19

207K 11.1K 532
                                    

Di usia kandungan yang memasuki bulan ke delapan Wulan semakin tidak nyaman dengan tubuhnya yang sekarang, bangun tidur pun harus dibantu suaminya, seperti saat ini Darsa membantunya untuk bangun dari ranjang untuk sahur bersama.

"Mamah mandi nanti aja habis subuh."

"Nggak ah, nggak enak lengket rasanya."

"Dingin Mah."

"Yang ada Mamah lagi gerah sekarang." Bantah Wulan lalu berjalan ke lemari pakaian untuk membawa ganti

"Yawes, terserah Mamah."

Setelah berganti mandi, Wulan  menyiapkan lauk untuk sahur dan Darsa membangunkan kedua anaknya. Anjani pun tanpa diminta membantu Mamahnya untuk mengambil piring dan lauk yang sudah disiapkan Mamanya, sedangkan Wulan menyiapkan kopi untuk Suaminya.

"Mamah sama Ayah kok jam segini udah pada mandi? Rambut Mamah juga masih basah, berarti Mamah keramas?" Tanya Anjani heran melihat sang Ayah dan Mamahnya sudah segar apalagi rambut mereka masih sama-sama basah

"Oh, ini hmm Mamah kegerahan, seperti biasa tiap malam gini."

"Nggak dingin Mah?"

"Nggak, malah segar." Anjani pun mengangguk mengerti lalu berjalan ke meja makan bergabung dengan Ayah dan Adeknya

"Ayo bangun Dek Rama, sahur dulu, nunggu subuh, setelah itu balik tidur lagi gapapa." Tegur Darsa pada Rama yang masih memejamkan mata dan menempel di meja makan

"Ini diminum dulu susunya." 

Wulan memberikan susu pada Rama dan kopi pada suaminya

"Dek Rama nggak usah puasa ya, Yah?"

"Lha kenapa?"

"Kalau siang lemes, laper Yah."

Anjani tertawa mendengar jawaban polos Rama

"Ya namanya juga puasa, kamu itu lucu Dek."

"Harus latihan Dek, nanti juga akan terbiasa." Jawaban Darsa membuat Rama cemberut

"Ayo dimakan." Wulan memberikan piring pada Rama, namun Rama hanya melihat tanpa menerima uluran dari Wulan

"Kenapa?"

"Bosen Mah, tiap hari sambel pecel terus sama tempe sama telur."

"Lha terus minta apa?" Tanya Wulan sedikit lebih sabar, anak lelaki Darsa ini memang sedikit menguji kesabarannya

"Jangan rewel Dek, adanya ini juga."

"Mamah masaknya ini terus Yah, Dek Rama bosen."

Memang setiap sahur menu andalan Wulan selalu sambal pecel dan tempe,telur atau ayam goreng, karena menurut Wulan itu yang paling simpel dia selalu menyediakan sambal pecel yang kemasan di rumah, jaga - jaga kalau malam dia lapar.

"Lha terus kamu mau makan sama apa?"

"Sama mie goreng."

"Jangan mie. Kemarin kamu sudah makan mie instan."

"Dek Rama nggak mau makan." Kata Rama ngambek

"Dek makan yang ada, itu ada ayam goreng juga."

"Nggak mau Ayah, Rama bosan."

"Rama, jangan rewel." Kata Darsa lebih tegas

"Mama buatkan mie, setelah itu satu minggu kedepan Rama nggak boleh makan mie lagi." Kata Wulan lalu beranjak ke dapur untuk membuatkan mie Rama

"Dek Dek, rewel aja kamu. Kan kasihan Mama udah masak tapi nggak kamu makan." Kata Anjani namun Rama bersikap cuek tanpa rasa bersalah

Darsa pun setelah menyelesaikan makannya menghampiri istrinya dan berniat membantu Wulan, agar Wulan bisa gantian makan, meskipun tidak ikut berpuasa, tadi setelah melakukan pergulatan dengannya di kamar dia yakin kalau istrinya lapar, karena memang sudah menjadi kebiasaan Wulan setelah tanding dengan Ayah, si Mama pasti harus makan.

Istri Mas DarsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang