"Tentang kita yang tidak memiliki hubungan terikat. Akankah kebahagiaan dengan sendirinya sudi mendekat?"
~Renata MaghelsaRena mendengus kesal saat Papanya masih saja tertawa lebar bersama Regan, kedua lelaki itu masih saja duduk berdua di teras rumah padahal hari sudah malam.
Terpaksa Rena menonton TV sendirian di ruang tengah, Ia jengah mendengar tawa Papanya yang kelewat keras bahkan terdengar sampai ke dalam rumah.
"Rena! Sini, Sayang!" panggil Manuel pelan dari luar. Lihat, baru saja dighibahi di dalam hati, Papa Manu sudah memanggilnya keluar.
"Iya, Pa! Sebentar!" Rena bangkit dari duduknya sambil menyambar remote TV yang tergeletak di sampingnya, kemudian menekan tombol power agar TV mati.
Setelah meletakkan remote TV di meja, Rena bergegas keluar dan berdiri di hadapan Sang Papa.
Regan tersenyum simpul melihat Rena yang mengenakan piyama pokemon lengan panjang dan rambut tergerai indah, matanya yang sedikit berair menandakan gadis itu mungkin mengantuk, Regan berusaha sekuat tenaga menahan senyum gelinya saat menangkap kesan menggemaskan dari Rena saat ini.
"Kenapa, Pa?" tanya Rena polos sambil berusaha menahan matanya agar tidak terpejam.
"Regan mau pulang, kamu antar ke gerbang ya, Papa masuk dulu," jawab Manuel sambil bangkit dan melangkah masuk ke dalam rumah.
Rena mengangguk paham. Ia menoleh ke arah Regan yang ternyata juga sedang menatapnya lekat. "Regan, mau pulang kan?"
Kenapa Regan lebih menganggap bahwa Rena mengusirnya sekarang?
"Lo ngusir gue?" tanya Regan dengan raut tak percaya.
Rena mendengus. "Tadi kata Papa, Regan mau pulang. Ayo Rena anter sampe gerbang."
Oh iya. Regan tidak memperhatikan tadi saat Rena dan Papanya berbicara. Jadi Ia sedikit bingung saat Rena menanyakan Ia akan pulang atau tidak.
Regan mengiyakan. Ia bangkit dari duduknya, kemudian mengelus pelan puncak kepala gadisnya dengan seulas senyum tipis.
Rena membalas senyum Regan dengan jantung yang berdebar keras. Ini Gila! Jantungnya kemana?! Kenapa jantungnya mencelos? Kenapa rasanya wajah Rena memanas sekarang?
"Gue pulang," ucap Regan sambil menyambar jaketnya yang tersampir di atas kursi, segera mengenakannya dengan cepat dengan tatapan yang tidak beralih dari gadisnya.
Regan rasa, Ia sudah candu pada senyuman Rena.
***
Brak!
Suara bantingan keras yang dihasilkan oleh pintu terdengar memekakkan telinga. Sontak wanita paruh baya yang bernama Leni langsung mendongakkan kepalanya ke lantai atas. Melihat putra bungsunya yang baru saja membanting pintu.
"Arsa! Ganti baju terus makan dulu!" Leni menghela napas lelah. Ada apalagi yang terjadi pada putranya itu?
Kakinya bergerak menaiki tangga. Menuju ke lantai atas, sesampainya di depan pintu kamar Arsa, tangannya terulur untuk membuka pintu yang tidak pernah dikunci itu.
"Arsa sayang, kamu kenapa lagi?"
Mendengar suara lembut tersebut, Arsa mendongak kaget.
"Mama?" Arsa mengerjapkan matanya tak percaya. Betulan itu Mamanya yang berdiri di hadapannya kan?
"Iya, ini Mama," ucap Leni sambil tersenyum manis. Langkahnya mendekat dengan tangan yang merentang lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regan ( Completed )
Fanfiction~ Vektor cover by Akbar ~ Regan itu badboy tapi goodboy. Bagaimana jadinya jika seorang pemuda dingin dan cuek, bertemu dengan seorang gadis yang memiliki bakat ceroboh dan berpikiran lugu? Regantara yang selalu mengusik Rena, atau Renata yang selal...