Part 5

2.1K 144 56
                                    

Buat kalian yang udah baca sampe part ini, kalian luar biasaaa💙
Lopyu all💙💙💙

Sebelum baca kalian bisa dengerin lagu itu dulu. Cek mulmed ya. Lagunya nyampek nusuk ke hati pokoknya.

Garis Terdepan ~ Fiersa Besari

Bila kau butuh telinga tuk mendengar...
Bahu tuk bersandar...
Raga tuk berlindung...
Pasti kau temukan aku di garis terdepan...
Meski hanya sebatas teman...

"EKHEM!" Deheman keras seketika mengisi kesunyian kamar milik Renata Maghelsa yang dominan berwarna pink. Nuansa girly sangat terlihat di dalam kamar tersebut. Rena yang masih menggeliat pelan, merasa enggan untuk membuka matanya. Ia menggumam rendah membuat lawan bicaranya terkekeh pelan.

"Bentar ya, Pa. Huammh!" Rena menguap lebar, padahal Ia sudah tidur selama 10 jam, tapi rasa kantuknya masih hinggap dan menyerang. Menempel lekat seperti cicak-cicak di dinding diam-diam merayap.

"Ada cowok di luar, nungguin kamu," ujar Manuel dengan nada datar.

Hah!

APA?! KUPINGNYA PASTI SALAH DENGAR! Rena cepat-cepat membuka kelopak matanya dengan lebar. Bergerak untuk duduk kemudian mengucek matanya dengan kasar.

"Papa bohong?!" tuduh Rena karena mendapatkan kejutan di pagi hari.

Manuel mendengus. "Cek aja sendiri kalau kamu gak percaya." Manuel berbalik, berjalan keluar kamar dengan raut kesal tanpa mempedulikan rentetan pertanyaan dari putrinya.

"Cowok siapa, Pa?! Iqbal Ramadhan bukan?! Semalem Rena mimpiin dia soalnya! Pa?"

Sayangnya Papa Manuel sudah hilang ditelan belokan tembok. Pertanyaannya hanya dijawab oleh decitan pintu yang tersenggol Sang Papa.

Rena merengut, Ia memilih untuk menuruti ucapan Papanya. Rena bergegas turun dari ranjang, Ia harus memastikan apa yang diucapkan Papanya benar atau tidak.

Tapi baru saja hendak melangkah, kakinya malah tersangkut selimut yang menjuntai ke bawah. Naas, paginya harus diawali dengan rasa sakit yang cukup menyengsarakan kehidupan nestapanya.

"PAPAAA!"

DBUGH!

"ADUH SAKIT!" Rena tersungkur ke bawah, bersilaturahmi dengan dinginnya keramik beserta selimut yang ikut menggulung sebagian tubuhnya. Kakinya menendang-nendang, badannya juga sudah berusaha untuk berbalik. Tapi selimut pembawa sial ini malah semakin membungkus tubuh Rena dengan sangat tidak manusiawi.

"PAPA! RENA JADI KEPOMPONG! HUAAA!" Rena berteriak histeris. Tubuhnya sudah seperti kepompong yang gagal bermetamorfosis menjadi kupu-kupu saat ini.

Tidak lama kemudian, terdengar suara tapak kaki yang memasukki kamarnya. Rena menghentikan gerakan merontanya. Ia lelah. Tenaganya jadi terbuang sia-sia di pagi hari.

"Aduh Sayang, kamu kenapa?" Manuel segera menghampiri tubuh putrinya yang sudah nampak seperti kepompong belalang kupu-kupu tersebut. Rambutnya yang tergerai berantakan dan bibirnya yang mengerucut membuat penampilan Rena pagi ini terlihat sangat menggemaskan. Dan hal itu sukses membuat Regan terkekeh samar.

"Papa tolongin Rena," rengek gadis ceroboh tersebut dengan manja. Rena mencoba menggerakkan badannya ke kanan dan kiri. Tapi tetap saja, tubuhnya tetap terlentang dan selimut hello kitty-nya tetap memeluk tubuh rampingnya dengan erat.

Regan ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang