Wulan merasa risih saat wanita yang mengaku Bulik dari anak anak Darsa datang, sejak menginjakkan kaki di rumah Darsa pasalnya tatapan dari wanita itu tidak bisa biasa saja. Meneliti dari ujung rambut Wulan sampai ujung kaki, seakan Wulan sedang diseleksi untuk menjadi seorang model.
"Kerja apa, Mbak?"
"Guru." Jawab Wulan singkat, dia memang tidak mudah basa basi namun jika orang yang mengajaknya ngobrol seru dan membuat dia tertarik, maka setidaknya dia akan bisa menyesuaikan diri, namun kalau dari awal sudah tidak mengenakkan hati makan Wulan tidak segan-segan akan menjawab atau menanggapi dengan ketus
"Gurunya Dek Rama?"
"Iya."
"Oh..."
Jujur saja dalam hati Wulan ingin mengetahui permasalahan apa yang terjadi diantara Darsa dan mantan istrinya dulu, kalau dilihat dari perlakuan Dania ngobrol dengan orang yang didepannya tadi terlihat baik-baik saja dan mungkin malah dibilang mereka sudah akrab.
"Iyaa Dek, Mama ini gurunya Dek Rama di sekolah, eh sekarang malah jadi Mamanya Dek Rama." Kata Dania menyuguhkan minuman untuk tamu
"Mama?"
"Iya, Ayah dan anak anak manggilnya Mama, jadi semua ikut-ikutan manggil Mama." Jawab Dania lagi dan lagi, rasanya Wulan enggan untuk menemui tamu ini, mending dia ke dapur menemani Mbak Yani yang sedang meracik masakan
"Tak tinggal ke belakang dulu." Kata Wulan entah pada siapa, lalu ia ke kamar Rama yang terdengar keributan dengan Mbaknya
"Kenapa ini?"
"Ini Mah, Adek rewel dikasih tau ngeyel terus."
"Kenapa Dek?"
"Adek mau bawa tas Batman ndak dibolehin Mbak." Kata Rama menggerutu
"Bukannya nggak boleh Mah, tapi ini lho sekalian jadi satu punya Mbak aja. Jadi nggak perlu bawa-bawa tas lagi."
"Udah jadiin satu dipunya Mbak. Jangan ngambekan gitu, anak laki-laki nggak pantas ambekan." Kata Wulan tanpa sadar membuat perasaan Rama tidak suka dengannya
Anjani dan Rama pun dibawa oleh Buliknya setelah mereka siap, dan kini Wulan hanya sendirian di rumah, Yani yang ijin pulang dulu setelah menyelesaikan pekerjaannya, sedangkan Dania dia berada di rumah belakang bersama mertuanya. Tiba tiba Wulan kepengen minum sop buah disiang hari.
-°-°-°-°-
"Wulan?"
"Eh, iya Bu Dhe?" Sapa Wulan balik pada Bu Dhe Endang, yang merias Wulan saat menjadi pengantin dulu
"Kok sendiri? Mau ke rumah Ibu?"
"Ndak Bu Dhe, sengaja mau beli es. Siang-siang pengen cari yang seger-seger."
"Oalah, ngidam Nduk?"
"Eh, tapi udah hamil belum? Anu Nduk, kalau kamu belum hamil juga, jangan-jangan suami mu udah ndak kuat ya? Kalau kamu ndak puas yang sabar ya, emang resiko punya suami yang jarak umurnya jauh, terlebih kan suami mu itu sudah lama menduda, apa lagi kamu masih muda gini, pasti nggak bakalan muasin kamu. Kalau butuh jamu, nanti bilang Bu Dhe, Bu Dhe ada kenalan teman yang jual jamu kuat. Nanti Bu Dhe mintakan, kasihan bapak mu sudah kepengen gendong cucu lho, kalau belum kamu kasih kan kasihan to-"
"Bu Endang, esnya sudah."
Ucapan Bu Dhe Endang terpotong saat Mas mas penjual es memberikan pesanan Bu Dhe.

KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Mas Darsa
RomanceCerita ini berbau dewasa (18+) (Duda series kedua setelah cerita Unexpected Love) ***** Wulandari Pramita seorang guru sekolah dasar yang di usia ke dua puluh enam tahun ini belum juga berkeluarga. Kedua orang tuanya sudah tidak tahu lagi bagaimana...