"Nduk, katanya Santoso habis jatuh yo di proyek?"
Wulan menghentikan makannya saat mendengar pertanyaan Wati. Dia tahu Santoso itu salah satu pekerja suaminya di proyek yang rumahnya kebetulan tidak jauh dari rumah Jati.
"Wulan nggak tau Bu, kapan?"
"Kemarin siang, sampai operasi ki katanya. Ini tadi lho waktu Ibu ke warung ketemu sama mertuanya. Wong katanya Ayahnya Anjani semalam juga nunggu sampai selesai operasi kok. Ndak cerita sama awakmu toh?"
"Mana sempat keburu perang." batin Wulan
"Terus sekarang masih di rumah sakit?" Wulan membalikkan pertanyaan Ibunya, enggan untuk menjawab pertanyaan Wati
"Yo masih kayaknya. Awakmu jenguk toh? Kan anak buah e Ayah, mosok nggak jenguk?"
"Iya nanti jenguk."
"Jenguk sama siapa?" Pancing Wati membuat Wulan kesal, sepertinya Ibunya memang sengaja menyeret-nyeret sosok Darsa dalam pembicaraan mereka
"Ibuk toh."
"Emoh, Ibuk jenguk di rumah aja, nanti bareng sama ibu-ibu yang lain." Tolak Wati, tradisi gotong royong di desa mereka memang masih sangat kental, bahkan kalau ada yang sakit pasti akan janjian bersama-sama menjenguk, jiwa sosial di desa mereka memang masih sangat tinggi
(Emoh)
"Yawis, nanti sore Wulan jenguk sendiri." Jawab Wulan di sela makannya berharap Ibunya menyudahi pembahasan ini yang berujung membawa-bawa nama Darsa
"Lha kalau sama Ayah kenapa? Mesti yo Ayah bakal jenguk lagi toh, ya ndak pantes Nduk mosok iya berangkat jenguknya sendiri-sendiri, ck, ketahuan kalau masih belum akur." Decak Wati lalu berjalan ke keluar ruang makan dan meninggalkan Wulan sendiri
"Gimana mau akur, istrinya minggat aja nggak ada niat buat nyusul."
*-*-*-*
Seperti biasa Sena kalau ada Rama pasti akan susah diajak tidur siang, apalagi setelah anak itu sudah mulai bisa berjalan beberapa langkah, semakin bersemangat meminta Rama untuk menuntunnya.
"Sudah Dek, kalau kayak gitu terus Mas Rama ya capek toh. Sini mimi Mamah yok, udah waktunya bobok siang lho." Seru Wulan melihat Rama yang sudah mulai kelelahan menuruti kemauan sang Adek
Memang sepulang sekolah tadi Rama meminta untuk pulang bersama Wulan, bahkan pagi tadi dia berangkat sekolah pun meminta diantarkan oleh Wito daripada diantar Darsa. Hanya Anjani yang masih mau merespon sang Ayah, walaupun sebenarnya dia juga kecewa terhadap Darsa.
"Mi.."
"Iyaa mimi dulu sini, bobok sama Mas Rama juga." Bujuk Wulan lalu Sena merangkak ke arah Mamahnya yang duduk di kasur ruang tengah
"Pinter anak Mamah, main sama Mas Rama ya? Mas Rama bobok sini Mas, sampingnya Sena kita bobok bareng."
Rama pun menurut seperti yang diminta Mamahnya, dia senang bisa kembali main bersama Sena.
"Mamah.. Mamah nanti pulang ke rumah nggak?" Pertanyaan Rama mengalihkan Wulan yang sedang fokus mengamati Sena menyusu
"Kalau Mamah nginap disini Rama mau ikut juga?"
Rama mengangguk bersemangat
"Semalam bobok di rumah Ibu ya?"
"Iya Mah.."
"Kenapa? Kok nggak bobok di rumah?"
"Mamah sama Sena nggak ada sih."
"Kan ada Ayah, Ayah sendirian dong di rumah? Rama nggak kasihan sama Ayah?"
![](https://img.wattpad.com/cover/236385837-288-k439165.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Mas Darsa
RomanceCerita ini berbau dewasa (18+) (Duda series kedua setelah cerita Unexpected Love) ***** Wulandari Pramita seorang guru sekolah dasar yang di usia ke dua puluh enam tahun ini belum juga berkeluarga. Kedua orang tuanya sudah tidak tahu lagi bagaimana...