Epilog

1.9K 73 24
                                    

"Tak terasa kita sudah berada di ujung temu. Semoga kamu, bisa mendapatkan yang lebih dari dia. Yaitu aku."
~Regantara







Takdir. Satu kata yang berhasil menguatkan hati Rena untuk saat ini. Satu kata yang berhasil memupuk rasa sabar di dalam dirinya. Satu kata yang mampu membuat Ia berdiri di sini sekarang. Di hadapan orang banyak dengan status yang sebentar lagi akan berganti menjadi tunangan dari seorang pemuda yang tidak pernah terpikir sedikitpun olehnya.

"Arsa sama Tante Leni sebentar lagi datang, kita turun ke bawah, yuk?" Gita memberikan seulas senyuman teduh. Ia paham dengan isi pikiran Rena saat ini. Tidak mudah bagi gadis lugu itu untuk menerima keadaan seperti ini.

Rena mengangguk dan melangkah turun ke bawah. Yap. Rena akan menjadi tunangan Arsa sebentar lagi. Menunggu beberapa menit, dan cincin akan melingkar di jari manisnya.

Gaun putih panjang yang membalut tubuhnya terlihat sangat indah, rambutnya disanggul dengan mahkota kecil di atas kepalanya, wajah yang dipoles make-up sedikit tebal itu membuat Rena terlihat berbeda dari biasanya. Gita yang mengenakan gaun berwarna sama juga tak kalah cantiknya.

Rena tersenyum saat kerabat Leni menyambutnya dengan hangat. Ia hanya menjawab seperlunya sambil duduk di kursi yang berada di atas panggung kecil.

Gita menoleh saat Rena menghembuskan napas panjang. Rautnya menyendu, membuat seseorang di sampingnya mengusap bahu Gita dengan pelan. "Ini udah takdir. Kita gak bisa berbuat apa-apa," ucap Altar yang hanya ditanggapi Gita dengan anggukan kecil.

Rena menunduk. Kedua tangannya saling bertaut di atas pangkuan. Matanya terpejam saat lagi-lagi perih menghampiri hatinya. Suasana ramai di sekitarnya membuat kesedihan Rena tak berkurang sedikitpun. Ia ingin Regan. Hanya Regan yang menjadi pendampingnya, bukan yang lainnya.

"Uwaw! Pemudanya sudah datang tuh! Tampan sekali!"

Mendengar pujian dari pembawa acara, Rena menarik napasnya dalam-dalam, kemudian menghembuskannya perlahan. Ini sakit, ini berat, tapi Rena harus melalui semuanya. Melupakan semua kenangannya bersama Regan dan menjalani hari barunya bersama Arsa.

Sebuah tangan tiba-tiba meraup wajahnya. Rena kaget setengah mati, Ia hampir saja berteriak tapi Ia mengurungkannya saat mendongak dan menatap siapa yang berani melakukannya.

"Jangan ngelamun. Lo jadi tambah jelek," ucap pemuda itu sambil duduk di samping Rena dengan sikap kelewat santai. Hal itu membuat Rena melotot kaget. Gadis itu melongo, matanya berkejap berkali-kali guna menormalkan pandangannya.

"Re--Regan? Regan ngapain duduk di sini?! Ini tuh tempatnya Arsa! Ini kan, ini tempatnya orang yang mau tunangan sama Rena!" Kalau saja di ruangan itu sepi. Rena sudah berteriak kesetanan sambil menjambak rambut Regan sampai rontok.

Regan menatap Rena lekat sambil tersenyum tipis. "Ulangi kalimat terakhir."

Rena nampak berpikir sejenak. "Ini tempatnya orang yang mau tunangan sama Rena!"

"Dan itu gue."

"Lho?! Kok Regan sih?!" Rena mulai bingung sekarang. Masa iya usaha move on-nya selama sebulan ini berakhir sia-sia?!

"Kenapa? Lo gak suka?" Regan menaikkan sebelah alisnya. Sungguh, raut Regan sangat bagus, bagus untuk memancing keributan sisi jahat pada diri Rena.

Regan ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang