Wulan merasa kegerahan setiap malam, bahkan pernah beberapa kali dia meminta Darsa untuk menemaninya tidur di depan televisi menggunakan kasur baru yang sengaja Darsa beli minggu lalu. Darsa yang bucin pun tetap menuruti Wulan tanpa mengeluh dia kedinginan.
"Yah, Ayah.."
"Ayahh, bangun..." Panggil Wulan berusaha membangunkan Darsa yang masih terlelap
"Kenapa Mah?"
"Bangun."
"Iya, kenapa?"
"Gerah Yah, pindah luar yok." Ajak Wulan membuat Darsa berat membuka mata
"Dua kipas angin nggak mempan lagi?"
"Nggak, masih gerah ini. Ayo lah Yah, pindah luar." Kata Wulan lalu mengulurkan kedua tangannya meminta Darsa untuk membantu dia bangun dari kasur, Darsa pun bangun dengan wajah lesunya lalu menuruti kemauan Mama
"Kipas anginnya bawa satu, Yah."
"Mama tidur diluar masih pakai kipas?"
"Iyaa, nanti kalau masih kegerahan gimana? Mending sekarang nggak bolak-balik." Kata Wulan lalu keluar kamar lebih dahulu sembari membawa selimut untuk Darsa
"Temani ke dapur dulu, Yah. Mamah mau ambil roti, lapar."
Setelah kenyang Wulan pun menyalakan televisi dan sudah berbaring nyaman di sebelah suaminya.
"Kok malah nonton televisi." Ujar Darsa
"Mamah nggak bisa tidur, kalau Ayah mau tidur ya tidur aja."
"Besok pasang AC aja ya?"
"Buat apa?"
"Biar Mama nggak tidur di luar terus, masak mau disini tiap malam."
"Nggak usah lah, nambah-nambah biaya aja. Nanti listrik bulanan makin banyak." Kata Wulan menolak
"Nggak masalah kalau untuk Mamah, nambah juga nambah berapa." Jawab Darsa membuat Wulan mengulum senyum untung suaminya itu sedang memejamkan mata, dan tidak melihat dia tersenyum
"Yah.."
"Hmm..."
"Anaknya gerak-gerak terus." Kata Wulan lalu menarik tangan Darsa membawa ke perutnya
"Tidur Dek, tidur. Masih malam ini." Kata Darsa membuka mata lalu mengelus perut istrinya
"Pengen dijenguk Ayah kayaknya." Kata Wulan malu-malu membuat Darsa tersenyum
"Mamah pengen?"
"Yang pengen Anaknya, bukan Mamah."
"Jangan gengsi."
"Mamah nggak gengsi."
"Gapapa kita main disini? Mamah nyaman nggak?" Tanya Darsa
"Hmm.. gapapa, tapi jangan dilepas semua, pakai selimut Yah."
"Udah nggak gerah?"
"Nggak kalau sekarang." Jawab Wulan dan Darsa tertawa kecil, dia pun mulai mengelus perut bulat Wulan yang semakin membesar, dikecupi perut besar itu dengan sayang, tangannya menaik ke atas memainkan dan menarik puting mimi dibalik daster Wulan malam ini
"Kancingnya Ayah buka ya?"
"Huum mmpphh.."
Di buka kancing daster Wulan dan dikeluarkan Mimi favorit Ayah
"Jangan dilihatin, Mamah malu." Kata Wulan menutupi mimi dari pandangan Darsa, dia malu semakin tua kehamilannya daerah putingnya berubah warna menjadi hitam dan melebar

KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Mas Darsa
RomanceCerita ini berbau dewasa (18+) (Duda series kedua setelah cerita Unexpected Love) ***** Wulandari Pramita seorang guru sekolah dasar yang di usia ke dua puluh enam tahun ini belum juga berkeluarga. Kedua orang tuanya sudah tidak tahu lagi bagaimana...