akbar ~ Regan itu badboy tapi goodboy. Bagaimana jadinya jika seorang pemuda dingin dan cuek, bertemu dengan seorang gadis yang memiliki bakat ceroboh dan berpikiran lugu? Regantara yang selalu mengusik Rena, atau Renata yang selal...