Wulan terbangun merasakan tangan Darsa tersangkut di dadanya, dia menoleh ke kasur Sena yang disebelah kirinya kosong. Dikumpulkan dulu nyawanya sebelum membangunkan sang suami.
"Ayah.."
"Ayah, Sena mana?"
Bukannya terbangun Darsa malah menekan tangannya pada dada Wulan
"Makin aktif ya Pak, tangannya walaupun lagi tidur. Dasar Pak Tua!" Gumam Wulan lalu berusaha menyingkirkan tangan suaminya dan beranjak bangun untuk mencari Sena, Wulan dapat melihat dari celah dapur kalau Sena sedang berada di rumah belakang bersama Dania, pantas saja Anjani dan Rama sangat dekat dengan Dania, wanita itu sangatlah keibuan walaupun sebenarnya dia belum memiliki anak sendiri. Wulan ikut bersedih melihat ketulusan dari iparnya yang tidak dapat diragukan, mungkin jika dia jadi Dania dia tidak akan kuat untuk seperti itu.
"Kok udah bangun?"
"Eh?" Wulan tersentak saat Darsa ada dibelakangnya
"Mamah melamun ya?"
Wulan hanya terdiam, ekspresi sedihnya tidak dapat dia sembunyikan dari Darsa
"Yah.."
"Kenapaa?"
"Mamah pengen nangis."
"Pengen nangis kenapa?" Tanya Darsa kebingungan melihat Istrinya yang berkaca-kaca
"Kok Dania bisa setegar itu sih Yah? Dia bahkan menemani Mama dan Nita lahiran juga, bantu jaga anak - anak, kenapa dia bisa tulus sekali? Padahal sampai sekarang dia sendiri belum diberikan keturunan." Ujar Wulan terbawa perasaan, membuat Darsa tersentuh, jarang dia melihat istrinya seperti ini
Memang benar yang dikatakan Wulan kalau adik perempuan Darsa itu wanita yang tegar, walaupun diawal pernikahan dia sangat terpukul saat menantikan buah hati namun Darsa juga sangat mengagumi sang Adek yang begitu tabah sampai di tahun kelimabelas belum mendapatkan keturunan.
Darsa mendekap Wulan yang masih menangis sesenggukan
"Kita doakan saja ya yang terbaik buat Dania sama Wito, semoga Allah memberikan yang terbaik untuk mereka." Jawab Darsa seadanya semabri mengelus punggung istrinya
"Tumben baper sampai nangis sesenggukan seperti ini. Jangan-jangan..."
-°-°-°-°-
S
etelah sholat magrib Darsa dan Wulan mengajak Sena untuk mengunjungi rumah Mbah Jati dan mencoba jajanan angkringan milik Rian yang baru dibuka malam ini, letaknya memang tidak jauh dari rumah namun lebih ke pinggir jalan raya yang juga menyajikan berbagai macam minuman kopi disana.
"Ayah pedas kan bakarannya?" Tanya Wulan saat memilih berbagai macam sate menu bakaran
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Mas Darsa
RomanceCerita ini berbau dewasa (18+) (Duda series kedua setelah cerita Unexpected Love) ***** Wulandari Pramita seorang guru sekolah dasar yang di usia ke dua puluh enam tahun ini belum juga berkeluarga. Kedua orang tuanya sudah tidak tahu lagi bagaimana...