Part 35

20.1K 1K 40
                                    

Kita bukanlah magnet yang saling tarik-menarik maupun tolak-menolak
Kau hanyalah seseorang yang sempat singgah
Dan pergi begitu saja meninggalkan luka
Terus apa yang harus ku pertahankan Jika kehadiranmu saja tak mampu mengobati luka yang sudah kau goreskan begitu dalam

-----

Kenzo telah sampai di Jerman dengan perjalanan yang cukup melelahkan sekarang ia sudah berada di rumah almarhum kakeknya yang sudah lama di tinggalkan tapi masih terawat.

Ia belum sempat menghubungi Lorenza karena mengejar waktu dan Kenzo melupakan putra kecilnya yang di tinggal begitu saja. Banyak pikiran di otaknya sampai ia melupakan keberadaan Arion, Kenzo tidak sempat pulang ke rumah karena dari kantor ia langsung ke bandara.

"Huffftt,," Kenzo menghembuskan napas lelahnya lalu berbaring di ranjang sampai terlelap.

Setiap malam Kenzo selalu di teror mimpi bocah laki-laki yang memanggilnya daddy tapi itu bukanlah Arion melainkan wajah Kenzo versi kecil.

Bertahun-tahun mimpi itu menemani malamnya dan Kenzo hanya diam menikmati panggilan daddy yang selalu bocah itu teriakan. Ada rasa getir di dalam hati melihat bocah kecil itu berlarian menjauhinya dan berteriak.

"Daddy,,,"

"Daddy jahat!!"

Ya kata-kata itu yang selalu di dengar Kenzo di dalam mimpinya, seperti kata-kata mantra yang membekukan  diri Kenzo kemudian menarik dan menjatuhkan Kenzo kedasar jurang dengan membawa rasa sesal.

Kenzo terbangun dengan napas tak beraturan dan keringat yang membanjiri tubuhnya.

"Siapa dia, siapa bocah kecil itu?" Gumamnya lalu tangannya meraup wajah.

"Lagi-lagi mimpiin bocah kecil itu, apa dia anakku dan Kenzie yang sudah meninggal tapi kenapa dia selalu mengatakan aku jahat padahal aku bukanlah orang yang membunuhnya. Apa karena aku tidak segera menolong Kenzie sampai anakku mengatakan jika aku ini jahat?" Kenzo bertanya pada diri sendiri ingatannya memutar kembali dimana Kenzie ketahuan hamil dan keluarganya menghakimi Kenzie tanpa balas kasih.

Rahang Kenzo mengeras mengepalkan kedua tangannya, andai saja Lorenza serta keluarganya tidak melakukan kekerasan pada Kenzie pasti anaknya sudah besar seperti di dalam mimpi tadi tapi sayangnya ia terlalu pengecut untuk mengakui atau sekedar menolong Kenzie yang sangat terpuruk waktu itu.

Kenzo menghembuskan napas beratnya ya dia menyesal sangat menyesal tapi nasi sudah menjadi bubur basi sampai ia tak bisa dinikmati lagi.

Kenzo termenung lalu beranjak dari ranjang ia butuh air untuk menyegarkan otaknya.

*

Di lain tempat seseorang dengan gaun malam yang nampak indah di tubuhnya terlihat sangat cantik dengan sinar rembulan berdiri di balkon memandang keindahan malam.

"Aku tak bisa Tuhan, aku tak bisa melakukannya. Maaf,,, maafkan aku sungguh aku tak bisa!!" Kenzie menunduk memejamkan matanya ia merasa sangat egois, rencana yang sudah ia susun sedari pulang kerja gagal total karena ia sendiri yang mengacaukannya. Kenzie sudah mencoba membuka hati untuk Rasya tapi lihatlah beberapa jam yang lalu ia berhasil mengecewakan orang yang sangat mencintainya dan menerima ia apa adanya.

Rasa sakit itu masih membekas di relung hati, Kenzie tak bisa memaafkan masa lalunya apalagi melupakan kesakitan yang sudah di torehkan begitu kejam, ia tak bisa mengikhlaskan dan merelakan begitu saja rasa sakit yang sudah mengakar dan membekukan hati Kenzie sampe ingin mengakhiri hidupnya.

Yang TertinggalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang