51

145K 12.6K 551
                                    

By the way terima kasih lho rekomendasi nama-nama dari teman-teman semua, dari yang buagus sampai yang bengek bikin orang ngakak 😂

Aku masih bingung pilihnya, mungkin aku akan mix dari beberapa yang kalian kasih. Dan kini, detik-detik menuju ending 😌

Happy reading ❤️

oOo

Suasana jalanan pagi masih terasa sepi, hanya beberapa orang yang berlalu lalang menyusuri jalan untuk memulai aktivitas.

Jalan-jalan pagi ditemani sang suami membuat hati Wulan bahagia, diusia kehamilan menjelang kelahiran dia sudah tidak bermalas-malasan untuk jalan-jalan pagi karena ditemani oleh Darsa yang tidak pernah absen.

"Udah Mah? Balik?"

"Beli sarapan sekalian Yah, Mamah lapar." Jawab Wulan dengan mengelus perut buncitnya

"Nggak nanti aja, Ayah balik pakai motor?"

"Sekarang aja, nanti Ayah bolak-balik malah."

"Ya udah, ayo." Mau tidak mau Darsa menuruti keinginan istrinya, akhir-akhir ini Wulan menjadi sangat sensitif kalau tidak dituruti

Mereka pun berjalan sembari menyapa orang-orang yang berpapasan memulai aktivitas.

"Sekul pecel e bungkus pitu nggih Bulik. Ingkang setunggal mboten ngagem sambel, namung mie kalih tempe mawon."

(Nasi pecelnya bungkus tujuh ya Bulik. Yang satu tidak pakai sambal, hanya mie sama tempe saja.)

Wulan duduk di tempat yang disediakan oleh penjual nasi pecel, beruntungnya mereka masih belum telat, kalaupun telat sedikit pasti sudah mendapat nomor antrian yang banyak, karena saking terkenalnya warung nasi pecel yang ada di desa mereka.

"Sampun pinten sasi Mbak Wulan, adik e Mas Sena? Tak kira sudah babaran beberapa hari ini nggak kelihatan." (Sudah berapa bulan Mbak Wulan, adiknya Mas Sena? Saya kira sudah lahiran beberapa hari ini nggak kelihatan).

Bu Marni, penjual nasi pecel itu basa-basi sembari melayani pesanan Wulan dan Darsa.

"Sebenere nggih sampun wayahe Bulik, tapi duka niki bayine sradi ngalem Bulik. Benten kalih Mas e riyen." (Sebenarnya ya sudah waktunya Bulik, tapi nggak tau ini bayinya agak manja Bulik. Beda sama Masnya dulu.)

Darsa menjawab pertanyaan Ibu Marni, sebisa mungkin dia tidak menyakiti hati istrinya, sejak semalam istrinya itu sudah uring-uringan karena waktu prediksi hari menjelang persalinan sudah terlewati lima hari lalu sedangkan Wulan belum merasakan kontraksi apapun hingga saat ini.

"Kayake cewek ya Kang, yang ini?" Sahut ibu-ibu pembeli lainnya

"InsyaAllah, nggih Bu."

"Lah iya, udah pas ya Kang, nantinya dua cewek dua cowok. Wis cocok, bibitnya Kang Darsa sama Mbak Wulan pancen bagus banget. Lihat saja, Mas Sena bagus e mbuh, gemeske." Papar penjual nasi membuat Darsa dan Wulan mengulum senyum, dalam hati mereka berbunga-bunga dan membenarkan apa yang dikatakan Bu Marni

Istri Mas DarsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang