Cerita ini berbau dewasa (18+)
(Duda series kedua setelah cerita Unexpected Love)
*****
Wulandari Pramita seorang guru sekolah dasar yang di usia ke dua puluh enam tahun ini belum juga berkeluarga. Kedua orang tuanya sudah tidak tahu lagi bagaimana...
"Aku suka body goyang Mama muda, Mama muda, Mama muda, da da da da da da da... Body Mam-"
"Apa sih, Yah? Berisik dari tadi nyanyi itu muluk." Tegur Wulan saat sang suami baru keluar dari kamar mandi sembari menggosok rambutnya yang basah dengan handuk
"Kenapa? Ayah lagi suka aja nyanyi itu kok."
"Saru."
"Saru gimana sih, Mah?"
"Liriknya itu lho."
"Kenapa sih? Mamah merasa ya?" Tanya Darsa sengaja menggoda istrinya yang sedang membuatkan bubur untuk sarapan Sena
"Nggak."
"Halah iyaa kali, Mamah ngrasa. Pakai nggak ngaku lagi." Darsa semakin semangat menggoda Wulan, dia pun berdiri dibelakang istrinya yang pagi ini memakai daster panjang dan rambutnya masih digerai karena habis keramas pagi tadi
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tangan Darsa hinggap dengan sendirinya di pinggang Wulan yang ukurannya menjadi semakin lebar dibandingkan dulu sebelum menikah alias jaman masih perawan
"Tapi emang bener kok lagunya, Ayah suka sama goyang Mamah muda, apalagi yang kayak Mamah gini, ck ck ck .." Wulan memang sudah terbiasa mendapatkan kemesuman suaminya berusaha untuk biasa saja walaupun sebenarnya dia malu
"Kenapa kalau yang kayak Mamah gini? Kok ck ck ck,segala."
"Hm, ya yang kayak Mamah gini kan sedep diapa-apain, sedep dilihatnya, sedep dipegang, dirasakan juga mantep, gimana ngga mantep wong semoknya kayak gini."
Plak
"Tangannya itu lho." Marah Wulan menepuk tangan Darsa
"Nyenggol dikit Mah, ah pelit amat. Sena aja semalaman nggak masalah, kalau Ayah yang nyenggol dikit aja langsung marah."
"Lha iya lah, wong Sena butuh nen."
"Lha ayah juga lho, Mah." Jawab Darsa dan Wulan pun berbalik menatap datar sang suami
"Nenen tuh sapinya Om Wito yang habis lahiran, dijamin kenyang." Setelah itu Wulan meninggalkan suaminya yang terdiam melongo mendengar jawaban sang istri.
-°-°-°-
"Jadi Minggu depan panennya?" Tanya Wulan pada sang suami, saat ini mereka sedang duduk di depan rumah sembari menyuapi Sena yang didudukan di stroller bayi
Bukannya menjawab pertanyaan istrinya Darsa malah tertawa kecil dengan menggaruk tengkuknya.