"Adiknya kok nggak gerak sih, Mah?" Tangan Rama bergerak memutari perut buncit Mamanya mencari sesuatu yang menonjol dan memberikan tendangan dari dalam
"Kan tadi udah gerak Mas, masa disuruh gerak terus, adiknya ya capek to." Jawab Wulan dengan bahagia, senang rasanya melihat ketiga anaknya yang sangat antusias menanti kelahiran adik mereka
"Nanti kalau adiknya cewek biar tidur sama Mbak Anjani aja ya Mah, nanti Cen-cen biar sama Dik Rama."
"Ya nggak toh Mbak, nanti kalau adik nangis gimana? Kan adik masih mimi sama Mamah." Bantah Rama pada Anjani
"Ya kan nanti kalau udah gedhe Dik, ya kalau masih bayi ya sama Mamah lah."
"Cen-Cen mau bobok sama Mas Rama?"
"Bobok Mamah." Jawab Sena yang menempel pada tubuhnya Mamahnya, hari ini Sena sedikit tidak semangat karena tubuhnya tubuhnya lemas dan meriang
"Sena nggak usah mandi ya? Nanti disibin aja sama Mamah." Ujar Wulan memegang dahi Sena yang sedikit hangat
"Andi Mama, anti talau ndak andi Cena auk tayak Mah Mama."
(Mandi Mama, nanti kalau nggak mandi Sena bau kayak Mas Rama)Rama yang mendapat ejekan dari Sena pun menatap kesal sang adik. Sedangkan Anjani dan Wulan hanya tertawa melihat tingkah mereka
"Mas Rama wangi ya, enak aja Sena kalau ngomong."
"Ya udah Mas Rama mandi dulu sana, Mbak Anjani Mama minta tolong masak air buat mandiin adik ya?"
"Oke Mamah."
Masing-masing menjalankan tugas sesuai dengan perintah Mamanya, Wulan pun menatap mereka dengan haru, setiap kali menatap ketiga anaknya membuat Wulan berasa sangat bersyukur dan bangga terhadap dirinya sendiri, tidak menyangka bahwa dia bisa sampai dititik ini.
oOo
"Sena mau kemana?" Wulan menanyai Sena yang sudah menggendong tas kecilnya dan menarik tangan sang Ayah
"Cena mau cekowah, Mamah. Ayo Ayah, Cena mo cekowah."
"Kan ini sudah malam Dik, sekolahnya besok ya?"
"Ecok cekowah cama Mamah?"
Darsa mengangguk dan menggendong putra kecilnya yang malam ini agak rewel karena tidak enak badan
"Iya besok ikut Mamah sekolah ya? Kan sekarang udah malam, Sena bobok dulu."
"Mau dibuatin Mamah susu?" Tawar Wulan pada putranya yang langsung mengangguk walaupun sedang menempel pada dada Ayahnya
"Bentar Mamah buatkan susu dulu."
"Sena, bobok sini Dik, lihat upin ipin." Ajak Rama yang sedang tiduran di kasur depan televisi
"Iya? Mau bobok situ sama Mas Rama?" Sena menggeleng mengeratkan rangkulannya pada tubuh sang Ayah
"Mo cana, Ayah." Tunjuk Sena keluar rumah dan Darsa pun menuruti keinginannya
Diajak putranya duduk di teras rumah memandangi ikan-ikan di akuarium yang Darsa pajang di dekat pintu masuk rumah.
"Itu ikannya siapa Dik? Ikannya Dik Cen-cen ya?"
"Itan Mah Mama."
"O, ikan Mas Rama. Lha punyanya adik mana?"
"Ati, mamam Mah Mama."
"Bukan itu ikannya, kan yang dimakan Mas Rama ikan di kolam belakang, bukan ikannya Sena. Masak ikan cupang dimakan Mas Rama, Cen." Jelas Darsa dan Sena hanya mengangguk pelan mengamati ikan-ikan hias yang menggerakkan tubuh mereka tanpa henti

KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Mas Darsa
RomansaCerita ini berbau dewasa (18+) (Duda series kedua setelah cerita Unexpected Love) ***** Wulandari Pramita seorang guru sekolah dasar yang di usia ke dua puluh enam tahun ini belum juga berkeluarga. Kedua orang tuanya sudah tidak tahu lagi bagaimana...