Part 10

32K 1.4K 24
                                    


"Niat kedatangan saya kemari ingin melamar anak sulung anda, saya harap tidak ada penolakan!" Katanya dengan sedikit ancaman. Rendy memang sedang menjalin kerja sama dengannya jadi ia sangat yakin jika dirinya di terima.

"Oh sudah pasti saya menerima lamaran anda. Saya akan bicarakan ini pada anak saya dan saya harap di segerakan niat anda." Ucap Rendy dengan senyuman merekah.

Kenzo hanya mengepalkan tangannya karena yang melamar kekasihnya adalah Alvaro Mahardika rivalnya.

"Jangan harap lo bisa memilikinya, Kenzie hanya milik gue tidak akan ada satu orang pun yang bisa memilikinya." Geramnya dalam hati.

Mata Kenzo dan Alvaro saling bertatapan sengit. Kenzo menatapnya seakan-akan ingin memakan orang di depannya tapi tidak dengan Alvaro yang tersenyum meremehkan.

"Assalamu'alaikum,,," Salam Kenzie seperti biasanya hanya mengangguk kepada orang di ruang tamu tanpa melihat satu persatu lalu ia melanjutkan langkahnya.

"Kenzie,," Panggil Rendy yang menghentikan langkah Kenzie.

"Iya yah,," Kenzie berbalik menatap ayahnya dengan was-was.

"Kemarilah ada yang ingin ayah sampaikan,,," Ucapnya dengan lembut tidak seperti biasanya.

Yang langsung di angguki Kenzie lalu berjalan ke arah ayahnya. Kenzie merasa heran karena baru kali ini melihat sikap ayahnya begitu lembut tapi hati kecilnya selalu mengingatkan Kenzie agar tidak terbuai karena di balik itu semua Kenzie pastikan ada sesuatu yang di rencanakan keluarganya.

"Perkenalkan ini Alvaro Mahardika teman bisnis ayah, tujuan Alvaro kemari ingin melamarmu ayah harap kamu menerima dan tidak mengecewakan niat baiknya!" Pungkas Rendy.

Kenzie menatap ibunya yang hanya diam tanpa ekspresi lalu menatap Alvaro yang membalas menatap Kenzie dengan senyuman manisnya yang terakhir Kenzie menatap pasangan yang sangat serasi ia iri melihat pemandangan di depannya itu. Kenzo balik menatap Kenzie dengan tatapan tajamnya Kenzie pun memutuskan kontak mata lalu kembali melihat sang ayah yang menunggu jawabannya.

"Saya terima lamarannya!" Katanya dengan kepala menunduk.

Ayah Kenzie pun menyambutnya dengan gembira dan meminta Alvaro untuk mempercepat pernikahannya. Alvaro pun menyetujuinya ia akan membawa keluarga besarnya untuk mengadakan pertunangan terlebih dahulu sambil mengurus keperluan pernikahannya nanti. Ia ingin acara pernikahannya dua kali lebih meriah dan mewah dari pada pernikahan Kenzo kemarin.

Kenzie berpamitan untuk kekamarnya ia tidak memperdulikan apa yang di bicarakan ayahnya bersama pria yang baru di kenalnya beberapa menit yang lalu.
Tatapan tajam Kenzo pun tak lepas dari Kenzie yang terlihat sangat jelas di mata Alvaro ia menyunggingkan senyuman evilnya rencana untuk menghancurkan Kenzo selangkah lagi Alvaro tidak sabar untuk melihat kehancuran seorang Kenzo.

Kenzie mengunci pintu kamarnya kakinya tiba-tiba melemas ia terduduk di lantai memegang jantungnya yang berdegup kencang.

"Jika memang ini yang terbaik untuk hamba mudahkanlah ya Rabb." Gumam Kenzie.

Kenzie berharap Alvaro bisa mengubah nasib buruknya dan melepaskan dirinya dari belenggu kesakitan tak kasat mata yang di ciptakan oleh keluarganya sendiri.

Jika cinta akhirnya hanya menyakiti hati Kenzie lebih baik tidak mengenal rasanya jatuh cinta. Ia ingin di cintai dan di perjuangkan tapi apakah ia tidak layak merasakan semua itu sampai cinta itu pun merusak kepercayaan dan menghancurkan hatinya.

Apakah keputusan Kenzie sudah benar atau semakin menjadi buruk Kenzie pasrah ia tidak bisa mundur lagi ia hanya meyakinkan dirinya jika Alvaro adalah orang baik yang di kirim Tuhan untuknya.

Yang TertinggalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang