Part 41

18.3K 958 35
                                    

"Kita bangkrut kau sungguh tak berguna, apa yang kau lakukan di Jerman hah?" Suara tinggi Evan ayah Kenzo menggema di ruangan kerja ayahnya.

Kenzo hanya diam entah ia tak peduli lagi dengan perusahaan dan mungkin saja akan di depak dari jabatannya. Yang ada dipikirannya hanya Keanu putra yang selama ini ia sia-siakan.

Evan lagi-lagi menghembuskan nafas berat menatap putranya yang kini hanya menampakan wajah tenangnya sungguh membuat Evan geram. Dimana otak pintar anaknya kenapa tak ada usaha sedikitpun untuk mempertahankan perusahaan yang dirintis orang tuanya.

"Apa kau tidak merasa bersalah hah?"

Kenzo berdecak seakan-akan menantang sang ayah lalu mendekati meja Evan dengan santai tangannya mengambil sesuatu di dalam saku dan di letakkannya di depan Evan yang menatap Kenzo dengan kening mengerut. Tanpa kata Kenzo melenggang pergi mengabaikan tatapan murka Evan.

"ANAK SIALAN BERANINYA KAU MENGABAIKAN PAPIH HAH!!" Teriak Evan sampai terdengar di lantai bawah.

Kenzo hanya tersenyum puas sekali lagi ia tak menyesal jika harus hengkang dari perusahaannya, ia sudah sangat muak dengan hidupnya yang selalu di atur oleh sang ayah sampai rumah tangganya pun ayahnya selalu ikut campur.

Ia tak peduli lagi dengan ancaman sang ayah sudah cukup dirinya menjadi boneka ayahnya yang selalu menuruti apa yang Evan mau. Sekarang Kenzo ingin mencari kebahagiaannya sendiri bersatu kembali dengan Kenzie itu impiannya sedari dulu apalagi kini sudah ada Keanu yang membuatnya mempunyai kehidupan lagi. Ya Keanu adalah alasan dan harapan satu-satunya. Kenzo berharap dunia kan berpihak kepadanya agar ia bisa menebus dosa atas kesalahannya dulu.

Evan langsung membuka file yang ada di flashdisk yang di berikan Kenzo tadi sontak ia membulatkan matanya ia tak percaya apa yang di lihatnya.

"Brengsek... Jadi selama ini,,,, !!" Evan merasa tertipu karena selama ini ia selalu berpihak padanya.
Bahkan orang-orang yang di percayainya berani menusuknya dari belakang.

Tangan Evan terkepal kuat matanya memerah menandakan ia sangat murka dengan apa yang baru saja ia ketahui.

*
Di tempat lain Kenzie sedang merengek kepada Rasya tapi sedari tadi hanya hembusan napas yang Kenzie terima sungguh ini sangat menjengkelkan.

"Kak ayolah kita tak perlu ke rumah sakit. Aku baik-baik saja lihatlah."

"Kita sudah sampai ayo turun." Seakan Rasya tak mendengar rengekan Kenzie, Rasya membantu Kenzie turun dari mobil lalu menggandeng tangan Kenzie memasuki rumah sakit.

Tanpa ketuk pintu terlebih dahulu Rasya langsung medorong pintu dengan sedikit kasar.

Braaaakkk....

Sontak membuat orang yang di dalam kaget.

"Sialan tidak bisa kah anda ketuk pintu terlebih dahulu hah?" Ucap seorang pria tampan yang sedang memangku seorang wanita dengan perut buncit, pria tampan itu menatap jengkel kearah Rasya yang sedang memamerkan senyum tanpa dosa.

"Sorry bro sengaja!" Ujar Rasya dengan cengiran lalu menarik tangan istrinya duduk di sampingnya.

Wanita yang ada di pangkuan pria itu berusaha melepas tangan kekar yang melingkar di perutnya tapi alhasil yang di dapat hanya tatapan tajam serta geraman yang tertahan.

"Lepaskan, aku malu." Ucapnya menunduk.

"Tidak perlu malu aku hanya ingin membuatnya iri dan diamlah kamu membuatnya terbangun jika terus bergerak!" Ujar pria tampan itu seraya mengedipkan matanya pada sang istri. Ya ia sangat tahu perjalanan cinta pria di hadapannya ini dan itu membuat dirinya gemas karena baginya itu terlalu pengecut meski tak beda jauh dengan dirinya dulu.

Yang TertinggalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang