Part 17

1.1K 78 76
                                    

"Kalau gue cinta sama lo, ya gue harus milikin lo. Kalau gak, gue cinta orang lain aja, biar cinta gue bisa bermanfaat dan gak bikin nyesek."
~Regantara Malhetra





"Gue suka sama lo."

Apa?!

Rena tidak salah dengar kan?!

Apa Rena sedang bermimpi?

Tubuh Rena membeku. Gadis itu menatap Regan penuh ragu. Pasti Regan sedang berbohong, jangan-jangan Regan kesambet setan gudang belakang, atau Regan sedang berakting saja?

Jantung Rena serasa hampir copot saat Regan tiba-tiba berdiri dan merogoh saku celananya untuk mengeluarkan sesuatu. Jika pemuda itu akhirnya berdiri, lalu untuk apa Ia duduk bersimpuh tadi? Formalitas?

Rena diam tak berkutik. Gadis itu merona sambil memperhatikan setiap inci pergerakan yang dilakukan Regan. Tangan kanan pemuda itu tiba-tiba terulur ke depan, meraih telapak tangan Rena untuk Ia genggam.

Tanpa bicara apapun, Regan melingkarkan gelang perak yang tadi Ia ambil dari saku celananya di pergelangan tangan kiri Rena. Kemudian menguncinya dengan hati-hati agar tak melukai gadis itu.

"Gelang?" Rena menganga lebar, gadis itu tak menyangka bahwa Regan bisa bersikap semanis ini.

Ini semua benar-benar bukan akting kan? Regan tidak sedang menganggap Rena adalah Sela bukan? Masalahnya, Rena sudah berharap banyak, hati gadis itu sudah jatuh sejatuh-jatuhnya.

Regan diam tak menjawab. Pemuda itu mengangkat tangan Rena kemudian mengecupnya cukup lama.

"Ini buat Rena?" Rena masih belum mengondisikan mukanya yang kelewat terkejut.

Regan malah berdiri tegap sambil menatapnya lekat.

"Regan?! Jawab dong! Jangan bikin Rena berharap!" Emosi Rena tiba-tiba melonjak naik. Gadis itu marah karena hatinya selalu menjadi bahan mainan.

"Menurut lo?" Suara berat Regan sukses membuat jantung Rena berdegup lebih cepat. Rena salah tingkah. Hatinya benar-benar terombang-ambing saat ini.

"Regan! Ish! Nyebelin banget sih! Tinggal jawab aja susah banget!" Rena menghentakkan kakinya kesal.

"Bukan."

APA?

Rena membeku. Gadis itu mengerjap bingung, pikirannya berputar mengingat kedekatan Regan dan Sela. Benar saja, pasti memang benar kalau gelang ini untuk Sela, dan Regan hanya menganggapnya sebagai bahan percobaan.

Sakit. Hati Rena seketika terasa perih, gadis itu tersenyum pahit. Rena mengamati gelang yang melingkar di pergelangan tangannya dengan sorot terluka.

"Oke, Rena paham. Lepas sekarang." Rena mengulurkan tangannya ke hadapan Regan, gadis itu menyuruh Regan untuk melepas gelang perak tersebut dari tangannya.

Mendengar perintah Rena, sontak Regan mengerutkan keningnya bingung.

"Hei! Kenapa dilepas?" Tidak bisa begini! Suara Regan malah terdengar lebih lembut dari biasanya. Kalau begini caranya, Rena tidak akan bisa marah pada pemuda tengil itu.

Regan ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang