37

161K 11.5K 758
                                    

Sabtu malam minggu ini keluarga Darsa akan mengantarkan bekal untuk Anjani yang ada kegiatan dan mengharuskan untuk menginap di sekolah bersama-sama dengan satu angkatan.

Sebelum ke sekolah Wulan pun sudah membelikan beberapa cemilan untuk anak gadisnya agar bisa dimakan bersama teman-temannya, Wulan hanya bertiga saja bersama Darsa dan Sena, sedangkan Rama ikut Ibu Dania berkunjung ke saudara Wito dan berencana untuk menginap malam nanti.

"Baik-baik ya Mbak, jaga diri, nanti jajannya dibagi sama teman-temannya." Pesan Wulan

"Iya Mah. Makasih ya Mamah, Mbak mau cium Cen-cen dulu, kangen seharian nggak main bareng."

Sena pun teriak histeris dia senang saat melihat Anjani hampirinya, Darsa yang menggendong Sena pun dengan sigap mempererat tangannya pada Sena, agar anak itu tidak terjatuh karena saking histerisnya.

"Cen-Cen kangen Mbak, ya?" Goda Anjani pada sang Adek yang mengulurkan kedua tangan meminta untuk digendong Anjani, namun dilarang oleh Wulan

"Nggak ah, jangan minta gendong Mbak, nanti nggak mau lepas kamu kalo sama Mbak." Larang Wulan pada Sena, mengingat Anjani tidak punya banyak waktu untuk menemui mereka

"Lha Rama mana, Yah?"

"Diajak Ibu ke rumah saudaranya Om Wito, tadi sore." Jawab Darsa

"Oiya, handphonenya ditaruh mana Mbak tadi?"

"Dikumpulin sama ketua kelas, Mah. Besok pagi mau pulang baru dibalikin."

"Ya udah, hati-hati lho ya. Banyak doa sama sholawat, Ayah sama Mamah langsung balik ya?"

Anjani mengangguk dan sekali mencium kedua pipi Sena yang gembul serta menyalami Darsa dan Wulan sebelum dia kembali ke halaman sekolah dan berpisah dengan sang Ayah, Mamah dan Adek gembulnya

"Mau kemana, Mah?" Tanya Darsa meninggalkan area sekolah Anjani dan mengemudi mobilnya dengan pelan

"Kemana? Pulang?" Bukannya menjawab, Wulan malah bertanya balik

"Ditanya kok malah tanya balik."

"Lha Mamah nggak tau kok, mau makan juga masih kenyang, kan tadi sebelum berangkat udah makan dulu di rumah. Emang Ayah udah lapar lagi?"

Darsa menggeleng tanpa mengalihkan fokusnya pada jalanan yang terbilang ramai, mengingat besok hari minggu, waktu yang pas untuk quality time bersama keluarga, teman bahkan pacar.

"Taman alun-alun aja ya?"

"Terserah Ayah."

"Jarang-jarang ajak Cen-cen keluar malam. Sekali-kali kita nongkrong ya, le?" Kata Darsa dengan mengusap lembut kepala Sena dengan tangan kirinya

"Masih ngambek Yah, anaknya. Sedih banget kayaknya, seharian nggak main sama Mbak Anjani sama Mas Rama, kesepian kan dia." Ujar Wulan mengelus punggung Sena yang menempel dadanya sembari menikmati mimi sang Mama

"Mamah itu yang nggak peka ya, Sen."

"Nggak peka apanya?"

"Tandanya Sena minta dikasih teman lagi, lagian Mbak Anjani sama Mas Rama juga udah gedhe pasti punya dunia main sendiri, paling nggak Sena punya teman main yang jarak umurnya nggak jauh dari dia. Emang Mamah nggak kasihan sama Sena kalau nggak punya teman main? Ayah sih kasihan. Kok melas banget gitu bayanginnya." Tutur Darsa dan agak dramatis diakhir kalimat

"Dasar, profesor S3 Marketing. Jago bener kalau disuruh memulai negosiasi." Batin Wulan tau arah pembicaraan suaminya

"Ya kasihan lah, lagian Mamah juga nggak akan biarin anaknya Mamah melas gara-gara nggak punya teman main." Balas Wulan berhasil membuat Darsa menyungging senyum, sedikit bahagia kalau rayuannya kali ini sepertinya akan berhasil pikir Darsa

Istri Mas DarsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang