"Patah hati itu lelah. Aku harap hadirmu bukan sekedar singgah. Jadi, jangan pergi ya?"
~Renata Maghelsa
"Regan, maafin Rena, Rena gak sengaja, Rena gak tahu kalo yang Rena pukul itu Regan, Rena-"
"Diem,"
Rena langsung kicep. Gadis itu menunduk takut sambil meremas payung yang Ia pegang dengan kuat. Bagaimana kalau sehabis ini Regan akan menghukumnya? Membunuhnya? Atau mungkin, memutilasi tubuhnya menjadi beberapa bagian kemudian dicampur bersama sayur kol.
"Lo harus tanggung jawab," ucap Regan dengan nada dingin. Rautnya mengeras pertanda Ia sedang menahan amarah yang hampir membeludak.
Rena mendongak, matanya mengerjap takut, Ia bergerak gelisah di tempatnya.
"Sini Rena obatin luka Regan," ucap Rena sambil menarik tangan Regan untuk mengikutinya masuk ke dalam rumah.
Tapi Regan tetap diam di tempatnya tanpa bicara apapun. Rena menghela napasnya lelah.
"Marahnya nanti dulu, okey? Sekarang biar Rena obatin dulu lebamnya Regan. Nurut sekali aja sama Rena gak bakal bawa masalah kok," oceh Rena sambil menatap Regan dengan tajam.
Regan mengedipkan matanya satu kali, Ia menurut saat Rena menarik dirinya untuk masuk ke dalam rumah. Mereka duduk berhadapan di atas sofa ruang tamu, Regan hanya diam memperhatikan gerak-gerik Rena dengan tatapan datarnya.
"Regan tunggu bentar, Rena mau ambil kotak P3K dulu," ujar Rena sambil berlalu pergi.
Cukup lama, mungkin Rena sedang mencari keberadaan kotak putih itu. Regan yang merasa bosan langsung meraih remote tv kemudian menyalakannya. Ia menoleh ke arah televisi dan langsung meringis saat melihat sinetron azab yang terlihat sangat aneh. Gas elpiji yang tiba-tiba keluar dari dalam keranda? Are you serious?
"Regan suka nonton azab juga?" suara Rena yang tiba-tiba terdengar membuat Regan menoleh menatap gadis manis itu. Regan sedikit mencebikkan bibirnya tanda tak paham.
"Azab?" tanya Regan seolah baru mendengar kata itu.
"Iya, judul sinetronnya kan azab." Rena menjawab sambil menyiapkan kasa yang dituangkan sedikit obat merah.
Regan mengangguk-anggukkan kepalanya tak paham. Ia menoleh ke arah televisi dengan pandangan tak percaya. Sungguh, raut Regan saat ini sangat menghibur Rena.
"Muka Regan lucu banget!" Rena terkekeh ringan, gadis itu meringsut mendekati Regan. Kemudian tangan kanannya terulur untuk mengobati dahi Regan yang terdapat sedikit bercak darah.
Regan termangu, pemuda itu menatap wajah serius Rena yang terlihat sangat lucu. Netra Regan mengawasi wajah Rena dengan lekat tanpa berkedip sedetikpun. Jantungnya tiba-tiba berdetak keras dan rasanya wajah Rena sudah menjadi candu baginya.
"Pasti ini sakit kan?" Rena bertanya dengan raut khawatir yang sangat ketara.
Regan menggeleng satu kali sebagai jawaban.
Gadis itu menempelkan plester bergambar hello kitty di dahi Regan. Regan saja tidak merasa keberatan, jadi Rena tetap menempelkannya saja.
"Udah selesai." Rena tersenyum puas saat luka di dahi Regan sudah tertutup sempurna dengan plester hello kitty miliknya.
Tangan Rena bergerak membereskan peralatan yang tadi Ia gunakan untuk mengobati luka Regan.
"Makasih," ucap Regan dengan nada datarnya.
Pemuda itu menatap penampilan Rena dengan senyum tertahan. Bagaimana tidak? Rena tampak sangat menggemaskan ketika mengenakan daster selutut berwarna biru muda yang longgar itu di tubuh mungilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regan ( Completed )
Fanfiction~ Vektor cover by Akbar ~ Regan itu badboy tapi goodboy. Bagaimana jadinya jika seorang pemuda dingin dan cuek, bertemu dengan seorang gadis yang memiliki bakat ceroboh dan berpikiran lugu? Regantara yang selalu mengusik Rena, atau Renata yang selal...