Part 9

26.4K 1.4K 46
                                    

Adzan subuh membangunkan Kenzie dari tidurnya hanya beberapa jam saja ia memejamkan mata.
Kenzie perlahan-lahan membuka matanya ia masih bingung dengan kejadian semalam benar atau hanya mimpi tapi tangan kekar yang melingkar di perutnya menjawab kebingungan Kenzie.

Kenzie melepaskan tangan kekar di perutnya dengan sangat hati-hati ia sangat takut jika kejadian semalam terulang kembali. Setelah terlepas dari pelukan Kenzo, Kenzie beranjak melangkahkan kakinya ke kamar mandi.

Beberapa menit kemudian Kenzie keluar dengan wajah segarnya ia segera melaksanakan sholat.
Di akhir sujudnya ia mengingat kejadian semalam dan membuatnya kembali menitihkan air mata meminta ampun pada sang Ilahi sampai akhir salam air matanya tidak bisa di bendung lagi Kenzie menangis tersedu-sedu.

Kenzo terbangun mendengar tangisan seseorang ia melihat Kenzie masih memakai mukna menangis di antara lututnya.
Sungguh pemandangan yang tidak pernah Kenzo inginkan.

Kenzo menghampiri Kenzie lalu memeluknya dari belakang membenamkan wajah di pundak kekasihnya.

"Maafkan aku Zie, maaf!" Kenzo merasakan tubuh Kenzie menegang. Kenzie berusaha melepaskan pelukan Kenzo tapi ia sangat lemah untuk melawan Kenzo.

"Jangan sentuh saya bajingan, saya benci kamu, lepaaass!! Kenzie masih berusaha melepaskan tangan Kenzo.

"Diamlah, aku tidak suka kamu bicara kasar seperti itu sayang!! Ucapnya lembut tapi setiap katanya Kenzo tekankan.

"Lebih baik kamu keluar dari kamar saya sebelum orang rumah tahu! Kenzie tidak mau dirinya menjadi samsak orang tuanya.

"Baiklah aku akan keluar!" Sebelum keluar Kenzo mengecup bibir Kenzie terlebih dahulu.

"Brengsek!" Ucap Kenzie yang masih dapat di dengar Kenzo. Tangannya menghapus bekas ciuman Kenzo di bibirnya dengan kasar.

"I love you too baby!!" Jawab Kenzo sambil berlalu melangkahkan kakinya keluar kamar dengan santuy.

Kenzo mengambil kunci cadangan kamar Kenzie lalu mengantonginya. Kenzo tersenyum devil membayangkan apa yang terjadi kedepannya banyak pikiran licik menghinggapi otaknya.

Kenzo kembali kekamar Lorenza, ia melihat istrinya masih tertidur pulas Kenzo duduk di sofa lalu membaringkan tubuhnya. Tubuhnya sangat lelah semalaman ia tidak bisa tidur karena selalu mendengarkan Kenzie mengigau seperti ada sesuatu buruk yang menimpanya membuat ia semakin penasaran dengan hidup yang di jalani kekasihnya itu.

Kenzie keluar kamar dengan langkah yang sangat pelan menuju ke arah dapur untuk menyiapkan sarapan. Hari ini Kenzie akan ke restoran menemui ayah Kenzo untuk berhenti kerja dan mencari pekerjaan baru. Kenzie merasa tidak nyaman kerja di situ karena Kenzo sering mampir ke restoran apalagi ayah Kenzo sudah mewanti-wanti Kenzie, itu membuat Kenzie yakin untuk berhenti.

Berbagai hidangan untuk sarapan pun sudah tersusun rapih dan seperti biasa Kenzie mengambil bagiannya ia akan membawanya untuk bekal nanti. Setelah di rasa cukup Kenzie menaruhnya di tempat biasa lalu kembali membereskan rumah tidak butuh waktu lama rumah telah bersih dan rapih Kenzie kembali kekamar membawa kotak makanan tadi ia masukkan ke tas lusuhnya. Kenzie mengganti pakaian memoleskan sedikit bedak bayi lalu keluar kamar bertepatan dengan Kenzo yang keluar dari kamarnya juga dengan pakaian santainya.

Mata mereka saling menatap tapi Kenzie terlebih dahulu memutuskan kontak mata lalu melangkah dengan terburu-buru belum sampai kakinya menginjakkan tangga lengan Kenzie di cekal oleh Kenzo. Hampir saja Kenzie kehilangan keseimbangannya karena Kenzo menariknya begitu kuat.

Kenzie menatap mata Kenzo dengan tatapan benci, kecewa serta takut menjadi satu. Kini kekasih yang di cintainya berubah menjadi pria brengsek yang sudah menghancurkan hati serta kepercayaannya, Kenzo berhasil membuat hatinya remuk redam.

Yang TertinggalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang