Part 9

1.5K 104 46
                                    

"Berhadapan dengan kamu, kenapa rasanya tak semenyenangkan seperti dulu saat pertama bertemu? Apa karena luka yang perlahan kau ramu dan kau tabur di akhir temu?"
~Renata Maghelsa

"Regan? Regan ngapain ke sini?" Rena mengerjapkan matanya beberapa kali, mencoba meyakinkan dirinya sendiri bahwa Regan yang berdiri di depannya bukan hanya halusinasinya saja. Penampilan Regan sangat terlihat casual, cowok jangkung itu hanya mengenakan kaus hitam lengan pendek dan celana jeans hitam selutut. Terlihat manis dengan rambutnya yang sedikit acak-acakan. Wajahnya juga terlihat sangat segar pagi ini, sangat tampan dan memikat.

"Makan."

Suara datar dan hangat Regan seketika membuat tubuh Rena panas dingin. Hanya satu kata yang cowok berbaju hitam itu ucapkan tapi berhasil membuat jantungnya berdegup sangat kencang.

Makan? Memangnya rumah Rena sudah bertransformasi menjadi warteg?

"Makan? Memangnya di rumah Regan gak ada makanan?" Rena menutup mulutnya rapat-rapat setelah mendapatkan tatapan tajam dari Regan. Memangnya salah kalau Rena bertanya begitu?

"Gue pengen makan masakan lo," ujar Regan dengan datar dan cepat. Entah ada angin apa. Regan tiba-tiba datang ke rumah Rena dan meminta makan seperti ini. Apa Regan ngelindur?

"REGANTARA? Lo Regantara Malhetra mantan ketua osis sekaligus kapten basket Trisakti yang hobi nyinyirin orang sampe ke tulang punggung kan?!" Pekikan Gita merusak suasana, gadis itu langsung berjalan menghampiri Rena dan Regan yang masih berdiri berhadapan di pintu rumah dengan wajah kaget. Mulutnya menganga lebar sambil menuding Regan menggunakan telunjuknya.

Regan langsung memberikan Gita tatapan sinisnya, Ia terkekeh pelan.

"Kenapa? Lo mau gue nyinyirin?" tanya Regan tanpa merasa berdosa.

"Iuh banget! Mending gue dinyinyirin lambe turah daripada dinyinyirin cowok banci kayak lo! Deketin cewek tapi cuma kasih harapan palsu! Iukh!" Gita memberikan ekspresi jijiknya, lalu langsung pamit pada Rena untuk kembali ke kamar tanpa mempedulikan tanggapan dari Regan.

Regan hanya mengerutkan keningnya bingung. Harapan palsu? Apa maksud dari ucapan gadis nyeleneh itu?

"Ayo masuk! Beruntung tadi Rena masak lebih, Rena tempatin di piring dulu ya Regan. " Rena berbalik menuju meja makan, mengambil piring kemudian menyendokkan nasi goreng untuk Regan yang kelihatannya sangat kelaparan.

Regan langsung duduk kemudian memakannya dengan lahap. Apa Regan sebegitu kelaparannya? Apa Regan tidak diberi makan di rumahnya sendiri? Padahal Regan kelihatan seperti anak orang berada, terlihat dari caranya berpakaian dan segala yang cowok tampan itu miliki.

Rena melongo memperhatikan cara makan Regan. Sangat cepat. Belum ada lima menit tapi nasi di piringnya sudah habis. Benar-benar! Tapi cara makannya bersih dan rapi. Rena menggeleng takjub melihatnya.

"Gimana? Enak gak?" tanya Rena dengan raut penasaran.

"Ini bener masakan lo?" tanya Regan dengan kening berkerut halus. Tidak enak ya?

Rena mengangguk pelan. "Gak enak ya? Kok Regan kelihatan kaget gitu?"

"Lumayan."

Regan ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang