Part 34

820 45 37
                                    

Kau datang
tatkala sinar senjaku telah redup
Dan pamit
Ketika purnamaku penuh seutuhnya
Kau yang singgah tapi tak sungguh.

Kukira kau rumah ~ Amigdala

ANAK INDIE MANA SUARANYA?! YG SAYANG REGAN VOTE KOMEN DONG
HWHW:(





Altar masih berdiri sambil menggaruk hidungnya di hadapan gembok gerbang rumahnya. Pemuda itu masih berusaha keras mengingat keberadaan ponselnya yang tak kunjung Ia temukan sejak kejadian baca bareng chat dari Bebi tadi.

Tinn!

"Buka pintunya, g*blok!" teriakan Regan terdengar membahana di pelataran rumah Altar.

Regan melongok dari kaca jendela mobilnya dengan tak sabaran. Tatapannya menghunus ke arah Altar yang malah cengengesan tak jelas.

"Hp gue, Gan! Hp gue raib! Lo lihat hp gue gak?" Altar tersenyum masam.

Sontak Regan memutar bola matanya malas. Tangannya terulur meraih benda pipih yang sejak tadi Ia sisipkan di dalam saku celana.

"Ini?" tanya Regan tanpa dosa.

Altar terperangah. Demi Altar yang selalu ada untuk Gita, Altar mau marah ke Regan tapi gak bisa. Altar sudah mencarinya selama ratusan detik. Baru beberapa menit sih sebenernya, cuma biar kesannya dramatis aja gitu.

"Iya, Regan! Omaigat anak gue!" Altar langsung berlari masuk ke dalam mobil, lalu meraih ponselnya dengan cepat.

"Kamu gak papa kan, Nak?" tanya Altar bermonolog sambil memeluk ponsel semata wayangnya.

Sementara di balik kemudi. Regan hanya dapat menyorot Altar dengan sedatar-datarnya. Altar ini kalau mau goblok natural banget, alamiah gak dibuat-buat.

"Kalo lo di sini, siapa yang bakal bukain gerbang?!" Regan mulai sewot.

Benar. Posisi Altar yang duduk ganteng di dalam mobil membuat Regan semakin jengah. Bisa-bisa keburu lebaran mereka baru sampai di Bogor.

"Trabas ae lah!" Altar cengengesan. Minta ditampol emang.

Plak!

Nah kan bener. Barusan dibilangin.

Regan memukul kepala Altar cukup keras. Membuat si empunya mencebik malas.

"Otak lo sekali-sekali dipake! Jangan sampe gue jual di pasar loak!"

Tak mau membantah. Karena itu tidak berguna. Altar pasrah turun dari mobil kemudian membuka gerbang rumahnya. Dengan pundak yang terkulai lesu, Altar melihat Regan yang menjalankan mobilnya keluar pekarangan rumah.

Setelah Netranya melihat mobil Regan sudah keluar, tangannya bergerak untuk kembali menutup gerbang rumahnya yang lumayan berat.

Altar berniat masuk ke dalam mobil. Tapi baru satu langkah, suara manis memanggilnya dari arah belakang. Membuatnya terpaku dan langsung membalikkan badan.

"Hei human!"

"Lo? Siapa lo?" Altar mengerjap bingung. Ia seperti kenal dengan gadis di hadapannya, tapi siapa ya? Altar lupa.

Regan ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang