Darsa memasuki rumah dengan heran, pasalnya rumahnya sepi dan motor Wulan pun tidak ada di depan, hanya ada motor butut mertuanya yang terparkir di depan. Dia kira rumahnya ramai ada mertuanya yang sedang main, namun ruang tamu dan ruang tengah pun sepi tidak ada seorang pun.
"Mamah ke rumah Simbah, Yah, kalau Ayah lagi cari Mama." Ujar Anjani yang melihat sang Ayah baru pulang kerja dan celingukan mencari seseorang, dia pun meneruskan niatnya untuk menonton televisi suntuk juga setelah mengerjakan tugas sekolah
Darsa yang mendengar laporan dari anaknya tersenyum, ada kemajuan dengan sikap sang istri yang biasanya hanya berdiam diri di rumah dan akan ke rumah Ibu Darsa saat diajak Darsa atau bersama sama dengan anak anak.
"Udah dari tadi?"
"Hmm, udah sih kayaknya iya."
"Lha itu kok motornya Mbah Kung Jati ada di depan?"
"Iya tadi kesini, terus tukar motornya Mama sama Mbah Wati terus pergi, soalnya pakai pakaian bagus gitu."
"Yawes, Ayah mau nyusul Mama, ndang mandi, sudah sore lho." Kata Darsa lalu meninggalkan Anjani yang masih menonton televisi, dan akan menyusul istrinya di rumah belakang yang ditinggali Ibunya dan Dania bersama Wito, suami Dania. Sudah hampir lima belas tahun berumah tangga Dania dan Wito belum dikaruniai buah hati, maka tidak menutup kemungkinan Anjani dan Rama pun cukup dekat dengan Bulik nya yang sudah merawat mereka sejak kecil.
Sedangkan, Wulan sedang membantu mertuanya memasak makanan kesukaan Darsa, nasi jagung dan sayur lodeh, sebenarnya tadi Wulan hanya ingin menjenguk mertuanya sebentar saja karena tahu jam jam pulang kerjanya Darsa, namun kebetulan Bu Sri sedang membuat nasi jagung jadi dia diminta untuk menunggu sampai masakannya matang, sekalian untuk makan malam, jadi Wulan tidak perlu masak.
"Mbak mu disini?"
Suara Darsa terdengar dari depan, mungkin dia menanyai Dania yang sedang membersihkan rumah.
"Masak sama Ibu, di belakang."
Darsa pun menyusul istrinya yang sedang mengaduk bumbu sayur yang sudah diracik oleh Bu Sri sembari berbincang dengan wanita yang sudah melahirkan suaminya. Darsa tersenyum baru kali ini dia melihat interaksi Wulan dengan Ibunya sangat dekat selama dua bulan pernikahan mereka, dia bahagia melihat istrinya yang semakin hari sudah bisa menerima semua, hanya satu keinginan Darsa yang belum tercapai yaitu mendengar kabar kehamilan Wulan. Sudah satu bulan sejak mereka melakukan peracikan pertama kalinya, selama ini pun Wulan tidak pernah menolak jika Darsa meminta dan mereka pun cukup rutin berhubungan entah dua atau tiga kali dalam satu minggu.
"Walahh, nasi jagung, Bu?" Kata Darsa membuat Wulan dan Sri menghentikan obrolan dan menoleh pada Darsa yang baru pulang kerja
"Iyaa, ini sama sayur lodeh, nyari Mama toh?"
Ah iya, gara gara Darsa memanggil Wulan dengan sebutan Mama semua, mulai Dania, Ibu mertuanya sampai Ibunya Wulan pun terkadang ikutan memanggil Mama.
"Iyaa, pulang - pulang rumah kok sepi."
Ibu Sri tertawa mendengar jawaban anak lelakinya, dalam hati dia bersyukur anaknya diberi kelancaran rezeki dan istri yang baik, dia selalu mendoakan agar hidup anak anaknya tentram dan bahagia.
"Iya wes sabar, sebentar lagi udah siap sayurnya."
Darsa pun menunggu istrinya dan mereka pulang bersama membawa amunisi makan malam hari ini.
-°-°-°-°-°-
"Lha motornya Mama mana, kok motornya Bapak di depan?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Mas Darsa
RomanceCerita ini berbau dewasa (18+) (Duda series kedua setelah cerita Unexpected Love) ***** Wulandari Pramita seorang guru sekolah dasar yang di usia ke dua puluh enam tahun ini belum juga berkeluarga. Kedua orang tuanya sudah tidak tahu lagi bagaimana...