"Saat ini, Aku telah kehilangan rembulanku. Dan saat ini, hidupku redup."
~Renata MaghelsaSuasana kediaman keluarga Dawala terasa sunyi dan pilu. Rasa duka menjalari setiap inci ruangan rumah tersebut, menambah rasa kehilangan dan tak ikhlas melepas kepergian seseorang tersayang ke alam lain.
Arsa masih setia memeluk tubuh Leni dari samping, memberikan dukungan moral dan berusaha menguatkan hati wanita paruh baya itu. Leni terus saja menangis lirih sambil mengamati wajah suaminya yang saat ini sudah sangat pucat, dengan tubuh terbujur kaku dan sudah siap untuk dikebumingkan.
Pemuda itu menahan egonya saat melihat Rena yang bersandar lemas di dada bidang Regan, dadanya bergemuruh saat menyadari status barunya saat ini.
'Ingat, Arsa. Lo sekarang Abangnya Rena, lo harus bisa hapus rasa lo mulai dari sekarang.'
Batin Arsa terus saja berusaha menguatkan diri. Tapi namanya juga manusia, terkadang masih suka khilaf. Rasa sayangnya pada Rena harus sebatas kakak dan adik. Tidak lebih.
"Papa," lirih Rena dengan pandangan kosongnya.
Sementara di belakangnya, Regan hanya mampu menghela napas sambil terus mendekap Rena dan mengusap surainya dengan sayang, hatinya remuk melihat perempuan terkasihnya kehilangan semangat hidup seperti ini.
Regan hanya mampu diam dan menjadi sandaran bagi gadisnya yang sedang rapuh. Ia tidak bisa berbuat lebih.
Karena semua persiapan sudah dilakukan, mereka memutuskan untuk segera mengubur jenazah di TPU terdekat. Pelayat dan para tetangga sudah mengambil ancang-ancang untuk mengangkat jenazah.
"JANGAN BAWA PAPA!" teriak gadis bermata sembab itu sambil bergegas bangkit.
Regan dengan sigap memeluk Rena dari samping dan menahannya agar tidak kemana-mana.
"Rena," lirih Regan pilu sambil berusaha menyadarkan gadisnya.
"GAK MAU! JANGAN BAWA PAPA RENA PERGI! MEREKA MAU BAWA PAPA PERGI, GAN!" adu Rena sambil terus berteriak dengan tangisan.
Regan menggeleng pelan sambil menatap lekat manik Renata. "Ikhlas," serak Regan dengan suara lirih. Ia tidak sanggup melihat Rena seperti ini.
Leni yang memperhatikan semuanya pun terisak semakin dalam. Matanya mengarah pada para tetangga yang membantu proses penguburan jenazah.
"Bawa, Pak," titahnya sambil menahan tangis.
Hal itu langsung dituruti oleh orang-orang di sana. Mengangkat jenazah dan memindahkannya ke dalam keranda. Arsa bergegas bangkit dan ikut menggotong keranda tersebut untuk dibawa ke ambulance.
"PAPA! PAPA JANGAN PERGI!" isak Rena nyaring. Ia tidak mau ditinggal pergi. Tidak mau. Tubuhnya lemas, tenaganya habis karena tidak ada asupan sejak semalam.
Regan yang merasakan Rena semakin lemas hanya bisa mendekapnya dan membisikkan kata ikhlas.
Para tetangga bergotong royong membantu dan menyelesaikan prosesi pemakaman Manuel.
Regan dengan setia menemani Rena dan mengantarnya menggunakan mobil miliknya. Memapah tubuh mungil yang lemas dan rapuh itu dengan hati-hati. Bagaimanapun juga, Rena harus melihat dan mengantar Papanya ke tempat peristirahatan terakhirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regan ( Completed )
Fanfiction~ Vektor cover by Akbar ~ Regan itu badboy tapi goodboy. Bagaimana jadinya jika seorang pemuda dingin dan cuek, bertemu dengan seorang gadis yang memiliki bakat ceroboh dan berpikiran lugu? Regantara yang selalu mengusik Rena, atau Renata yang selal...