"Mahhh.."
"Hmmm..."
"Ini." Ujar Darsa memberikan beberapa lembar uang pada Wulan yang sedang berdandan di depan cermin
Wulan menyeritkan dahinya belum tahu maksud dari suaminya memberikan uang, pasalnya baru kemarin dia memberikan uang untuk belanja keperluan rumah tangga dan belanja sehari-hari yang dia serahkan pada Yani.
"Buat apa?"
"Buat pegangan Mamah, terserah dibuat apa, entah beli bedak, lipstik, ke salon. Yang penting untuk keperluan pribadi Mamah."
"Sebanyak itu?"
"Kurang?" Tanya Darsa membuat Wulan membuang nafasnya kasar, padahal uang yang diberikan suaminya itu jumlahnya berkali lipat dengan gajinya sebagai guru
"Kebanyakan."
"Ya simpan saja, mau nggak?" Tanya Darsa dengan menggoyangkan uang yang dipegang, sejak tadi tidak diterima oleh istrinya
"Mau lah, enak aja nggak mau, harus nunggu beberapa bulan dulu baru dapat uang segitu." Batin Wulan, lalu menerimanya uang dari suaminya dan tersenyum tipis dengan mengucap kan terima kasih, membuat Darsa terkejut baru kali ini istrinya memberikan senyuman padanya
"Aduh, Masya Allah. Ck, ck, baru kali ini dikasih senyum manis dari istri ku."
"Eh eh mau apa?" Tanya Wulan saat sang suami mendekat padanya
"Mau nyicip bibir Mama, kok manis banget dari tadi."
"Ih, apa toh? Orang biasa aja." Kata Wulan menahan tubuh suaminya yang semakin mendekat
"Yahhh.. apa sih, *emoh-emoh aku udah pakai lipstik, eh Mamah maksudnya." Ralat Wulan, takut malah dapat hukuman dari Darsa
*Jangan-jangan/nggak-nggak(menolak)
"Hayooo, aku-aku *opo?" Kata Darsa menggoda istrinya yang salah panggil sesuai dengan perkataannya dulu, setiap Wulan salah panggil dia akan mendapat hukuman
*Apa
"Mamah ih maksudnya, udah diralat juga. Ayah!" Teriak Wulan saat tangan Darsa hinggap di dadanya
"Nggak dapat bibir gapapa, yang penting bisa remas gunung kembar." Batin Darsa tertawa senang, lalu merebahkan diri ke ranjang melanjutkan tidurnya, dia akan ke proyek siang nanti, nggak masalah bukan? Dia kan bosnya, ingat bos tidak boleh diiri, iri? Bilang boss
(Apa sih author ni-_-)
Wulan hanya memandang suami tua nan mesumnya itu yang dengan seenaknya kembali merebahkan diri di ranjang dengan perasaan senang, bisa bisanya dia memegang buah dadanya dengan seenak hati, dasar udah tua mesum lagi, kelamaan duda, jadi kurang belaian!
Akhirnya hari ini dia berangkat mengajar dengan perasaan jengkel, dia pun tidak berpamitan juga dengan suaminya, buat apa? Pasti juga dia sudah tau kalau Wulan mengajar.
-°-°-°-°-°-
"Gimana Nduk, udah ada tanda-tanda belum?" Tanya Wati pada anak perempuannya yang sedang menikmati makan siangnya, hari ini Wulan pulang mengajar mampir ke rumah Ibunya, dia kangen dengan masakan sang Ibu
"Tanda - tanda, apa?"
"Ya hamil to, udah hampir satu bulan lho kalian menikah, masak iya Nak Darsa sudah tidak perkasa lagi sampai kamu belum hamil, kamu kan keturunan Ibu, mesti suburnya wong Ibu aja sekali buat langsung jadi, kok."
"Eh? Kok gitu? Wulan bukan anak diluar nikah kan Bu?"
"Heh, sembarangan kamu." Kata Wati mebungkam mulut Wulan yang berbicara sembarang, kebiasaanya kalau Wulan mengucapkan sesuatu yang tidak pantas dia akan membungkam mulut anak perempuannya itu beberapa detik, Wulan pun tidak tahu apa maksud Ibunya, kalau dipikir-pikir apa ada hubungannya? Aneh aneh saja Ibu Wulan ini
![](https://img.wattpad.com/cover/236385837-288-k439165.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Mas Darsa
RomanceCerita ini berbau dewasa (18+) (Duda series kedua setelah cerita Unexpected Love) ***** Wulandari Pramita seorang guru sekolah dasar yang di usia ke dua puluh enam tahun ini belum juga berkeluarga. Kedua orang tuanya sudah tidak tahu lagi bagaimana...