"Tetaplah jadi orang baik. Tidak peduli sebanyak apapun orang yang membenci dan melukaimu. Tetaplah menjadi baik."
~Renata Maghelsa"Regan!"
Panggilan dari siswa di belakang Regan terdengar menggema di koridor sekolah yang sudah lumayan ramai. Regan menghentikan langkahnya, lalu membalikkan badannya ketika mendengar langkah kaki mendekat ke arahnya.
Regan menaikkan sebelah alisnya ketika pemuda di depannya tak kunjung bersuara.
"Lo lupa?" tanya siswa di depannya dengan tampang nyolot.
"Apa?" Regan balik bertanya. Pemuda itu tidak paham mereka sedang membicarakan apa.
Altar menghela napas panjang. "Basket, Gan! Basket!"
"Kenapa sama basket?"
"Astaghfirullah kamu ini berdosa banget!" seru Altar dengan mata melotot.
"Gak jelas." Regan mengacuhkannya dan berniat berbalik arah untuk menuju ke kelasnya.
"Kita gak usah masuk kelas! Kita latihan basket aja, Gan!" Altar berseru sambil cengengesan tidak jelas.
Sontak Regan menoleh dengan tatapan tajam. "Gak! Kita harus ikut pelajaran."
Regan melanjutkan langkah ke kelasnya.
"Regan, mah gitu! Gue kan pengin bebas sehari aja, Gan! Sehariii aja. Lagian lombanya udak deket lho, Gan! Seminggu lagi!" rengek Altar sambil menarik-narik tangan kanan Regan dari samping.
"Gak!"
"Gan! Gue traktir lo deh nanti, mau apa? Seblak? Batagor? Apa es teh anget?" tawar Altar dengan kekeuh sambil terus berjalan di samping Regan.
Regan diam tak menjawab, pemuda itu tetap melanjutkan langkahnya diiringi tatapan memuja dari sebagian siswi yang berada di sekitarnya.
"Regan, kita kan ikutan basket buat perwakilan sekolah. Masa kita gak ada dispensasi gitu sih?! Satu hari gak ikut pelajaran gak akan bikin kita goblok," ujar Altar saat mereka sudah hampir sampai di depan kelas.
"Kita bakal dispensasi buat latihan," ucap Regan dengan tenang.
"SERIUS, GAN?!" teriak Altar tak percaya Regan mengubah keputusannya secepat itu.
Regan mengangguk. "Tapi nanti, satu hari sebelum tanding."
Altar mencebikkan bibirnya kesal. Itu mah sama saja bohong!
***
Ceramah panjang dari bibir mungil Bu Witra terdengar mengalun indah sejak beberapa jam yang lalu. Suasana hening yang kelewat hening di dalam kelas mendukung suara Bu Witra untuk tetap mengalun merdu.
Altar sudah merebahkan kepalanya di atas meja sambil menutup wajahnya menggunakan buku. Sementara Regan, pemuda itu sibuk mencatat hal penting yang disampaikan oleh Bu Witra.
"Altar! Kamu tidur, ya?"
Hening. Tidak terdengar jawaban apapun dari pemuda itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regan ( Completed )
Fanfiction~ Vektor cover by Akbar ~ Regan itu badboy tapi goodboy. Bagaimana jadinya jika seorang pemuda dingin dan cuek, bertemu dengan seorang gadis yang memiliki bakat ceroboh dan berpikiran lugu? Regantara yang selalu mengusik Rena, atau Renata yang selal...