Part 43

18.6K 985 75
                                    

"Aku mau pulang!!" Ucap Kenzie dengan raut wajah yang tidak bisa di katakan baik-baik saja. Matanya membengkak karena menangis di kamar mandi sampai ia lelah sendiri.

"Tidak, kita akan menginap disini aku gak mau membawamu pulang dalam keadaan seperti ini. Aku gak mau putra-putraku khawatir dengan mommynya." Ujar Rasya sesantai mungkin. Meskipun ia sangat kasihan kepada istrinya dan rasa bersalah pun masih memenuhi relung hatinya.

Kenzie mendelik tak suka dengan ucapan Rasya. Ini bukan Rasya yang Kenzie kenal.

"Aku sudah menelpon Alvaro dan daddy untuk menjaganya dan mereka tidak keberatan." Katanya lagi sukses membuat Kenzie kesal dengan suaminya.

Kenzie berharap setelah melihat wajah polos putra-putranya bisa melupakan kejadian barusan tapi lihatlah Rasya dengan angkuhnya tak membiarkan ia pulang.

"Kakak egois." Air mata Kenzie tumpah kembali membanjiri pipinya.

Rasya mendekat lalu memeluk tubuh Kenzie yang bergetar karena tangisan. Perlahan-lahan Rasya menciumi wajah Kenzie dan berakhir melumat bibir Kenzie. Kini ciuman Rasya menuntut tak peduli dengan penolakan Kenzie.

"Kak!!" Kenzie melepaskan ciuman Rasya dengan sangat kasar.

"Kenapa kakak jadi begini?" Lirihnya.

"Aku mau hak ku, aku tak ingin mendengar penolakan!" Rasya tak menjawab pertanyaan Kenzie. Ia mengucapkan tanpa memberikan Kenzie kesempatan bicara.

Kenzie hanya pasrah dengan apa yang di lakukan Rasya. Air mata menjadi saksi keegoisan Rasya malam ini.

Ya Rasya terpaksa melakukannya anggap saja dia pria egois tapi hanya dengan cara ini untuk mempertahankan Kenzie. Rasya tak mau di tinggalkan lagi, Kenzie hanya miliknya dan takkan ada satu pria pun yang bisa mendapatkan Kenzie termasuk Kenzo sekalipun.

"Aku mencintaimu Zie, sangat mencintamu maafkan aku telah memaksamu melakukan ini." Bisiknya lalu Rasya memeluk Kenzie dari samping setelah pergulatannya tadi.

Rasya mengelus perut rata Kenzie dengan lembut dan berdo'a agar benihnya cepat tumbuh.

Kenzie tak menanggapi ucapan Rasya, malam ini hatinya kembali terluka air matanya terus mengalir meski ia sangat lelah, ya lelah dengan takdir yang terus mempermainkan hidupnya.

Kebahagiaan yang baru saja Kenzie rasakan kini telah berakhir dengan air mata kesakitan.

"Tidurlah, aku takkan biarkan kamu pulang besok atau besoknya lagi jika keadaanmu masih seperti ini Alvaro dan daddy pasti tak keberatan menjaga dua jagoanku, aku juga tak keberatan mengurungmu di kamar hotel ini." Ucapnya lalu mengeratkan pelukannya pada Kenzie.

Kenzie melepaskan tangan Rasya yang melingkar di perutnya kemudian berbalik menghadap Rasya lalu memukuli dada Rasya bertubi-tubi, ia menangis sekencang-kencangnya meluapkan rasa kecewa, kesal sekaligus marah pada Rasya yang bertindak seenaknya.

"Kenapa kakak melakukan ini padaku hiks,,"

Rasya menggenggam tangan Kenzie yang masih memukuli dadanya lalu menariknya melingkari perut Rasya. Rasya kembali mendekap Kenzie dengan membisikan kata-kata agar Kenzie tenang.

"Maafkan aku, aku mencintaimu. Aku tak ingin kamu meninggalkan aku Zie."

Karena lelah akhirnya Kenzie tertidur dalam dekapan Rasya. Ia berharap masih ada setitik kebahagiaan menghampiri hidupnya.

Rasya berkali-kali menghembuskan napas beratnya. Ia sadar jika apa yang ia lakukan sangat salah bahkan ia menyesal telah menemui Amora tapi ia juga tak bisa menghindarinya.

Yang TertinggalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang