Extra Part

17.3K 643 49
                                    

Dikala cinta berakhir dengan luka
Dikala tawa berakhir dengan tangis
Dikala kebahagiaan berakhir dengan derita
Disinilah aku hidup dengan penuh nelangsa

Berharap masih ada asa yang mau ku perjuangkan
Namun sepertinya tak ada lagi asa untuk ku labuhkan
Ku coba melawan arus dan menangkal tombak yang kembali tertancap di relung hati
Namun tetap saja
Hatiku tak bisa berpaling
Karena aku dan kamu seperti kisah romansa tragis yang tak bisa di pisahkan

------


Awan hitam serempak menampakan keangkuhannya dan aku disini hanya bisa menatap lekat pemandangan yang selalu membuat hatiku terisis perih.

"Aku merindukanmu, apa kamu juga merindukanku?" Pria itu meremas dadanya yang terasa sesak.

"Ataukah kamu membenciku nak?" Tanyanya lagi yang jelas ia tahu jika pertanyaan yang selama ini ia lontarkan kepada batu nisan hanyalah kesia-siaan.

"Maafkan aku yang belum sempat menjadi Daddy yang baik untukmu." Pria itu menunduk dalam, air matanya pun mengalir deras bayangan masa lalu yang menyakitkan kembali mengoyak hatinya memperjelas rasa sakitnya.

"Ka____kamu...!" Suara yang sangat ia kenal menyadarkan dirinya dari bayangan masa lalu.

Pria itu menyeka air matanya sebelum berbalik menghadap wanita yang selalu ia rindukan siapa lagi jika bukan sang pujaan hatinya ya dia Kenzie Wirawan wanita yang sudah ia hancurkan lahir batinnya.

Wanita dengan perut buncitnya kini hanya diam kaku bahkan begitu nampak jelas ketakutan dimatanya.

"Hai apa kabar?" Sapanya dengan tatapan rindu meski ia sering diam-diam menguntitnya dari jarak jauh namun rasa rindu ini sukar untuk di hilangkan.

"Kenapa kamu disini?" Kenzie balik bertanya.

"Aku hanya mengunjungi anakku." Ucapnya santai namun tidak bagi Kenzie, rasa takut membuatnya waspada pada pria bajingan di hadapannya ini.
Meski wajah Kenzo banyak perubahan tapi Kenzie masih bisa mengenalinya.

"Apa kamu takut?" Tanya Kenzo.

"Tidak!!" Namun tidak dengan kepala Kenzie yang mengangguk membuat Kenzo tersenyum. Tak ada yang berubah dari Kenzie, wanita itu tak bisa berbohong pikirnya.

"Maaf sudah membuatmu takut." Kenzo hendak pergi namun pergerakan Kenzo sontak membuat Kenzie ikut memundurkan langkahnya dengan tangan memeluk perut buncitnya.

Kenzo menatap Kenzie lalu tersenyum manis padanya.

"Padahal aku ingin bertukar cerita denganmu tapi sepertinya kamu sangat takut padaku." Kenzo diam sejenak sebelum kembali berkata.

"Aku sangat senang karena kamu masih mengenaliku Zie." Ya beberapa bulan yang lalu Kenzo bertemu sahabatnya dan membantunya untuk menghilangkan bekas luka bakar karena kecelakaan dulu.

Kenzo melangkahkan kakinya namun suara Kenzie menghentikan langkah Kenzo.

"Jangan mendekat." Kenzie merutuki dirinya karena ia menyuruh Alvaro menunggunya di dalam mobil.

"Zie, tidak bisa kah kita berdamai dan melupakan masa lalu kita hmm,,?" Ucap Kenzo dengan wajah memelas namun Kenzie menggeleng kuat.

Bertahun-tahun Kenzo tak ada kabar berita dan sekarang pria itu menampakan dirinya dengan wajah yang sangat berbeda membuat Kenzie berpikir negatif terhadapnya.

Jangan salahkan otak Kenzie yang selalu berpikiran buruk pada pria di  hadapannya ini karena Kenzo sendiri yang mematahkan kepercayaan Kenzie bahkan ia sudah memberikan kesempatan berkali-kali pada Kenzo namun pria itu tak berubah sedikitpun. Kenzie tak mengerti kenapa ada orang keras kepala seperti Kenzo, meminta maaf lalu dengan mudahnya pria itu mengulangi kesalahan yang sama, haruskah ia mempercayainya? Tidak, tidak segampang itu untuk mempercayainya kembali, cukup di masa lalunya saja Kenzie tak ingin terjatuh di lubang yang sama.

Yang TertinggalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang