Part 18

25.1K 1.3K 51
                                    

Kadang aku tak membutuhkan seseorang karena sang mentari saja sudah menghangatkan
Kadang aku tak membutuhkan suara merdumu karena angin saja bisa membisikan kesejukannya.

Ah apalah aku,,
Aku hanyalah serpihan ranting yang tak di butuhkan
Keberadaanku hanyalah sampah dalam hidupmu

----

"Brengsek, gue tidak mau tahu lo harus temuin dia secepatnya kalau perlu suruh detektif andalan lo cari sampai ketemu tapi jangan sampai bokap gue tahu tentang hal ini." Kenzo menutup telponnya setelah mendapat kabar yang tidak di duganya. Feelingnya Kenzie tidak akan pulang ke rumah karena sudah pasti akan di amuk Rendy.

Ceklek...

Suara pintu mengagetkan Kenzo, ia hanya menatap sinis pada wanita yang sangat dibencinya namun ia tidak bisa menjauh karena Lorenza adalah istrinya meski ia selalu mengabaikan keberadaan Lorenza.

"Aku ingin biacara dengan mu." Ucapnya masih dengan wajah ketakutan.

"Mau ngomong apa lagi aku muak dengan mu!" Ujar Kenzo.
Lorenza terdiam menatap suaminya yang terlihat sangat marah padanya.

"Aku mau mengandung anakmu di saat itu juga aku akan berhenti bekerja dan akan jadi istri yang kamu inginkan." Ucap Lorenza dengan serius.

"Ckk menggiurkan sekali tawaranmu sayang, tapi sayangnya aku gak tertarik lagi dengan tubuhmu. Aku lebih baik membayar jalang untuk memuaskan hasratku dari pada bersentuhan denganmu, najiss!" Kenzo dengan kejam berkata tanpa memikirkan hati Lorenza lalu pergi ke kamar mandi, otak serta hatinya harus di dinginkan Kenzo menutup pintu kamar mandi dengan sangat keras.

Lorenza hanya menatap kepergian Kenzo yang sudah tak terlihat terhalang pintu. Hatinya sakit mendengar perkataan Kenzo, baru kali ini ia merasakan kesakitan yang begitu dalam tapi sialnya ia sudah jatuh hati pada suaminya sampai ia rela melakukan apa saja bahkan ia yang menghasut mertuanya demi bersama Kenzo.

Di lain tempat Kenzie bersama Rasya memasuki rumah megah tidak kalah megahnya dengan rumah orang tua Kenzie, jam sudah menunjukan tengah malam dan terpaksa Kenzie menginap di rumah Rasya untuk sementara waktu karena tidak mungkin ia mencari kontrakan malam-malam begini.

"Ayo masuk, jangan sungkan-sungkan kalau Ersya tahu kamu ada disini pasti seneng banget dia." Ucap Rasya bibirnya sedari tadi tersenyum entah apa yang membuatnya bahagia yang jelas sekarang hati dan jantungnya tidak bisa di katakan baik-baik saja.

Kenzie hanya mengangguk dan masuk mengekori Rasya yang sudah masuk ke salah satu kamar. Ia merasa aneh dengan kamar tamu yang sedang diamatinya sekarang, kamar ini begitu luas tidak seperti kamar di rumahnya. Kenzie masih tidak menyangka kamar tamu tapi seperti kamar utama di rumah ini. Apa semua kamar seluas ini pikirnya.

"Ehm,," Rasya membuyarkan lamunan Kenzie, Kenzie hanya tersenyum canggung karena ia seperti orang kampung yang baru pertama melihat kamar seluas ini. Tapi memang kenyataannya seperti itu.

"Apa kamu tidak suka dengan kamar ini? Ada beberapa kamar lagi jika kamu mau bisa pilih sendiri?" Tawarnya membuat Kenzie menganga dengan pertanyaan Rasya yang seperti menawarkan penginapan untuknya.

Kenzie langsung menggeleng menolak. Ia bukan lah tamu seistimewa itu sampai di perlakukan bak ratu.

"Tidak kak tapi kamar ini terlalu besar untukku." Ucap Kenzie seraya menunduk memainkan jari-jarinya.

Yang TertinggalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang