3

360K 17.8K 1.9K
                                    

Satu minggu sudah menjalani kehidupan rumah tangga bersama Darsa.Interaksi mereka begitu minim, Wulan tidak akan buka suara kalau tidak diajak bicara oleh suaminya, kemanjurannya Wulan mulai sedikit membuka diri terhadap anak anak.

Sudah dua hari ini Darsa pulang larut, kadang selepas magrib sudah di rumah, dua hari ini dia pulang diatas pukul delapan, pamit ke istrinya sih memang ada bangunan yang harus di lembur, maklum bos pemborong bangunan ini sangat jeli dan disiplin mengenai target yang telah di tetapkan dengan pemilik bangunan. Wulan hanya tenang-tenang saja, bahkan dia bersyukur kalau harus tidak seruangan penuh dengan Suami tuanya. Bahkan, hampir satu minggu tidur bersama pun Darsa belum pernah menyinggung tentang haknya sebagai suami. Padahal, Wulan saja yang tidak tahu, kalau sebenarnya setiap malam ada saatnya jam jam dimana Darsa beraksi meraba-raba, mengelus elus, mengecup beberapa area tubuh Wulan yang sudah menjadi favorit Darsa, hanya saja Wulan terlalu lelap tidurnya, hingga tidak merasakan aksi dari Sang suami meshooomnya.

"Mbak, Mama ngantuk mau tidur dulu, nanti pintunya jangan lupa di kunci ya?" Ujar Wulan pada anak sulung Darsa yang asyik main ponsel di ruang tengah, sedangkan Sang Adek tidur di rumah Mbah Sri nya, anak itu memang dekat sekali dengan Ibu Darsa

"Ayah pulang malam lagi, Mah?"

"Mama nggak tau, coba kamu wasap."

"Ya udah, nanti Mbak nunggu Ayah aja deh. Mama tidur duluan nggapapa."

Lalu Wulan meninggalkan Anjani ke kamar, pasalnya dia begitu lelah dan mengantuk setelah seharian tadi banyak kegiatan di sekolah, membuat dia harus tidur lebih awal.

Darsa memasuki kamar pukul sepuluh lebih, dia tidak menemukan istrinya saat pulang kerja, hanya anak sulungnya yang  tertidur di sofa depan televisi, dia juga paham kalau istrinya itu sudah tertidur di jam jam segini, pasalnya Wulan istrinya itu tipikal orang yang memiliki jam tidur teratur, paling malam tidur jam sembilan dan paginya dia akan bangun pukul empat pagi.

Setelah membersihkan diri dan sholat isya, Darsa mematikan lampu kamar dan menggantinya dengan lampu tidur yang remang-remang. Lalu dia merebahkan diri di samping sang istri yang tidur memunggunginya. Di ubah posisi tidur istrinya dengan pelan, sampai terlentang, Darsa tersenyum melihat sang istri sudah terlelap tidak merasa terganggu atas pergerakannya. Dia pun tersenyum bahagia untuk melanjutkan aksinya, di cium pipi mulus Wulan dengan pelan, selanjutnya dia kecup bibir yang biasa mengeluarkan suara ketus padanya, sedikit melumat tanpa takut sang istri terbangun, tangan Darsa tidak tinggal diam mulai meraba anggota tubuh Wulan yang menonjol, di remas payudara sang istri yang berbalut piyama malam ini, bibirnya pun beralih pada ceruk leher Wulan, dijilat dan dihisap leher putih Wulan tanpa meninggalkan jejak, tangannya mulai membuka kancing piyama Wulan untuk melihat dan merasakan apa yang didamba selama ini, Darsa tersenyum Wulan sama sekali tidak terganggu dengan ulahnya, hanya saja sesekali istrinya mengerutkan keningnya dan sedikit melenguh. Dibuka seluruh kancing piyama Wulan dengan perasaan bahagia, berharap malam ini aksinya membuahkan hasil memberikan senggolan jaran goyang pada Wulan.

"Eunghh.."

Darsa panik, namun tidak ada pertanda Wulan akan buka mata, dia masih meneruskan aksinya untuk menikmati buah dada sang istri yang selama ini di damba, dia takjub melihat payudara Wulan yang putih,bersih dan padat dibalik bra berwarna coklat bercorak macan, ternyata tidak hanya wajah ketus istrinya saja yang mengerikan, bahkan bra-nya saja juga mengerikan, Darsa senang istri mudanya ini memiliki selera yang tidak monoton. Ingat kan Darsa untuk memborong kan selusin bra dengan berbagai corak dan warna, untuk Wulan.

Dibenamkan wajahnya pada belahan payudara Wulan, dihirup bau khas tersebut, dia benar benar mabuk kepayang, baru juga atasnya belum yang bawah. Di ubah posisinya yang semula dari samping Wulan, di geser salah satu paha Wulan, lalu ia bergeser di sela kedua paha sang istri , kini dia berada tepat di atas tubuh Wulan.

Istri Mas DarsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang