Uneg-uneg sedikit dari aku :
Minta tolong buat pengertiannya, alur ku buat cerita memang begini dan maaf jika konflik atau cara penyelesaiannya kurang pas untuk kalian(mungkin terlalu cepat, atau malah berlarut-larut). Dari awal memang semua cerita ku tidak mengandung konflik yang berat. Jadi untuk pertama kalinya aku buat di beberapa chapter ini, yang menurut ku sudah cukup berat jadi kiranya kalian yang kurang berkenan dengan cara ku, tolong kasih saran kalian dengan yang berbobot dan membangun, jangan yang asal menjudge yang ujungnya membuat penulis down, please bukan cuma di aku aja tapi mungkin di cerita lain juga.
Gunakan jari tangan anda dengan bijak ya 💓Aku hanya mengingatkan kok, nggak marah:"
Please be a smart reader💓
Selamat membaca
°
-"Hallo, ada apa Mah?"
"Hm.. Ayah bisa kesini?" Tanya Wulan ragu-ragu sembari menimang Sena yang masih merengek, Wulan yakin kalau Darsa bisa mendengar suara Sena
"Sena kenapa? Nggak lagi sakit kan, Mah?"
Terdengar sedikit berisik diseberang telepon, dia mengira kalau Darsa sudah bersiap-siap bangun
"Dari tadi rewel, nggak tau kenapa. Padahal nggak demam juga."
"Iya-iya, sebenarnya. Ayah bangunin Anjani dulu, sebentar lagi Ayah kesana."
"Iya, hm- Yah, hati-hati."
"Iyaa, Mah."
Darsa pun segera membangun Anjani, dia kasihan kalau harus meninggalkan anak perempuannya sendiri di rumah, tidak mungkin juga dia meminta Dania untuk menemani Anjani.
"Pakai jaket, di luar dingin." Ujar Darsa dan Anjani hanya mengangguk setengah sadar, dilihatnya ini masih tengah malam dan Ayahnya sudah membangunkannya
-°-°-°-
"Lho, kan bener kata Ibu. Sama Ayahnya langsung diam." Ujar Wati melihat Sena yang sudah mulai tertidur digendongan Ayahnya, sedangkan Wulan hanya berdiam diri sembari menonton televisi sebagai pengalih perhatiannya
"Wes ya, Ibu balik tidur lagi, besok mau bantu masak-masak di samping rumah."
"Inggeh, Bu." Jawab Darsa
(Iya)
Sebelum ke kamar Wati pun mengode Wulan melalui lirikan matanya, walaupun hanya dengan isyarat mata Wulan sudah paham apa yang dimaksud Ibunya.
"Oiya Nduk, itu Rama sama Mbak Anjani biar tidur di kamar Rian aja gapapa, jangan dibangunkan kasihan. Nanti biar Rian yang tidur di depan tv, pulang e juga mesti pagi adek mu itu."
Apa lagi ini, mau tidak mau dia harus sekamar dengan suaminya pasca kejadian itu.
"Tidurkan di kamar saja, kalau udah nyenyak."

KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Mas Darsa
RomanceCerita ini berbau dewasa (18+) (Duda series kedua setelah cerita Unexpected Love) ***** Wulandari Pramita seorang guru sekolah dasar yang di usia ke dua puluh enam tahun ini belum juga berkeluarga. Kedua orang tuanya sudah tidak tahu lagi bagaimana...