10

322K 15.1K 604
                                    

Wulan semakin gelisah dia menyadari kalau ada yang berbeda akan tubuhnya dan juga emosionalnya. Diam-diam dia membeli testpack dan akan mencobanya besok pagi, tentunya tanpa sepengetahuan Darsa.

"Mamah belum tidur?" 

"Belum." Ketus Wulan masih kesal dengan suaminya akan insiden kemarin

"Mamah masih marah?"

"Pakai tanya lagi." Batin Wulan

"Heh, ditanyain suami itu dijawab Mah."

Wulan menarik nafasnya panjang, sebelum menjawab pertanyaan suaminya

"Kelihatannya gimana?"

"Ayah nggak sengaja Mah, udah lah Ayah minta maaf."

"Udah terlanjur, males."

"Males apa? Ngurus anak-anak?"

"Males ladenin, Ayah."

Darsa berfikir gimana caranya membujuk istrinya agar mau memaafkannya, terlebih dia sangat menyayangkan kalau malam ini sunah rasulnya harus terlewatkan hanya karena Wulan masih ngambek dan marah dengannya.

"Mah, malam Jumat lho." Bisik Darsa lalu menempatkan dirinya dibelakang tubuh Wulan yang berbaring memunggunginya

"Terus?"

"Ya malam Jumat, tadi Mama udah ngaji belum?"

Wulan sebisa mungkin untuk tidak menarik kedua sudut bibirnya, dia paham dan peka akan kode-kode yang telah diberikan suaminya.

"Udah."

"Mah, Ayah pengen." Kata Darsa tepat di telinga Wulan yang menimbulkan rasa geli setengah mati, namun rasa geli itu hilang saat suaminya mengecup bahunya, dan tangan kekar Darsa merengkuh tubuh berisinya

"Mah..."

"Jangan sampai kerayu, kan aku masih marah, jangan Wulan, suami kolot mu ini harus diberi pelajaran, enak aja marah-marahin orang nggak jelas."

"Mah, Ayah udah lama nggak mimi." Ujar Darsa tangannya sudah menggerayangi dada Wulan yang sudah terbebas dengan bra, cukup terlihat kalau puncak miminya sudah mengeras menandakan Wulan sudah terangsang oleh sentuhannya

Berbeda dengan Darsa yang berbunga, Wulan sebisa mungkin untuk menahan mengeluarkan suara kenikmatannya atas sentuhan Darsa, beberapa hari ini tubuhnya terlalu sensitif saat disentuh Darsa, dia menginginkan Darsa juga, namun egonya masih tinggi untuk meminta lebih pada suami tuanya.

Plak

Plak

"Jangan pegang-pegang, awas, Mamah mau pipis."

Darsa mengaduh merasakan panas pada lengannya, dia lupa kalau tangan istrinya itu ganas dan liar untuk pukul memukul, sepertinya akan semakin ganas dan liar juga saat digunakan memuaskannya, dan sepertinya malam ini dia harus menerima kenyataan bahwa sunah rasulnya harus ter-skip karena aksi ngambek dan ego tingginya Wulan.

-°-°-°-°-°-

-°-°-°-°-°-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Istri Mas DarsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang