Setelah menutup pintu Kenzie menghampiri Rasya yang masih menatapnya dengan tatapan tajam.
"Kak,, beri aku waktu untuk menjelaskan." Kenzie memegang lengan Rasya tapi beberapa detik kemudian Rasya menepisnya lalu berbalik melangkah mengabaikan Kenzie yang kembali terisak.
Kenzie menghapus air matanya ia tak mau di lihat anak-anaknya kemudian mengikuti langkah Rasya ke arah dapur. Mungkin saat ini putra-putranya menatap kedua orangtuanya bingung.
Tanpa jera Kenzie menghampiri Rasya dan memeluknya dari belakang tak menghiraukan suaminya yang sedang sibuk dengan bahan makanan.
"Maaf, maafkan aku kak, ku mohon jangan abaikan aku hiks,," Isakan Kenzie membuat tubuh Rasya ikut bergetar.
Rasya melepaskan pelukkan Kenzie membuat Kenzie mendongak dengan air mata terus mengalir membasahi pipi menatap wajah merah Rasya. Kenzie tahu jika Rasya sedang memendam amarahnya dan itu membuatnya takut.
"Cucilah mukamu aku gak mau anak-anak melihat kekacauan orangtuanya." Ucapnya datar lalu Rasya melanjutkan kegiatannya.
Kenzie menatap punggung Rasya sebentar lalu ia berjalan menuju kamar mandi dekat dapur. Sungguh hatinya sesak melihat suaminya mengabaikannya. Baru kali ini Rasya mengabaikan dirinya sungguh ini menyakitkan.
Cukup lama Kenzie di dalam kamar mandi meluapkan kekesalannya, menumpahkan semua air matanya namun seketika wajah sang ibu melintas di pikirannya membuat Kenzie gelisah sekaligus khawatir.
Setelah dirasa sudah puas, Kenzie mencuci muka meski sedikit matanya membengkak ia berusaha untuk tersenyum di depan cermin.
"Semua akan baik-baik saja Zie jangan khawatir kamu pasti bisa melewati hari ini." Gumam Kenzie menyemangati dirinya sendiri kemudian dengan berat hati Kenzie keluar dari kamar mandi menuju meja makan, disana sudah ada para jagoan yang sudah siap di meja makan sedang menunggunya.
"Mom, cepat kemari kita makan. Aku udah laper." Seru Ersya tak sabaran.
Kenzie duduk di tempat biasa di kursi samping Rasya, ia melirik wajah datar Rasya.
"Abang pimpin do'anya." Suruh Rasya yang langsung di angguki Ersya.
Dan mereka makan dengan tenang tanpa ada yang berbicara kecuali suara sendok yang bersahutan.
Kenzie menatap si kecil dengan kening mengerut merasa aneh karena Keanu hanya diam tak seperti biasanya makan dengan segala ocehannya meski di larang berbicara saat makan Keanu tak menghiraukan tapi sekarang lihatlah bocah kecil itu bahkan tak minta untuk di suapi.
Setelah selesai makan Kenzie membersihkan dapur dan mencuci piring, beberapa menit lalu Rasya mengajak putra-putranya ke kamar untuk tidur siang.
Dengan terburu-buru Kenzie menyelesaikan tugasnya di dapur kemudian beranjak menuju kamarnya ternyata Rasya sedang duduk di tepi ranjang tatapannya mengarah pada handphone yang ada di tangannya bahkan terlihat meremasnya.
"Kak,," Panggil Kenzie lalu mengunci pintu menghampiri Rasya.
Lagi-lagi Rasya mengabaikan Kenzie, Rasya masih menatap tajam pada handphonenya.
"Tunggu itu handphone miliknya kan?" Gumam Kenzie dalam hati lalu menatap Rasya yang kini rahangnya mengeras seraya meremas handphonenya entah apa yang Rasya lihat Kenzie sangat lelah jika harus memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi.
Rasya menatap Kenzie yang semakin mendekat ke arahnya dengan mata tajam. Kenzie yang di tatap pun merasa takut.
"Apa kamu masih mencintainya Zie?" Tanya Rasya dengan keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Tertinggal
General FictionSudah di campakan saat lagi sayang-sayangnya dan sang kekasih menikahi adik kandungmu sendiri. Bagaimana perasaannya???? Double kesialan. Itu yang dirasakan Kenzie Wirawan. Bukan hanya di campakan kekasihnya saja tapi ia juga tidak diharapkan dike...